Clouds

231 37 6
                                    

-Happy Reading-

Mega mentari tidak malu menampakkan sinarnya, menyinari dengan gagah meski terhalang gumpalan-gumpalan awan yang beriringan karena tiupan angin. Terik matahari sudah tidak bersahabat bila mengenai kulit ari, suara dengung mesin pendingin tidak luput dari pendengaran, pun keluhan yang berentetan keluar dari bibir mereka. Ya, itu yang terjadi di luar apartemen keluarga Byun, berbeda sangat dengan cuaca hati Nyonya Byun, bagai langit yang gelap gempita hanya menunggu hujan badai.

"Bu, aku lapar," Chelsea mengeluh sudah ketiga kalinya dan hanya di jawab gumaman kecil ibunya. Ibunya, Byun Min Young, sedari tadi hanya memandangi smartphone-nya tanpa bergerak sedikitpun dari tempat duduknya.

"Ibu, apa Ibu mendengar aku dan Chelsea meminta makan?" Jesper turut berbicara dan mengalihkan pandangannya dari mainan yang baru dibeli bersama ayahnya minggu lalu. And see, ibunya hanya menjawab dengan gumaman lagi.

"Ibu ...." Chelsea kini mulai merengek karena cacing dalam perutnya sudah berdemo.

Mendengar rengekan anak perempuannya, Min Young mengalihkan pandangannya kepada anak perempuannya kemudian menghela nafas berat, ia berdiri dari duduknya dan pergi ke dapur.

Chelsea dan Jesper berteriak girang sembari mengikuti langkah ibunya, "Akhirnya Ibu mendengar kita, aku ingin memakan nasi dengan telur yang memiliki mata, Bu." ujar Chelsea.

"Aku ingin ayam dengan nasi, bu!" Jesper turut berujar keinginannya. Namun, diluar dugaan mereka, ibunya sudah kembali lagi dengan snack ringan dan susu. Chelsea dan Jesper sontak diam di tempat memperhatikan ibunya, apa tidak salah ibunya membawa makanan itu? Padahal ibunya selalu melarangnya memakan makan beracun tersebut.

Mengerti kedua anaknya memandangi snack yang tengah dibawanya ia berucap, "Sementara kita makan seadanya dulu. Ibu malas memasak, jika kalian masih lapar ibu akan buatkan ramyeon."

Seharusnya Chelsea dan Jesper senang karena ibunya akan membuat makanan salah satu kesukaan mereka tetapi karena ucapan ibunya yang tidak disertai senyuman cerah seperti biasanya membuat mereka bungkam. Mie ramyeon adalah makanan yang paling dilarang sebelum snack ringan, mereka benar-benar berharap ibunya waras kali ini.

"Ehm, Bu. Apa Ibu oke?" tanya Jesper khawatir. Ibunya mengangguk dan menggumam lagi.

Chelsea mendekati ibunya yang tengah menaruh snack ringannya di meja ruang keluarga, kemudian Chelsea menyentuh kening ibunya dan membandingkan dengan keningnya. "Apa Ibu pusing?"

Min Young terkesiap kemudian menggeleng pelan, "Ibu oke, Chelsea-ya." Min Young tersenyum teduh, rupanya mereka paham apa yang dirasakan Min Young.

Chelsea mengangguk lalu tersenyum manis ke ibunya, "Jika Ibu pusing, Ibu tiduran saja di kamar." Min Young menggeleng sembari mengusap kepala Chelsea, "Ibu oke."

Mendengar Ibunya baik-baik saja, Jesper mengacuhkan keberadaan saudara kembar dan ibunya, ia mengambil satu bungkus snack wafer coklat dan satu kotak susu coklat. Jesper membawanya di depan televisi sembari menonton acara animasi kesukaannya. Dan tak lama kemudian Chelsea membawa makanan yang tidak jauh berbeda darinya, ibunya pun menyusul dengan makanan yang sama pula.

"Bu, aku tidak mau tahu jika Ayah marah dan aku akan menyalahkan ibu." Chelsea mengucapkannya sambil memasukkan snack ke dalam mulutnya.

