Entah apa aku salah menyusun bata ini semakin tinggi?
Toh, tetap saja aku tersisihEntah apa aku salah menahan aksara ini meluncur lembut dari bibirku?
Toh, tetap saja aku dianggap membisuEntah apa aku salah menganggap baikmu hanyalah ekspektasi?
Toh, tetap saja pada akhirnya hening yang paling mengertiEntah apa aku salah berharap sesekali kau menyadari lalu menghargai?
Toh, tetap saja di matamu aku patung tak berjiwa yang suka mematahkan hati, tak peduli, lalu pergi. -Ai.Di malam yang dingin.
04/07/17 11:55 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati & Memori
PoésieAwalnya kata-kata di sini saya tulis hanya untuk memotivasi diri saya sendiri atau sekadar iseng lewat di otak saya. Saya menuliskannya hanya sebagai perantara apa-apa yang tidak bisa saya ucapkan secara langsung, saya bukan orang yang pandai memend...