arin masuk ke dalam villa setelah hampir seharian termenung di teras. ia tak menemukan siapapun. kamar-kamar juga tertutup rapat. kenapa semuanya di kamar? pikirnya.sampai akhirnya arin memberanikan diri mengetuk kamar jihoon dan mark.
"jihoon? mark?" panggil arin.
yang keluar hanyalah jihoon, "iya ada apa rin?"
"doyeon kemana?"
"nggak tau, tadi sih keluar. mark juga daritadi gue cariin gak ada." kata jihoon.
arin menyadari gelagat aneh jihoon, yang seperti menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya.
"itu apaan hoon?"
"oh, gue barusan dapet paket." kata jihoon, menunjukkan kotak yang tadi ia sembunyikan dibalik punggungnya. "eh lo udah makan belum?"
arin menggeleng, "belum, gak mood makan."
"ck, makan sana. nanti kalo lo sakit gue gamau repot."
arin tersenyum hambar, "ngapain repot, tinggal bunuh diri aja gue. apa susahnya? toh temen-temen kita udah mati semua?"
°°°
doyeon menahan nafasnya sesaat ketika seseorang berpakaian serba hitam berdiri di depannya. pisau lipat di genggamannya bergetar hebat. doyeon sangat ketakutan sekarang. rasanya ingin lari, tapi ia harus bertahan. she have to survive.
"surprise!"
pemuda berpakaian serba hitam itu membuka masker dan topi yang dipakainya.
"rocky?! gimana bisa lo ngelakuin semua ini dan lolos dari penjara?"
rocky tersenyum kecil, "polisi salah tangkap, gue dibebasin."
"terus private number yang nge-sms gue itu lo? bukan mark?"
rocky menggeleng, "bukan, itu gue. sengaja gue private biar jihoon gatau. dia kan sering main game di handphone lo."
"terus lo mau ngapain nyuruh gue kesini?" tanya doyeon.
"lo mau temen-temen lo yang tersusa tetep hidup kan?"
doyeon mengangguk.
"sebelumnya gue minta maaf dan gue harap lo ga shock, biar gue jelasin. lo masih inget waktu ada surat di tas gue? yang belum sempat kita buka?" rocky mengeluarkan sepucuk surat dari kantong jaketnya, memberikannya pada doyeon.
enjoy your summer holiday in the jail
and see how your friends will die one by one.
1/11,
yeri is the first, and you'll be the last."lo tau kan apa yang harus lo lakuin?"
"maaf gue gabisa, ky. gue udah merasa berdosa banget udah buat woojin meninggal." doyeon menundukkan kepalanya.
"gue tau lo sayang sama dia." kata rocky. "tapi buat apa mempertahankan satu orang dan mengugurkan yang lainnya?"
doyeon sudah tak sanggup menatap wajah rocky, tangisnya pecah.
namun tiba-tiba suara tembakan terdengar ditengah keheningan. rocky yang berdiri di depan doyeon langsung terjatuh ke tanah.
"mark?!"
"wah, bener kan kalau pelakunya ada dua. ternyata rocky yang bersekongkol sana lo, yeon." mark menyeringai, setelah melepaskan tembakan ke punggung rocky dengan pistolnya.
sedangkan doyeon, membantu rocky untuk berdiri. tapi rocky menolak, "jangan bantu gue, lawan mark. lo harus menang."
°°°
yg lupa soal surat di tas rocky coba cek chapter awal
tinggal satu atau dua chapter lagi hm liat aja dah
cie #16 in m/t cieeebtw mau self promo hehehe baca ya siapa tau aq jodohnya donghyun/ga.
tHANKYOU!!!