Senja

49 6 0
                                    

Senyum langit meredup
Mentari perlahan terlelap
Angin lukiskan keabadian
Luka dalam tawa menggebu bak keindahan

Harum jingga semerbak
Menggelitik bulu hidung perlahan
Jika mungkin kutebak
Akankah kau menghilang dalam gelap malam?
Akankah rindu ini makin beradu?

Jika mentari terlahir bagai bulan
Mungkinkah bintang kan hilang? Akankah kau demikian?

Satu pertanyaan..

Senja itu siapa?

Kaukah yang datang dan pergi disaat yang tepat?
Diakah yang hinggap bagai lalat? Atau...
Mereka yang bergerombol layaknya lebah?

Jawabannya ada disini!
Dalam dirimu
Dan hanya kau yang faham

Tak perlu orang lain artikan
Ah, baiklah
Coba renungkan!

Pikirkan orang yang kau sayang dalam diam
Ia datang saat kau butuh
Melukis cerita bak samudera nan luas
Merangkai tawa dengan tangan ahlinya

Ia yang kau anggap senja
Datang sementara menuju kegelapan
Sunyi.
Hening.
Hanya nafas pepohonan datang menerpa

Mungkin ia tau
Mungkin juga tidak
Itu tak masalah bukan
Jadikanlah pelajaran
Bukankah itu sungguh berharga
Jarankan emas, diamond saja tak mampu menandingi

Dan taukah?
Kehadiranmu berharga
Walau sementara

Tak lama jua
Hanya... Hitungan hari saja
Tapi..
Kaulah yang mengajarkan segalanya, Senja..

Darimu aku tau
Luka memang pedih
Namun, tak sepedih yang dirasa.
Jika kau pandai tentunya

Harga termahal adalah diri
Sekali terjatuh, kian sirna

Kau mengindahkan segalanya
Menghargai ciptaan sang Maha Agung
Tak pandang bulu
Tak pandang rupa
Karna mereka sama

Ini buruk atau tidak

Jujur..

Aku tak tau
Tak mau tau
Takut, jika itu menyakitkan

Labil memang
Childish pula
Tapi, bagaimana lagi?

Kau tak katakan
Membisu.
Merahasiakan.
Entahlah...

Biar beradu dalan gelap malam..

(Symphony jeritan hati)

Pena Dalam Gelap [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang