The Day

6.1K 131 8
                                    

Hari ini datang juga, hari suci untuk mengikrarkan janji suci 'Satu Untuk Selamanya'. Villa berubah total. Kalau kemarin malam masih terlihat biasa, sore ini terlihat sangat indah dan memukau, banyak hiasan dari bunga mawar, pita-pita emas dan perak yang menghiasi ruang utama upacara pernikahan dan tentunya iringan lagu merdu yang akan mengantar pernikahan Aldrin dan Yowie. Pernikahan dimulai satu jam lagi. Aldrin dan Yowie masih berada di kamar ganti masing-masing.

"Udah siap kamu Drin?" Tanya Ayah menghampiri Aldrin yang sedang sibuk membenahi rambutnya di depan kaca.

"Udah, nih tinggal nyisir dikit lagi.. yuph!! Selesai" kata Aldrin yang langsung berbalik untuk menuju ke pelaminan.

"Selesai apanya!! Kamu belum pakai dasi! Mana dasi kamu??" Tanya ayah dengan sangarnya. Matanya melotot lalu mencari-cari dasi coklat tua Aldrin, hari itu Aldrin memakai tuxedo yang warnanya sama dengan gaun Yowie, warna coklat soft yang dipadu dengan dasi coklat tua.

"Emang harus pakai dasi ya Yah?"

"Iya! Kamu pikir kamu mau ke promnight?? Ini acara resmi! Formal! Sini!" begitu menemukan dasi itu, Ayah langsung memasangkannya di leher Aldrin.

"Nah ini baru siap, ganteng juga anak ayah"

"Ibu mana Yah??"

"Ke kamar Yowie, katanya mau liat calon menantunya" Ayah menutup pembicaraan, karena setelah itu hanya tersisa wajah Aldrin yang tegang dan mulutnya yang tertutup rapat.

Sementara itu di Kamar Yowie tidak kalah hebohnya, semua orang ingin masuk ke dalam untuk melihat penampilan Yowie, jadilah kamar itu penuh sesak dengan lautan manusia.

"Aduh.. yang tidak berkepentingan keluar dulu dong!!" teriak tukang rias yang sudah sangat jengkel karena merasa terganggu dengan orang-orang yang selalu datang silih berganti ke kamar pengantin wanita. Mendengar teriakan heboh itu semua orang langsung pergi dan hanya menyisakan Yowie, Maminya, dan si tukang rias sendiri.

"Waw, calon mantuku cantik sekali" Respon Ibu Aldrin begitu melihat Yowie. Hari itu Yowie sangat manis dengan memakai gaun panjang coklat muda dan sarung tangan yang warnanya sama. Polesan makeupnya benar-benar cocok, lebih menegaskan kecantikan Yowie. Sedangkan Rambut panjangnya dibiarkan terurai dan polem yang menjadi ciri khasnya masih diturut sertakan. Cantik!!

"Ih tante bisa aja" kata Yowie malu-malu

"Lah, kamu masih panggil Tante, Panggil Ibu aja.. kan bentar lagi kamu udah jadi anaknya Ibu" Ibu Aldrin menghampiri Yowie lalu memandang menantunya dengan lekat, memeriksa penampilannya.

"Kamu benar-benar cantik Yo.. jangan tegang ya, Ibu tunggu kamu diluar. Ayo Mbak Yu" Ibu langsung mengajak Mami keluar kamar dan bergabung dengan para keluarga. Yowie memeriksa kembali dandanannya, merapikan poninya dan membenarkan sarung tangannya.

"Secantik apa sih Anak Papi?" Pria gendut beruban berdiri di depan pintu, memandang kagum putrinya. Lalu secara perlahan berjalan mendekati Yowie. Yowie memandang Papinya dengan tatapan sayang. Papi mengambil kursi dan duduk disebelah anak perempuan satu-satunya itu.

"Mm.. nggak rugi Papi bayar mahal, kamu jadi cantik gini yah?? Papi bangga punya anak secantik ini.. kamu udah siap?" Tanya Papi sambil terus memandang Yowie.

"Yowie juga bangga punya Papi!! Papi baik banget, Papi tenang aja yah, Kak Rully udah janji kok, dia bakal cepet-cepet nikah. Jadi Papi nggak kepikiran lagi nantinya" Yowie menggenggam tangan Papinya yang besar itu. Papi tersenyum haru.

"Ngga usah mikirin anak itu Yo, Ayo semua udah nunggu. Aldrin udah siap, dia ganteng loh" Papi menaik-naikkan alisnya menggoda.

"Masa sih??" Papi Berdiri membantu Yowie bangkit, dan merekapun berjalan bersama menuju ke pelaminan.

Up's I'm Pregnant! (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang