5- Janji Nichol

2.5K 114 4
                                    


"Nih Nich, minumnya," ujar Shena.

Nichol tersentak kaget hingga mundur beberapa langkah ke belakang dan menoleh ke arah Shena.

"Ya ampun, Shen. Ngagetin aja sih," sahut Nichol.

"Lo sih ke enakan ngelamun," kilah Shena seraya menyodorkan minum kepada Nichol

Gadis itu sebenarnya bingung, kenapa Nichol sampai bisa begitu terhanyut melihat foto keluarganya?

"Shen, ini kakak lo?" tanya Nichol sambil menunjuk seorang cowok yang berdiri merangkul Shena di sebuah taman.

"Iya," jawab Shena pendek.

"Terus yang satunya lagi siapa?" tanya Nichol tegang. Shena tersentak kaget.

"Shena? Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Nichol lagi.

"Eh iya, nggak apa-apa kok. Lo nanya apa tadi?" sahut Shena bingung.

"Itu siapa?" tanya Nichol sambil menunjuk seseorang yang berdiri disamping Shena.

"Pacar gue. Tapi dia udah meninggal." jawab Shena sedih. Suaranya bergetar.

"Shen, sorry ya. Gue nggak maksud. . ujar Nichol buruburu.

"Nggak. Nggak apa-apa kok. Gue udah biasa." sela Shena sambil berusaha tersenyum. Meskipun nada suaranya dipaksakan ceria, nada sedih itu tetap tak bisa disembunyikan Shena. Matanya kembali kosong, dan bahkan kini tercetak dengan jelas kesedihan yang mendera Shena, membuat Nichol semakin tersiksa.

"Kita ngobrol di taman belakang aja yuk," ajak Shena. I

Nichol mengangguk sambil berusaha menyunggingkan senyum yang wajar. Namun tetap ada sesuatu yang memaksa keluar, jauh dari dalam lubuk hatinya.

***

"Thanks, Shen!" teriak Nichol dari dalam mobilnya.

Shena hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mobil Nichol pun melesat keluar melewati gerbang rumah Shena.

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam.

Seandainya kamu ada di sini, batin Shena muram. Muncul bayangan seseorang dalam benak Shena.

Cepat-cepat dihapusnya bayangan itu. Karena dia tahu semakin lama bayangan itu muncul, semakin dalam
pula luka-Iuka di hatinya. Akhirnya Shena bergegas memasuki rumahnya.

***

nichol membanting pintu kamarnya. Wajahnya mengelam seiring dengan bertambahnya sesal didadanya. Dia sangat kalut, sangat bingung.

Apa yang udah gue lakuin?! Apa yang harus gue lakuin?! batinnya. Kekesalan Nichol memuncak.

"Arghhhhhhh Damn!" teriakan Nichol membahana di seluruh ruangan kamar, Kepalan tinjunya melayang ke arah cermin besar dikamarnya. Darah berkucuran keluar dari tangannya yang menghantam cermin. Sedetik kemudian air mata,penyesalan luruh membasahi wajahnya

****

Keesokan harinya ketika Shena tiba di kelas

"Shen, gimana? Kemarin gimana pulang bareng Nichol?" tanya Manda bersemangat begitu Shena duduk di sebelahnya.

Di depannya, Caitlin dan Karel sudah siap menunggu dengan semangat yang sangat berlebihan. Jelas saja bersemangat, karena ini pertama kalinya Shena bersedia pulang diantar cowok setelah kematian Nathan.

Jika sekarang Shena mau pulang bersama Nichol, bukankah itu sebuah awal yang baik?

"Nggak gimana-gimana. Biasa aja tuh. Memang kenapa?" sahut Shena datar.

Secret Love & Jefri NicholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang