Pertemuan Kedua

957 136 5
                                    


"Gue tahu gue emang brandalan, suka bikin onar. Tapi gue bukan orang yang tega ngelihat cewek berkeliaran di luar malam-malam gini. Lo boleh tinggal di sini. Setidaknya lo bisa nemenin Ami."

_Raffi_



***


"Wah, kak Raya ternyata jago masak ya. Enak banget ini kak." cerocos Ami disela-sela makan malamnya.

"Bisa aja kamu nih. Udah makan dulu aja, nanti keselek lho." jawab Raya.

Ami tampak menikmati makan malamnya kali ini. Dengan lahapnya, ia memakan semua yang terhidaang di meja makan. Ia seperti orang yang sudah berhari-hari tidak makan saking lahapnya. Mereka larut dalam suasana santap malam yang begitu hangat. Meski hanya berdua dan perkenalan mereka yang terhitung belum lama, namun dua gadis cantik itu sudah seperti saudara. Kehangatan itu benar-benar tercipta diantara keduanya. Hingga suara pintu yang terbuka pun tak terdengar di indera dengar mereka. Derap langkah seseorang yang memasuki area rumah itu pun beradu.

"Ami sama siapa tuh?" ucap orang itu manakala melihat Ami sedang makan bersama Raya.

Ia memutuskan untuk mendekat. Memastikan sosok yang tengah duduk membelakangi dirinya itu.

"Ami!" panggilnya kemudian.

"Kak Raffi." jawab Ami setelah mendongakkan kepalanya menatap si empunya suara.

Rupanya dia Raffi. Kakak kandung Ami. Namun ia jarang di rumah. Cowok bertubuh tinggi tegap itu lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah. Alih-alih menemani adik perempuannya di rumah, ia justru malah asyik nongkrong bersama teman-teman se-genk-nya. Membuat keributan dan keonaran disana-sini.

"Siapa dia?" tanya Raffi.

Raya mendelik. Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya sekalipun itu hanya untuk melirik laki-laki di belakangnya. Seperti ada rasa takut, kalau pria itu tidak menyukai kehadirannya disini. Dan dengan mudah mengusirnya begitu saja.

"Tumben kakak pulang." Ami tak menjawab pertanyaan kakaknya. Ia justru membalas dengan sebuah sindiran halus bernada sinis.

"Jawab pertanyaan kakak. Siapa dia?" sekali lagi Raffi bertanya dan kali ini dengan nada sedikit naik setengah oktaf.

"Dia temen gue, kenapa? Dan mulai malam ini, dia akan tinggal di sini. Loe nggak suka?" bentak Ami.

"Jangan sembarangan bawa orang buat tinggal disini. Kita nggak tahu siapa dan bagaimana dia. Kalau dia punya niat jahat gimana?" jawab Raffi yang berhasil membuat Ami dan Raya melotot lebar.

"Kan tadi gue udah bilang, dia itu te-men gue. Jadi nggak mungkin dia berbuat jahat. Lagian lo juga nggak pernah di rumah kan? Kenapa lo jadi sewot gini?" Ami emosi.

"Udah Mi, kalau emang kakak nggak boleh tinggal disini nggak apa-apa kok. Kakak bisa cari tempat lain." ucap Raya menengahi. Ia merasa menjadi penyebab pertengkaran kedua saudara kandung itu. Awalnya Raya memilih diam. Namun mendengar perdebatan yang semakin menjadi, akhirnya ia memutuskan untuk angkat suara. Bangkit dari duduknya dan berusaha menenangkan Ami.

"Nggak kak. Pokoknya kak Raya nggak boleh pergi dari sini. Kakak mau kemana? Ini udah malem lho. Udah kakak nggak usah dengerin dia." Ami kekeh.

"Ami." Raya masih berusaha menenangkan Ami.

The Story of R2MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang