malam ini, lima laki-laki tengah berkumpul di apartemen mark. rencananya mereka akan membahas liburan yang mereka adakan minggu depan, tetapi malah membahas kasus kemarin.
"gila! rocky hilang akal apa gimana sampe ngebunuh yeri?!" dino mengacak rambutnya frustasi.
"tapi kenyataannya gitu kan, din." kata jihoon.
"tapi menurut gue ini out of sense. masa rocky sebodoh itu sampe ngejatuhin nametagnya tepat di bilik kamar mandi dimana dia ngebunuh yeri. gak mungkin segampang itu kan?"
"nyatanya rocky emang bodoh. udah ada bukti, dino. percuma lo mikir sampe apa juga dia yang salah." kali ini mark yang membantah.
"tapi bener juga kata dino, gak mungkin segitu gampangnya lah. terus motif pembunuhannya apa? dan kenapa harus yeri yang dibunuh?" kata woojin, menganalisis semuanya.
"nah itu juga gue bingung, jin." kata mark.
"gue sempet ngerasa... rocky dijebak?" ucap hyungseob memecah keheningan.
"dijebak gimana?!"
"ada orang yang sengaja pengen ngejeblosin rocky ke penjara."
°°°
"doy, katanya jihoon gimana? kita jadi kan liburan ke villa?" tanya sohye.
doyeon mengangguk, "iya, udah beres kok semuanya. minggu depan kita langsung berangkat."
"yuhuuu jihoon emang terbaik!" sohye ngacungin jempolnya.
"cowok siapa dulu dooong," doyeon senyum-senyum.
arin yang baru keluar dari kamar mandi itu nimbrung, "loh berarti kita liburan tanpa yeri sama rocky?"
empat gadis di depan arin hanya mengangguk lemas.
"yaaah oki gak ikut." kata yoojung, raut wajahnya langsung berubah.
"jujur gue masih sedih yeri udah nggak ada. gue juga nggak percaya rocky yang tega ngelakuin ini." arin duduk disebelah yoojung, matanya mulai berkaca-kaca.
sedangkan yoojung yang kembali teringat akan kejadian kemarin, hanya menatap teman-temannya dengan pandangan kosong. ia juga tak habis pikir pacarnya sendiri yang tega membunuh sahabatnya, yeri.
"gue juga gak percaya, rocky gak mungkin ngelakuin ini semua!" akhirnya tangis yoojung pecah.
°°°
part ini pendek dan ga penting bye :(