tengah malam woojin terbangun, hendak memasak mi instan karena perutnya sangat lapar. ia tidak ikut makan malam, karena tertidur mulai jam 5 sore tadi.baru saja menginjakkan kakinya di dapur, woojin kaget karena melihat yoojung yang tergeletak di lantai dengan darah disekitarnya. juga pisau dapur yang berlumur darah diatas lengan gadis itu.
"astaga!"
woojin meraih tangan kiri yoojung, menemukan puluhan sayatan dari pergelangan tangan sampai sikunya. ia juga mengangkat pisau berlumur darah itu.
"yoojung bunuh diri?" gumam woojin pelan.
namun tak lama, suatu benda tumpul menghantam kepalanya, membuat woojin kehilangan kesadaran. tak hanya sekali, benda itu dihantamkan berulang kali hingga woojin sulit bernafas.
"gue minta maaf jin, tapi emang lo pelakunya."
°°°
"berani-beraninya lo ngebunuh woojin!"
plak!
tamparan keras dari tangan sohye mendarat di pipi doyeon.
"mana mungkin woojin setega itu?!"
doyeon berkilah, "gue liat pake mata kepala gue sendiri, woojin yang ngebunuh yoojung di dapur! dia megang pisau penuh darah dan gue liat banyak luka sayatan di tangan yoojung."
"pembohong!"
"i swear to god!"
"apa bener kata mark kalo pembunuhnya lo, doy?" sohye mendekati doyeon, menatap matanya lurus-lurus.
"bukan, pembunuhnya itu woojin! gue liat dia pake mata kepala gue sendiri, kim sohye!"
"gue udah muak sama lo."
sohye melangkah keluar kamarnya meninggalkan doyeon sendirian, lalu menemui mark.
"mark, gue minta tolong."
mark menaikkan satu alisnya, "minta tolong apa?"
"gue minta tolong, bunuh doyeon. dia yang udah ngebunuh woojin. lo percaya woojin bukan pelakunya kan?"
mark mengangguk, "gue yakin woojin bukan pelakunya. tunggu aja mayat doyeon di gudang besok."
"oke kalo gitu. by the way, sampe kapan kita mau nyimpen mayat temen-temen kita di gudang belakang?"
"tanya aja sama jihoon,"
°°°
sore itu sohye memberanikan diri masuk ke gudang. begitu ia membuka pintunya, ia langsung menutup hidung karena debu. semakin sohye masuk lebih dalam, entah rasanya gudang ini lebih pengap dari biasanya.
sohye memandangi 4 jasad yang terbaring dengan masing-masing kain putih tertutup diatasnya. namun suatu suara mengagetkannya.
"sohye?"
sohye membalikkan badan, yang ada di depannya adalah seseorang dengan hoodie hitam dan masker. sohye tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena gelap.
"peek a boo, sohye." seseorang itu maju, membiarkan cahaya kecil dari jendela membuat wajahnya tertangkap oleh mata sohye.
"j-jangan mendekat!"
"kenapa? gak usah takut kali,"
sohye mundur, tangan kanannya mencoba meraih sesuatu yang bisa digunakan untuk memukul seseorang di depannya saat ini.
"lo nyari apa sih? percuma, akhirnya lo juga nyusul mereka." si pembunuh melirik ke arah 4 mayat disana.
"enggak!" sohye menemukan tongkat baseball, dan memukul orang itu.
sohye segera berlari, namun sebelum ia membuka pintu gudang, ia jatuh tersungkur. tubuhnya tiba-tiba lemas, nafasnya sesak, dan degup jantungnya melamban.
tak butuh waktu lama, sohye sudah kehilangan nyawanya. si pembunuh menarik tubuh sohye, menyandingkannya di sebelah mayat woojin, lalu menutupnya dengan kain putih.
"rest in peace, kim sohye and park woojin. 6/11."
°°°
sebenarnya dalang di balik semua ini adalah yh-next.
edit: jadi nama akun gua dulu tuh @/yh-next gitu yorobun,,, wkwk itu bukan clue.