10. Late

100 8 2
                                    

Eca

Hujan datang menyapa rindu bumi..
Membalas bumi dengan tetes tetes nya yang sendu..
Menghapus semua jejak luka..
Memberi suara damai untuk bumi..

Hujan..
Kau datang tanpa isyarat..
Dan pergi setelah kau memberi jejak pada bumi..
Hadirmu untuk penghapus luka atau penambah luka..?
Kau mampu menyembunyikan luka dari tetes air mata yang menyatu dengan tetesmu...
Namun kau tak bisa menyembunyikan kenangan yang membekas olehmu...

Puisi yang gue tulis saat ini sepertinya itulah wakil dari hati gue. Entah untuk hari ini rasa sepi menyeruak dalam diri gue.

Gue duduk di perpustakaan. Sendirian. Sedang tidak ada pelajaran karena hujan.

Clekk...

Suara pintu membuat gue menoleh ke arah sumber itu. Gue dapat lihat gadis cantik dengan rambut tergerai tersenyum ke arah gue.

Ya.. gadis itu adalah Ara..

Gue pun membalasnya dengan senyum yang hangat pula.

"Lo kok disini?" Tanya gue.

"Gaboleh emang.?" Sahutnya

"Ya gapapa, ya kali gaboleh.." ujar gue sambil terkekeh.

"Lo sibuk apaan sih.."

"Gak ngapa ngapain.."

"Tuh apa tuh?" Tanya Ara dengan berusaha melihat kertas puisi yang gue tulis.

Gue bisa lihat mata Ara yang fokus membaca setiap untaian kata yang gue buat atas perasaan gue sekarang.

"Wihh.. lo bakat gitu.. bagus tuh."

"B aja sih." Ucap gue sambil terkekeh.

"Tapi gue tau. Maknanya, lo nggak galau kan?" Tanya Ara.

"Lo pernah tau emang Eca galau.." gue terkekeh.

"Awas lo kemakan omongan sendiri."

Dan gue balas dengan senyum ala kadarnya.

"Lo tau dalam puisi lo. Gue bisa cerita sedikit tentang hujan buat gue."

"Apa itu?"

"Lo tau hujan buat gue adalah pembekas kenangan gue."

"Lo punya kenangan tentang hujan?"

"Iya gue punya. Dan itu bakal muncul setiap hujan muncul"

"Apa gue bisa tau cerita lo?" Ujar gue yang terbilang penasaran.

Flasback on Ara..

"Lo mau pergi kemana.."
"Jangan tinggalin gue. Gue takut."

Tepat dibelakang gadis cantik itu sebuah tangan menutup matanya. Ia sangat jahil dan sengaja untuk menggoda gue.

"Gue gasuka gini. Gue takut."

Kemudian dari tangan tersebut merasakan tetes air mata dari gue. Ia pun langsung melepaskan tangannya dan menarik tubuhku menghadap dirinya.

Frontal GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang