Begitu Sayang Kamu

4.3K 120 4
                                    

Aldrin membaca sebuah kartu undangan yang tergeletak di meja ruang depan. Kartu itu begitu indah dengan warna biru yang hampir menyelimuti seluruh kartu. Dia membuka pelan kartu itu lalu membacanya. Ternyata itu undangan pernikahan Robin. Aldrin langsung tertawa sambil bergumam 'akhirnya kawin juga!!' setelah itu dia berjalan menuju ke meja makan sambil membawa kartu undangan itu.

"Ini kawinan Robin Yah.. kita dateng kan??" Tanya Aldrin begitu duduk bergabung dengan Ayah, Ibu dan Yowie di meja makan.

"Iya.. tapi, Ayah nggak mungkin ngijinin kamu dan Yowie pergi kesana dengan keadaan kalian yang kayak gini.." Kata Ayah pelan, Yowie langsung berhenti mengunyah sedangkan Aldrin tercengang kaget.

"Hah!! Nggak mungkin kalo aku nggak dateng Yah!! Obin aja dateng waktu kawinan aku di Bali" bantah Aldrin

"Ayah belum selesai ngomong Drin!! Maksud Ayah.."

"Aku nggak akan mau baikan sama dia!!" Bantah Yowie juga, Aldrin langsung menoleh Yowie, yang langsung memberikan wajah seramnya.

"Ayah kan bilang, Ayah belum selesai ngomong.. kalian ini dengerin Ayah dulu kenapa sih?? Bisa kan??" tegas Ayah dengan wajah yang sangat serius. Aldrin dan Yowie langsung mengangguk kompak.

"Ayah tau kita nggak mungkin nggak dateng ke kawinan Robin, dan Ayah juga tau Yowie belum bisa maafin Aldrin,, tapi Ayah juga nggak mungkin membiarkan kalian datang kesana dengan kondisi marahan seperti ini.. apa kata saudara-saudara Ayah nanti?? Jadi Ayah mohon kepada kalian,, terutama Yowie.. Ayah mau kalian bersandiwara seolah-olah nggak terjadi apa-apa sama hubungan kalian, seolah-olah hubungan kalian baik-baik saja. Bisa?? Sampai acara kawinan Robin selesai aja kok.." Kata Ayah panjang lebar. Aldrin langsung mengangguk namun Yowie belum memberi respon apapun.

"Yowie, mungkin ini berat untuk kamu.. tapi Yo, tolonglah Ibu sama Ayah kali ini aja.." Ibu pun ikut memohon. Aldrin menunggu jawaban Yowie dengan pasrah, apapun jawaban istrinya itu dia akan tetap datang ke pernikahan sepupunya itu walaupun tanpa Yowie. Aldrinpun mencoba tenang menunggu jawaban Yowie.

"Ya udah, aku mau Bu.." Aldrin langsung melotot kaget lalu memandang Yowie sambil menganga. Nggak mungkin, gue nggak salah denger kan?? Yowie nggak salah ngomong kan? Yowie mau pura-pura baikan sama gue?? Ya Ampun.. Oh Gusti.. kejatuhan duren nih gue!!! Aaaaaaaaaa senengnya gue!!. Aldrin berteriak dalam hati, lalu dia cengar-cengir nggak jelas sambil terus memandang Yowie yang mulai tidak nyaman dengan tingkah laku Aldrin itu. Yowie menoleh Aldrin yang sepertinya masih terbawa dengan hayalannya, lalu sambil cemberut Yowie mengambil seekor lele goreng di depannya dan dengan kasar memasukkan lele itu ke dalam mulut Aldrin yang daritadi masih menganga sambil berkata "Aneh!!". Aldrin langsung terbangun dari hayalannya karena hampir tersedak lele, Ibu dan Ayah langsung tertawa terbahak-bahak sedangkan Yowie tetap bertahan dengan wajahnya yang cemberut.

@@@

Aldrin sibuk memasukkan kemejanya ke dalam celana panjang. Cukup lama dia bersiap-siap dengan baju formal yang akan dia pakai untuk menghadiri acara resepsi perkawinan sepupunya itu, setelah merasa pas Aldrin langsung mengambil sisir lalu merapikan rambutnya dan selesai! Dia tinggal memakai jasnya, lalu Aldrin mengaca lagi, sepertinya masih ada yang kurang dengan penampilannya itu.

"Ahh.. Dasi!!" teriak Aldrin di depan kaca sambil menepuk jidatnya.

"Mas, ini Tuan nelpon!" Bibi mengagetkan Aldrin yang daritadi bingung soal dasi. Dia mengambil gagang telpon dari tangan Bibi lalu menerima telpon ayahnya itu sambil membuka lemari Ayah untuk mencari dasi.

"Iya, kenapa Yah??" jawab Aldrin dengan tangan yang sibuk mencocokkan satu persatu dasi milik Ayah itu dengan kemeja yang dia pakai

"Kamu sama Yowie udah siap belum?? Pokoknya begitu Ayah pulang dari salon, kalian udah harus siap!! jadi kita tinggal berangkat aja oke!! Udah telat kita nih.. mana Ibu kamu lama lagi nih di salonnya"

Up's I'm Pregnant! (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang