akhir-akhir ini tuh taeyong sering banget ngechat gue.
dan juga dia jadi sering jemput gue pulang kerja, kalo gue lagi ngga bawa motor.
"jis, sekarang gue udah ada kerjaan." ujar taeyong sambil nyetir.
iya, hari ini gue dijemput taeyong lagi.
"beneran? selamat yooong."
"gue jadi bisa antar jemput lo setiap hari sekarang, soalnya kantor gue searah sama kantor lo." kata taeyong.
ya gue seneng sih kalo ada tebengan gratis, tapi taeyong kan punya pacar.
ya meskipun gue sama taeyong cuma temen, tapi kalo gue jadi jennie gue cemburu lah setiap hari taeyong ketemu gue."gue seneng-seneng aja sih yong lo anter jemput gue setiap hari, tapi lo kan punya cewek nih, ntar jennie..."
"sebenernya gue ngga pacaran sama jennie kok jis."
"lah udah putus?" tanya gue.
"bukan putus, dari awal kita emang ngga pacaran." jawab taeyong.
gue makin ngga ngerti nih, "maksudnya?"
"waktu itu gue pura-pura aja jadi pacarnya jennie."
"kok gitu?"
"biar gue ngga terlalu terlihat menyedihkan."
"gimana ceritanya lo terlihat menyedihkan."
"waktu itu lo mau tunangan kan, si yuta resek bilang gue galau lah, ngga terima lo tunangan lah. biar yuta dan yang lain ngga berisik, gue pura-pura pacaran sama jennie."
"emang aslinya lo ngga terima gue tunangan ya?"
"ya ngga lah jis."
"kok bisa?"
"duh, lo tuh coba deh peka dikit." ujar taeyong.
gue cuma pasang muka bingung.
"gue suka sama lo bego."
gue udah pernah denger dari johnny sih kalo taeyong suka sama gue, tapi denger ini dari taeyong langsung tuh bikin jantung gue kaya mau lepas dari tempatnya.
"jis?" tangan kiri taeyong sekarang udah menggenggam tangan gue.
"hmm?"
"gue suka sama lo."
"iya lo udah bilang tadi." respon gue enteng, padahal dada gue dag dig dug.
"anjir lo ngga bisa diajak serius ya." gerutu taeyong.
dia berusaha ngelepasin tangannya, tapi gue tahan tangan dia.
"udah ini gue serius." seru gue.
setelah itu, taeyong menepikan mobilnya di pinggir jalan.
"kok berenti?" tanya gue.
"gue mau ngomong. SERIUS." seru taeyong.
untuk beberapa saat, baik gue maupun taeyong cuma diem.
"jis/yong." setelah gue ngomong barengan sama taeyong.
"ladies first."
"oke."
gue menarik napas dalam.
"gue cuma mau tanya, sejak kapan lo suka sama gue?"
"sejak lulus SMA." jawab taeyong mantep.
"kalo gitu kenapa lo ngga pernah bilang?"
"gue selalu berusaha bilang, tapi lo nya sama sekali ngga peka."
"lo nya yang ngga jelas. coba langsung bilang 'gue suka sama lo jis' udah beres" ujar gue.
"sekarang gue udah bilang kan?"
"ya sih, tapi kalo gue jadi tunangan sama mas jinyoung lo ngga bakalan bisa bilang kaya sekarang loh."
"makanya jinyoung itu bukan jodoh lo. jodoh lo itu gue." ujar taeyong.
gue cuma senyum nanggepin taeyong.
lalu, tiba-tiba taeyong meraih dua tangan gue. wajah dia meratap lurus ke wajah gue.
"jadi jis, lo mau ngga jadi pacar gue?"
"hmm?"
"ngga ngga, bukan pacar. lo mau ngga jadi istri gue?"
sebagai jawaban dari pertanyaan taeyong, gue meluk dia "makasih ya yong untuk ngga pernah menyerah sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
finding the groom [taeyong x jisoo] [complete]
Fanfiction"Katanya mau nikah 22 tahun?" "Udah 22 tahun kok belum punya gandengan sih?"