14

141 13 6
                                    

 Jika aku adalah wanita yang dicintainya, maka dia akan siap menerima semua sikapku, namun jika tidak, silahkan pergi dan jangan mengasihaniku, aku tidak butuh rasa itu dalam kehidupanku. Aku sudah terlalu menyedihkan untuk kau kasihani Min Yoongi.

Aku tahu! Semua sudah terlambat, saat dimana aku begitu berharap, menemaninya menyantap makanannya dan dia memandangiku dengan tatapan seperti itu, saat ketika mulut yang jarang berbicara itu berdialog denganku, memuji masakanku, menanyakan perasaanku. Aku dulu sangat menginginkannya, dan sekarang dia melakukan semuanya, mengabulkan semua yang kuharapkan.

Aku bahagia dengan itu, rasa rindu ini begitu besar padamu Yoong, namun luka ini takkan secepat itu sembuh dan membuka hati lagi padamu.

"Apa saat ini kau menginginkan sesuatu?" Yoongi terus memandangku.

Em, aku tidak tahu, tapi sepertinya aku sangat ingin mencium aromamu Yoong, melepaskan semua rasa rindu ini, hanya itu, tapi aku masih belum menerima penghianatanmu itu. Semi membatin sedih.

"Tidak ada" jawabku singkat.

"Aah, apa kau ingin makan buah?" tanyanya lagi, dia begitu menggemaskan, cih, andai kau tidak menduakanku Yoong, mungkin aku akan membalas tindakanmu dengan hal yang sama.

"Tidak tau" jawabku lagi.

"Apa kau sudah kedokter? Kau tahu, kita harus tahu apakah janinmu tidak apa-apa, karena aku—

"DIAMMM"

Yoongi terkejut dengan teriakanku, aku begitu menyukai semua yang dilakukannya, namun entah mengapa, rasanya setiap ucapan yang keluar dari mulutnya, begitu menyakitkan— Seperti ada sesuatu dalam hatiku yang tak ingin menerima sikapnya, aku yang diingkari disini, lalu kenapa seperti aku yang bersalah karena tak membalas semua kebaikanmu Yoong? Menyadari hal itu, aku benar-benar merasa hina.

"Mi-ah"

"Kenapa? Apa kau begitu ingin terlihat baik dihadapanku? Sudahlah Yoong, aku tahu kau menyelingkuhiku, aku tahu semuanya, tidak usah berubah karena hal itu, tetaplah seperti dulu karena aku lebih nyaman dengan sikap tidak pedulimu padaku"

"Tidak Semi, aku tidak—

"Aku bilang berhenti berbicara seperti itu padaku Yoong, aku sudah terlalu hina karena menerima semua sikapmu itu! Dalam agamaku jika kau menginginkan wanita selain diriku, nikahi dia, jangan berbuat zina seperti ini, kau berdosa Yoong, dan aku lebih dari itu, karena tidak memberitahumu" Teriakku tak peduli—tak peduli lagi dengan apa yang akan dilakukan Yoongi setelah ini.

"Semi, kenapa kau berubah seperti ini?" Yoongi terlihat semakin bingung.

"Hm, apa? Aku berubah? Tentu saja! Apa ada alasan, aku menjadi baik padamu? Apa aku memiliki alasan untuk kembali menyayangimu? Hah, apa ada?" tanyaku tak habis pikir.

"ADA! Karena aku mencintaimu Semi" teriaknya.

Apa? dia mencintaiku? Tapi, kenapa?

"Kau? Apa kau sudah tahu, kalau ayah meninggal? Apa itu alasanmu, menjadi baik padaku? dan bahkan terpaksa mengatakan cinta padaku?" tanyaku menuduh.

"Apa? Ayah meninggal?" Dia terkejut dengan pertanyaanku? Hm, jadi dia tidak mengetahuinya.

"Ia, ayah meninggal, dan itu alasan aku tak bisa pergi darimu, bahkan jika aku sangat jijik padamu, aku tetap harus bersamamu, karena hanya kau dan janin ini alasan aku hidup Yoong" jawabku lemah, seketika tangisku pecah, Yoongi berlari memelukku, aku ingin melepasnya namun jujur saja, aku sangat membutuhkan rangkulannya.

"Kapan ayah?— lalu kenapa kau tidak memberitahu hal ini padaku?

"Saat kau ke Busan, malam itu temanku menelfon, aku ingin memberitahumu, tapi aku tau kau pasti akan terganggu, apalagi kau tidak memiliki alasan untuk menemaniku, karena pernikahan kita dirahasiakan" jawabku tak lagi menahan segala perasaanku, aku mengatakan semuanya, hatiku sudah terlalu sakit menanggungnya sendiri.

Apa? jadi ini alasan dia pergi? Arghh Sial, sial, sial, aku melepaskan gadis ini dan bahkan menduakannya karena alasan tak berdasarku, aku benar-benar menjijikkan. Yoongi membatin muak pada dirinya sendiri.

"Bodoh!" ujarnya tak berhenti memelukku.

"Apa?" tanyaku tak mengerti.

"Kenapa kau begitu bodoh, mempertahankan pria sepertiku?" tanyanya lagi, kali ini dia menatapku dengan mata yang begitu putus asa.

"Karna...karna aku mencintaimu Yoong" kini aku menangis lagi, Yoongi menggeleng lemah, aku tak mengerti maksud dari sikapnya, tapi sepertinya sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Tidak, kita tidak bisa seperti ini Mi-ah, kita...kita akhiri saja semua ini"

"Maksudmu?" air mataku semakin deras mengalir, aku tidak ingin tebakanku menjadi kenyataan.

"Ayo kita bercerai" lanjutnya dengan tatapan yang sukses membuatku menjatuhkan diri kelantai, aku shock, kenapa dia meminta cerai? Apa dia hanya mempermainkanku?

TBC

DON'T TOUCH MEWhere stories live. Discover now