Ice Cube

23 3 7
                                    

Rayi menyuapkan sesendok nasi goreng milik Fera ke mulutnya sendiri ketika Rei masuk ke dalam kelas nya dan mengajak Dhoni untuk pergi ke kantin. Padahal bel masuk kelas setelah istirahat sudah berbunyi dua menit yang lalu.

Rayi mencoba bersikap biasa. Ia membuka salah satu game di ponselnya untuk mendistraksi pikirannya karena sejak Rei masuk, Rayi tidak bisa bersikap biasa saja.

"Dhon, yaelah. Temenin ke kantin," pinta Rei untuk ketiga kalinya.

Lalu ketika Rayi menyentuh layar ponselnya untuk mendapatkan koin di game Restorannya, Rei bersuara kembali.

"Main game mulu lo."

Dan Fera yang berada di samping Rayi seketika menoleh, "dia ngomong ke lo?"

Rayi tertawa sumbang, "ngigo kali. Ke Dhoni paling."

Tetapi, ketika Rei berbicara kembali untuk mengajak Dhoni, Ale ataupun Rivo ke kantin, Rayi menjawabnya dengan tidak peduli.

"Rei lo mau ke kantin?" tanya Rayi tidak memperdulikan degupan jantungnya.

Karena ia benar-benar ingin es batu.

Rayi terbiasa memakan es batu setelah makan.

Rei menoleh ke samping kanan lalu menjawab, "iya, emang kenapa?"

Rayi menarik nafas dengan samar sebelum menjawab, "gue nitip milo dong es batu nya banyak, gak pake gula dan airnya dikit aja."

"Gue aja belom ada temen buat ke kantin," balas Rei melihat teman-temannya satu per satu.

"Bilang aja es nya buat Rayi gitu, nih uangnya," ucap Rayi lagi sambil memainkan ponsel, ia tidak mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan Rei karena degupan jantungnya mengisi telinganya.

Rei menatapnya sebentar, "mending lo ke kantin bareng gue."

Rayi seketika mengangkat wajahnya dari ponsel, "hah?"

"Ayok ke kantin bareng gue."

"Si Dhoni emang gak mau? Ale, lo gak mau? Rivo?"

"Udah ayo lah, keburu guru masuk, lo gak mau ketinggalan kan?" ucap Rei sembari berjalan ke arah pintu.

Rayi menghela nafasnya, bukan itu masalahnya. Rayi hanya tidak tahu lagi bagaimana menanggulangi degupan jantungnya ini.

"Emang lo mau ngapain?" tanya Rayi sembari berjalan ke arah pintu.

"Makan."

"Eh, yaudah gue ambil hape dulu, masa nanti gue cuma ngeliatin lo makan doang," kata Rayi sembari memutar tubuhnya.

"Ya emang kenapa? lo liatin gue aja makan. Gak keberatan kok gue."

FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang