"Enggak usah, gue enggak mau ngerepotin orang lain, lagi pun gue udah pulang sama Caitlin" jawab Shena buru-buru. Ia tau jika ia menerima ajakan Nochol, itu sama saja dengan menceburkan diri ke dalam sumur berisi ribuan ular berbisa.
"Sama sekali enggak ngerepotin kok, gue malah seneng bisa pulang bareng lo. Pokoknya pulang sekolah bareng. Oke? See you!" sahut Nichol dengan seulas senyum tersungging di bibirnya dan kembali ke tempat duduknya.
Triiinngggg triiingggggg
Bel panjang tanda jam Sekolah Telah Usai hampir seluruh siswa di SMA 115 berlarian menghambur kelas.
Nichol menghampiri Shena "gue tunggu depan kelas"
"Cait gimana dong nih" tanya Shena bingung. Gadis itu bingung harus bagaimana. bukannya Shena tidak mau pulang bersama Nichol tapi Shena takut dengan gosip yang nantinya akan beredar. belum lagi jika hal ini akan membuat Shena merasa bersalah pada akhirnya
Caitlin menjawab " pulang bareng sama dia lah! susah banget sih, lo enggak usah mikirin yang aneh-aneh Shen, mungkin Nichol cuma mau temenan sama lo. lagipun menurut gue Nichol nggak doyan Cewek tukang ngelamun kaya lo"
Shena tertawa datar
"jahat ya lo jadi teman Yaudah deh gue balik bareng dia karna terpaksa" jawab Shena pasrah seraya bangkit dan berdiri.
Begitu Shena keluar. Nichol langsung menghampirinya
"Shen, gue duluan yah" pamit Caitlin
"Iya lo hati hati ya Cait" Sahut Shena lemas
Caitlin melambai dan langsung membalikan badan dan menjauh
"Mau langsung pulang atau mampir dulu?" Tanya Nichol sambil menyunggingkan senyumnya
"Langsung pulang aja"jawab Shena datar seraya berjalan menuju tempat parkir.
Nichol berjalan di samping Shena. Dan tidak menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Shena.
******
"thanks . lo udah nganterin gue pulang"
"Iya, sama-sama," sahut Nichol kalem.
Shena melepas sabuk pengamannya. "Lo mau mampir dulu?"
Sebenarnya hanya untuk sekadar berbasa basi. Tapi semoga saja Nichol menolak. Karena entah rasa bersalah sebesar apa yang akan ditanggung Shena nantinya jika ia membiarkan Nichol lebih dekat dengannya satu langkah lagi.
Nichol mempertimbangkan usul Shena.
Lalu akhirnya menggeleng dengan ekspresi menyesal.
"Makasih. Tapi mungkin lain kali. Soalnya gue harus nemenin adik gue belanja, " sahut Nichol
dengan wajah mengernyit ngeri. Seolah-olah ada hal buruk yang sedang di pikirannya.
Mau tak mau, Shena tertawa melihatnya. Wajah tampan Nichol jadi terlihat sangat lucu. Padahal seharusnya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan Nichol karena dia pemegang sabuk hitam karate. Ditambah senyum mautnya yang bisa melelehkan hati gadis mana pun. Tapi ternyata keahlian serta kelebihan itu tidak berguna jika Nichol sudah berhadapan dengan adiknya.
"Tampang lo jadi mirip Dyo. Dyo juga selalu begitu setiap Renata ngambek. Kayak dunia bakal kiamat aja, " komentar Shena geli.
Nichol ikut tersenyum dan menatap Shena. Wajah cantik gadis di hadapannya sedikit bersinar. Matanya juga memancarkan sedikit binar yang selama ini tak pernah dilihat Nichol. Senyumnya terukir manis seperti melukis warna pelangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love & Jefri Nichol
RandomShenina Syalawita Cinnamon mempunyai hidup yang hampir sempurna. Namun yang sebenarnya terjadi adalah Shena mencoba berusaha sekuat tenaga, untuk mengubur dan menghindari satu kenyataan yang selalu menghantui kehidupannya, yang telah melukai hatiny...