"Kalian tahu, Nak. Ayahmu sedang menyebalkan, membuat Ibu tidak ingin melakukan apapun." Min Young mulai bercerita kegundahannya walau ia tahu percuma, mereka masih terlalu hijau untuk mendengar kebusukan ayahnya.

"Memang apa yang Ayah lakukan, Bu?" tanya Chelsea.

"Ayahmu sedang ada di luar kota selama dua minggu, dia tidak tahu betapa khawatirnya Ibu. Apakah Ayahmu sudah makan atau sekedar membersihkan diri? Dia terus bekerja, membuat Ibu gemas." terbayar sudah kekesalannya, Min Young sedikit bercerita kepada anak-anaknya. Menurut Min Young ini adalah salah satu kebusukan Baekhyun, karena bisa jadi Baekhyun memiliki selingkuhan hingga ia melupakan keluarga kecilnya. Ya, itu pikiran busuk Min Young. Eh, jadi siapa yang busuk disini?

"Telfon saja kan bisa, Bu. Ayah kan punya ponsel." celetuk Jesper tanpa mengalihkan atensinya.

"Sudah, tapi Ayahmu tidak mengangkatnya. Sekali mengangkat malah memarahi Ibu dan menanyakan kabar kalian melupakan kekhawatiran Ibu." Min Young mengingat jelas kejadian beberapa jam lalu kala Baekhyun di seberang sana memarahinya karena menelfon berkali-kali, Min Young memiliki alasan melakukannya hanya karena khawatir saja. Percayalah, itu hanya ucapan dustanya.

"Mungkin Ayah sedang kerja dan tidak suka Ibu cerewet." Chelsea berbalik menatap ibunya yang sedang menahan kesal hingga wajah putihnya berubah menjadi merah.

Min Young menatap balik Chelsea dengan semangat, eh bukan, dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun Min Young berceloteh panjang lagi. Sungguh, Chelsea tidak menggubris ia malah memutar badannya lagi melanjutkan menonton animasi di salah satu channel swasta.

"Nak, Ibumu ini khawatir tidak lebih. Ibu tidak mau Ayahmu menjadi kurus seperti tahun lalu saat pergi ke Jeju selama satu minggu dan bla bla bla ...." Chelsea benar-benar tidak menggubris terlebih Jesper yang sudah menghabiskan dua bungkus snack ringan. Bahkan rambut Chelsea dimainkan oleh ibunya untuk mengurangi kekesalannya -mungkin- dan Chelsea tidak ambil perduli, hanya sesekali menjerit karena salah satu rambutnya ditarik kesana kemari. Snack ringan yang tengah di makan si kembar membuat mereka tidak peduli dengan sekeliling.

Sepuluh menit kemudian, Min Young selesai dengan rambut Chelsea. Emosinya terbayar tanpa adanya korban, ia merebahkan badannya di lantai depan televisi alih-alih membersihkannya terlebih dahulu. "Ibu mengantuk, Chelsea-ya Jesper-ya. Ibu tidur sebentar yaa," ujarnya dan dibalas anggukan keduanya.

Baru saja mata Min Young akan tertutup sebelum kode apartemennya berbunyi setelahnya suara pintu terbuka, "Ayah pulang ...."

Chelsea dan Jesper mendengar suara ayahnya bergegas berlari sembari melempar sembarang snack yang berada di tangan mereka. "Yeay!!! Ayah pulang!!"

Detik selanjutnya mata Min Young terbuka sempurna, ia berdiri cepat mengabaikan rasa pusing yang dirasakan sebelumnya. Ia langsung bergerak secepat tikus buronan mengambil sampah dan memunguti remah-remah sisa snack, namun sia-sia sudah usahanya, Baekhyun tengah menatap nanar ruang televisinya dengan anak kembarnya yang berada di gendongannya.

"Ya Tuhan, Min Young!!!!!" dan Min Young belum siap mendengar teriakan, seharusnya ada ciuman panas selamat datang atau pelukan hangat. Sempurna sekali hari ini.

-The End-

Apresiasi kalian saya nantikan (:

Byun TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang