06. Stalker 2

88 13 0
                                    

"Ngapain di lepas?"

Takk..

"Anjir sakit Ca" ringis Akbar kesakitan kepalanya dijitak Eca.

"Lagian lo udah tau, gue udah sedih" malah modus " ujar Eca.

"Uh.. Ngambek yakk" tanya Akbar sambil mencubit gemas pipi Eca.

"Bar lo gak sakit kan? "

"Kenapa? "

"Kok barusan lo pegang pipi gue sihh"

Blushing..

"Ciee.  Gitu aja blushing.. "

Eca menundukkan kepalanya dan memegang pipinya. Eca sangat malu saat Akbar mencubit pipi nya. Meskipun seorang Eca yang terbilang tomboi dan cablak, ia juga wanita yang saat malu pipi nya memerah seperti kepiting rebus.

Akbar mengeluarkan laptopnya. Ia duduk bersebelahan dengan Eca. Akbar fokus masih mengerjakan power point sedang Eca menguap sejak tadi karena malas menyerangnya.

"Bar ayo gantian, gue juga mau ngerjain " rengek Eca yang mulai capek.

"Bentaran Ca, lo bosan ya? "

"Heem Bar.. "

"Noh, gue punya ice cream di kulkas.. " seketika Eca melesat saat mendengar kata ice cream.

Akbar membulatkan matanya saat Eca kembali dengan membawa tiga bungkus ice cream dengan varian yang sama. Choco magma.

Akbar yang melihat Eca pun hanya bisa menggelengkan kepala. Ternyata cewek yang cukup populerpun, selera makannya boleh juga.

"Ca, tuh kan makannya cepetan dikit. Netes tuh ice creamnya. "

"Heheh iya, gimana ya.. " kemudian Akbar kembali dengan membawa tisu.

"Makasihh yakk.. "ujar Eca kemudian sambil tersenyum manis.

"Ca nih giliran lo, gue mau mandi dulu" dan dijawab anggukan oleh Eca, ia segera menyelesaikan makan ice cream nya.

Akbar turun dengan santainya. Ia memakai kaos polos hitam dengan jeans pendek selutut. Ia tampak sangat cool.

"Ca udah selesai.. "

"Udah, udah gue save juga kok Bar. Lo bawa ya soalnya gue lupaan. "

"Lo mau pulang" tanya Akbar yang melihat Eca mulai mengemasi barang" nya.

"Iya kenapa, lo masih kangen sama gue" ucap Eca sambil tertawa geli melihat ekspresi Akbar.

"Gue benernya mau tau lebih banyak tentang lo"

"Boleh kok lagian, gue juga udah bilang ke mama gue. Dan katanya jangan sampek jam 9"

"Nggak sampek dah"

"Terus kita ngomongnya dimana? "

"Di Taman belakang gue aja.. "

Sesampai nya di Taman belakang Akbar duduk berdampingan dengan Eca menghadap Taman luas yang dimilik Akbar. Tidak lupa membawa ice cream untuk dimakan Eca.

"Thanks, Bar" ucap Eca sambil membuka bungkus ice cream.

"Iya.. " jawab Akbar sambil mengacak rambut Eca. Entah sejak kapan Akbar mulai tertarik dengan gadis mungil di sampingnya ini.

"Ca kok lo frontal banget sih jadi cewek" Ujar Akbar memulai.

"Nih ya, gue udah frontal dari sononya. Lagian gue bingung sama orang orang kenapa coba gak harus apa adanya, semua orang berhak kan memperlihatkan hak bicaranya. Kenapa coba pake kode kode segala. Itu kan cuma buat komputer doang yakk" cerocos Eca dan Akbarpun tersenyum.

Frontal GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang