A month later...
Selama ini hubungan gue sama Taeyong berjalan lancar-lancar saja.
Hari minggu ini gue ngajakin Taeyong nonton, dan tentu saja Taeyong langsung menyanggupi ajakan gue ini.
Sampai di bioskop kita langsung beli tiket, tapi filmnya masih dua jam lagi diputernya.
"Kan udah aku bilang, agak maleman aja Yong berangkatnya. Kamu sih buru-buru." Keluh gue pada Taeyong.
"Yaudah nggak papa. Lagian enak kok, aku bisa lama sama kamu." Ujar Taeyong, nggak mau disalahkan, sementara gue masih pasang muka cemberut.
"Daripada disini, mending jalan-jalan dulu. Liat-liat apa kek." Ujar Taeyong lagi.
"Ntar aku khilaf liat baju-baju, tas sama sepatu." Balas gue.
"Tenang aja, dompet aku lagi tebel." Kata Taeyong sambil menepuk saku celana tempat dompetnya berada.
Sementara itu gue hanya masang wajah mencibir, nggak percaya Taeyong bilang begitu.
"Aku beneran." Ujar Taeyong sekali lagi.
"Hhhhh... Yaudah deh ayok jalan." Kata gue sambil menggandeng tangan Taeyong. "Tapi, aku lagi nggak pengen liat-liat baju sih."
"Terus?" Tanya Taeyong.
"Main game aja ya di lantai 3." Ajak gue.
"Okeee." Jawab Taeyong.
Sampe sana gue sama Taeyong langsung main sambil ngobrol-ngobrol.
"Jis, orang tua aku kapan bisa nemuin orang tua kamu?" Tanya Taeyong.
"Hah?" Dapat pertanyaan seperti itu tentu saja gue kaget. "Emang kamu udah bilang mama papa kamu?" Tanya gue.
"Udah."
"Terus, respon mereka gimana?" Tanya gue lagi.
"Mama papa aku seneng. Mereka siap kapan aja ngelamar kamu buat aku." Jawab Taeyong serius.
Gue mikir. Memang benar gue selalu ingin hubungan yang serius, dan pengen cepet nikah. Tapi untuk saat ini gue sudah tidak terlalu ingin cepet nikah. Gue cuma ingin menikmati masa pacaran sama Taeyong.
"Nanti dulu deh Yong." Ujar gue pusing. "Kamu tahu kan, beberapa waktu yang lalu aku batal tunangan. Kalau kita tunangan sekarang rasanya gimana gitu."
"Gimana gitu, gimana sih Jis?" Tanya Taeyong sedikit kesal.
"Ya gitu. Aku belum terlalu memikirkan buat tunangan sekarang."
"Tapi Jis..."
"Oke. Kita bahas nanti ya." Potong gue. "Jangan bikin suasana kencan jadi nggak enak."
Taeyong cuma bisa menghela napas, "Oke oke."
Setelah lama main, gue sama Taeyong akhirnya memutuskan kembali ke bioskop, karena kurang dari setengah jam filmnya akan diputar.
Dalam perjalanan ke bioskop, gue sama Taeyong papasan sama Ibu-ibu yang udah sangat gue kenal, dan mata gue bertemu dengan mata Ibu itu.
"Bun... Eh, tante." Sapa gue kikuk.
"Halo sayang." Sapa Ibu itu balik. "Panggil bunda aja nggak papa, walau batal jadi menantu bunda."
"Ah, iya... bunda." Jawab gue sambil ngelirik-lirik Taeyong.
Taeyong pasti udah paham, ini Ibunya mas Jinyoung.
"Ini siapa, Jis?" Tanya Ibu mas Jinyoung, merujuk pada Taeyong.
"Oh, ini..." Ujar gue ragu.
Ibu mas Jinyoung masih menunggu jawaban gue, sementara Taeyong mengamati gue dalam-dalam, mungkin dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan gue.
"Ini temen aku bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
finding the groom [taeyong x jisoo] [complete]
Fanfiction"Katanya mau nikah 22 tahun?" "Udah 22 tahun kok belum punya gandengan sih?"