1

403 25 7
                                    

*

*

*

Haa, bibirnya sangat menggoda, apa aku gigit saja bibir tipis yang nampak menantangku menyentuhnya itu?

Dengan pelan dan hati-hati, gadis berwajah tirus itu merayap mendekati tubuh pria yang ada disampingnya.

Tentu, dia berusaha tidak membangunkannya, gerakan gadis itu saaangaaaaat pelan.

Sedikit lagi, aku hampir menciumnya, Ya! Ya! Ya!

"Apa yang kau lakukan?"

Suara khas itu seketika menyulap si gadis menjadi patung, dia tidak berani bergerak, sedikitpun.

Setelah mengumpulkan kesadarannya, akhirnya pria itu melihat dengan jelas situasinya. Dia akhirnya sadar gadis itu tepat diatas perut bidangnya, wajah mereka sangat dekat.

"Apa ini?" Pria itu menuntut penjelasan, tentu saja.

"Oh, aku...mmm aku juga tidak tau" gadis itu segera berpindah ke sebelahnya dan langsung menutup wajahnya yang kini memerah karna malu.

"Hah?" pria itu menatap aneh.

"Aah sudahlah ini masih jam 2 malam, lanjutkan saja tidurmu!"

Tck, kenapa dia terbangun? Aku jadi tidak bisa menikmati bibirnya yang menggoda itu, hm baiklah Semi kau harus kuat, besok akan kucoba lagi, kalau perlu aku masukkan saja obat tidur dalam minumannya agar aku bisa—haah khayalanku terlalu tinggi, sudahlah lebih baik aku tidur saja.

"Hey, Semi"

Ahh kenapa dia memanggilku sih? Ah sudahlah, tidak usah pedulikan.

"Semi-ah" panggilnya lagi, kali ini dia mengubah posisi, menatapi istrinya yang memunggunginya acuh.

Pura-pura tidur aja Mi, ngga usah dengerin dia, kalo perlu pura-pura budeg aja sekalian.

"Yya Min Semi" suara pria itu terdengar serak.

Oh tuhan, kenapa aku tidak diciptakan untuk cuek sih, ah sial kau memang tidak bisa dibanggakan Semi.

"Ada apa?" Sahutnya, perlahan dia membuka selimutnya dan berbalik kearah pria yang terus memanggilnya.

"Maafkan aku, tapi sungguh aku tidak melakukannya" ujarnya penuh ketulusan, dia masih setia menatap istrinya yang membalas dengan tatapan yang sulit diartikan.

Deg

Tulus, itu pandangan yang sangat tulus, dan aku baru dua kali melihat dia melakukan itu padaku, pertama saat dia melamarku dan kedua saat ini juga, diatas ranjang yang menjadi saksi bisu kejadian beberapa jam yang lalu ketika aku menangis dan marah saat melihatnya menyentuh barang yang sangat kubenci—rokok.

"Mm, aku tahu.. sekarang tidurlah" jawaban sederhana yang mampu membuat suami Semi tenang dan kembali menutup matanya, melanjutkan mimpi yang tadi sempat terjeda.

~ooo~

"Pa—"

"Pagi"

Suaminya memotong sapaan Semi dengan wajah yang sama sekali tidak melirik atau memandang istrinya.

Raut kecewa sangat jelas diperlihatkan Semi, namun pria yang kini terduduk menyantap sarapannya hanya memasang wajah datar, dia memang sama sekali tidak berniat melihat istrinya.

DON'T TOUCH MEWhere stories live. Discover now