[ 七 ] rest in peace

4.1K 1.1K 258
                                    


malam pertama di villa itu membuat yoojung tidak bisa tidur. ia memang sulit tidur di lingkungan baru seperti ini, ia sulit beradaptasi. maka malam itu yoojung keluar dari kamar dan memutuskan untuk menonton tv di ruang tengah.

"jihoon? belum tidur juga?" tanyanya, mengetahui jihoon yang terlihat sedang meminum sekaleng cola.

jihoon menggeleng, "belom, di pesawat tadi gue tidur terus jadinya gak bisa tidur."

"oh,"

yoojung lalu membuka kulkas, mengeluarkan botol berisi air dingin dan menuangnya ke gelas.

"jung lo baik-baik aja kan?"

yoojung mengangguk, "iya, kenapa?"

"enggak, gue nanya doang."

"sebenernya gue masih bingung soal rocky." kata yoojung, lalu berjalan ke arah jihoon sambil membawa gelas itu.

pyar!

gelas berisi air putih itu jatuh ke lantai.

"biar gue bersihin, jung. lo duduk aja nanti kena kaki lo." jihoon berjongkok lalu memunguti pecahan kaca itu.

"hoon, feeling gue gak enak."

"gak enak kenapa? soal rocky lagi?"

"enggak tau ini gue aja atau lo juga, lo ngerasa gak sih ada yang ngeliatin kita sekarang?"

jihoon memandangi sekitarnya, "gak ada siapa-siapa."

beberapa saat kemudian, hyungseob datang dari luar.

"s-seob? lo ngapain di luar villa?" tanya yoojung.

"oh, itu tadi handphone gue ketinggalan di deket kolam belakang." kata hyungseob, lalu menunjukkan handphone yang ada di kantong jeansnya.

"jung, hoon, gua tidur dulu ya."

jihoon hanya berdehem, lalu melangkah keluar. namun yoojung menahan lengannya.

"mau kemana?"

"ngebuang pecahan kaca."

"oh, yaudah gue tidur duluan ya hoon."
























°°°

arin bangun paling dulu pagi itu. ia membuka jendela kamar, lalu melihat sohye dan saeron yang sedang tertidur pulas.

"kayaknya mereka kecapekan," gumamnya.

arin melangkah ke kamar mandi, berniat mencuci muka dan menggosok giginya. karena mustahil mandi pagi buta seperti ini, pasti akan sangat dingin.

namun betapa kagetnya arin ketika ia melihat seseorang sudah tak berdaya di bathtub kamar mandi.













































dino, terkulai lemas dengan mata tertutup disana, darah mengalir dari dada dan kakinya.

"dino?! ya ampun! siapa yang tega ngelakuin ini?!"

arin mendekatkan telunjuknya ke bawah hidung dino, mengecek apakah pemuda lee itu masih hidup. sampai beberapa detik, arin menyadari bahwa kekasihnya itu sudah tak bernyawa.

arin terisak, hampir tak percaya dengan apa yang menimpanya sekarang.

"thanks, your life is the best part of my life, lee chan." gumamnya di sela-sela tangis.



















disisi lain, seseorang sedang menyeringai penuh kemenangan.

"rest in peace, chan."








°°°

there's a big hint on this chapter

school: terrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang