Menikahlah Denganku.

11K 186 4
                                    

Pagi rasanya datang terlalu lama, Aldrin terus gelisah di atas tempat tidurnya. Takut kalau besok pagi tidak datang, takut kalau besok mendadak Jakarta menjadi macet berat, takut cerita yang Yowie bilang itu adalah cerita karangan belaka yang kenyataannya ternyata Papi Mami Yowie tidak pernah setuju dengan lamaran yang akan dilakukannya nanti, dan yang paling parah.. Aldrin takut Yowie menolaknya.

"Yah, Ibu mana sih?? kok dandannya lama banget... udah hampir jam 9 nih, nanti kalau ditunggu keluarganya Yowie kan bisa gawat. Masak baru ngelamar udah telat gini datengnya..." Omel Aldrin di dalam mobil sambil menepuk-menepuk setir mobilnya dengan gelisah.

"Kamu kayak nggak tau Ibu kamu aja, kalau dandan lama banget" respon ayahnya tenang.

Tiiiiin..... tiiiin....tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.... Aldrin memencet klakson sekencang dan selama mungkin. Menyuruh paksa Ibunya untuk berhenti berdandan. 5 menit kemudian seorang wanita kurus keluar dengan sebuah sanggul di atas kepalanya, dia memakai kebaya kuning dan kain sutra.

"Ibu nih lama banget!!" omel Aldrin cemberut.

"Yah kamu sama Ayah enak, Cuma pakai celana bahan sama jas doang. Ibu kan seorang Ibu nak, jadi perlu banyak dandan biar ngga malu-maluin nanti... apalagi inikan acara resmi.." balas Ibunya.

"Jadi karena Ibu seorang Ibu jadi wajib dandan selama mungkin gitu?? Hampir 2 jam Bu!! sampai kering aku nunggunya"

"Udah... udah..!!!! pada mau berangkat nggak??" tanya ayah mengetengahi pertengkaran antara Istri dan anaknya.

@@@

Rumah Yowie yang lumayan besar terlihat biasa saja dari luar. Namun di dalamnya luar biasa, karena sudah tersedia banyak kue dan makanan untuk makan siang nanti. Dia sendiri juga sudah siap, cantik dengan memakai gaun coklat muda, lipstik pink tipis menghiasi bibir mungilnya dan make up yang sesuai dengan gaun yang dia pakai hari itu. Papi Maminya juga siap dengan baju putih kembaran kesayangan mereka yang selalu dipakai kalau ada acara resmi. Sedangkan Rully siap dengan jas berdasi coklat tua, jasnya tidak bisa dikancingkan karena perutnya yang sudah mulai membuncit. Yowie tidak kalah tegang saat itu. Ada saja butir-butir keringat yang muncul dari dahinya.

"Mami, aku gimana?? Udah cantik belum??" mungkin sudah seratus kali Yowie bertanya hal yang sama kepada Maminya. Dan sudah seratus kali pula maminya menjawab "Udah kok Sayang... kamu jangan tegang gitu dong"

Satu jam kemudian Keluarga Baskoro tiba, dipimpin oleh Reza Baskoro, Ayahnya Aldrin yang langsung menjabat tangan calon besannya dengan ramah diikuti Ibu Aldrin Uni Baskoro yang cantik dengan kebaya kuningnya, dan terakhir Aldrino Rananda dengan wajahnya yang benar-benar tegang, pucat pasi menghadapi pertemuan itu. Semua orang menuju ke ruang tengah, Aldrin dan Yowie duduk dengan keluarga masing-masing, mereka berdua hanya dipisahkan sebuah meja oval besar.

"KAMU YANG NAMANYA ALDRIN??!!! Dasar cowok Brengsek!! Berani-beraninya kamu datang kesini?? Mau ngapain kamu hah?? Mau ngelamar anakku?? UDAH PUNYA PENGHASILAN? BISA MENGHIDUPI YOWIE?" Papi Yowie memulai pembicaraan dengan membentak Aldrin, keringat dingin menjalar disekujur tubuhnya.

"Maaf om, sa... saya memang belum kerja, tapi saya janji akan membahagiakan Yowie apapun caranya" sahut Aldrin sangat lemas. Kedua orang tuanya hanya mematung.

"OH GITU?? MEMBAHAGIAKAN DENGAN CARA APA?? JADI TUKANG BECAK??"

"Mungkin Om, yang penting Yowie bisa bahagia.. jadi Boleh kan saya menikahi Yowie??" tanya Aldrin ketakutan, kini bajunya sudah hampir basah kuyup.

"BOLEH-BOLEH AJA, asal kamu mau membersihkan rumah saya ini.. mm... diawali dengan ngepel!"

"Ngepel??" tanya Aldrin panik.

Up's I'm Pregnant! (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang