Bab 6

16.2K 2.3K 47
                                        

Kiandra tidak tahu apa yang ada dipikiran Kevin, setelah menatap shock kearahnya, Kevin tidak henti-hentinya mencuri pandang padanya. Tapi saat di tanya apa mereka saling mengenal, Kevin menjawab tidak. Entahlah seingat Kiandra, dia juga belum pernah bertemu dengan orang seperti Kevin dalam hidupnya. Tapi ada untungnya juga, karena Kevin yang mendadak tidak fokus setelah melihat Kiandra, kerjasama antar perusahaan mereka tidak jadi di batalkan.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, Reynan terus saja memuji dirinya sendiri karena berhasil mengalahkan Kevin. Kiandra memilih untuk diam saja tanpa berkomentar, karena tidak ada gunanya juga dia berkomentar.

"Karena aku sedang bahagia berhasil membuat cecunguk Kevin mengikuti mauku aku akan meneraktirmu makan siang." ucap Reynan.

"Terima kasih pak, tapi itu tidak perlu, saya bisa makan siang sendiri."

"Ya ampun bu Kiandra, saya itu atasan kamu loh, ganteng lagi, jarang-jarang saya mau mengajak seseorang makan siang tapi kamu dengan mudahnya menolak. Harusnya kamu menerima dengan senang hati, seorang direktur muda yang tampan seperti saya mau mengajak kamu makan siang."

Beruntung ponsel Kiandra berbunyi sehingga dia tidak perlu menanggapi ucapan narsis Reynan.

"Hallo assalamualaikum..." sapa Kiandra.

"Waalaikum salam Ki, boleh aku minta tolong?"

"Minta tolong apa Sa?" tanya Kiandra.

"Hari ini kedai sangat ramai dan 2 karyawanku tidak masuk kerja, jadi aku tidak bisa meninggalkan kedai. Bisakah kamu jemput anak-anak?"

"Lah, bukannya anak-anak biasanya pulang sore Sa?"

"Hari ini anak-anak tidak ada pelajaran mengaji jadi mereka pulang cepat, jadi bagaimana? Bisakan kamu jemput mereka lagian mereka pulang pas jam makan siang kantor."

"Ya udah aku akan jemput anak-anak dan sekalian mengajak makan siang bareng, kebetulan aku juga baru selesai meeting di luar."

"Kalau begitu terima kasih ya Ki."

"Tidak usah mengucapkan terima kasih, anak-anak kan anakku juga."

"Ya sudah kalau begitu, selamat bersenang-senang dengan anak-anak. Assalmualaikum..."

"Waalaikum salam..."

Kiandra menutup teleponnya yang langsung dihadiahi tatapan penasaran dari Reynan yang sejak tadi rupanya menyimak prmbicaraan Kiandra.

"Kenapa bapak melihat saya seperti itu?" tanya Kiandra risih.

"Hah?" tanya Reynan balik bertanya.

"Tadi siapa yang menelpon?" tanya Reynan lagi.

"Keluarga saya." ucap Kiandra singkat.

Reynan hanya mengangguk saja mendengar jawaban Kiandra.

"Pak bisa tolong turunkan saya xi halte depan saja, saya harus menjemput anak-anak saya." pinta Kiandra.

"Aku sedang tidak sibuk, bagaimana kalau aku juga ikut menjemput anak-anakmu?" tanya Reynan tiba-tiba.

"Tidak perlu pak, saya tidak ingin merepotkan anda. Turunkan saja saya di depan."

"Tidak merepotkan sama sekali kok, lagipula aku sudah janji mentraktirmu makan siang, jadi ayo kita makan siang setelah menjemput anak-anakmu, tenang saja aku akan menteraktir mereka juga."

"Tidak perlu pak, saya bisa menjemput anak-anak saya sendiri." tolak Kiandra.

"Sudahlah tidak usah menolak kebaikan hati saya, jarang-jarang loh saya baik hati kayak gini. Lagipula gak enak rasanya pulang sendirian disaat kita berangkat berdua sebelumnya."

MAKRAME (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang