Obsesi Bela

788 135 13
                                    

Mungkin benar, jikapada dasarnya manusia itu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Layaknya sebuahkelebihan dan kekurangan. Sebrutal dan sebrandal apapun seseorang, pasti adasatu sisi baik yang tersembunyi di balik sikap-sikap buruk tersebut.

_Author_


***


Di area parkir kampus merah putih, dua motor sport merah telah berdiri kokoh di sana. Di sampingnya terlihat Haikal, Cindy, Iyan, dan Melly. Empat sekawan sekaligus dua pasang kekasih. Mereka tampak tengah bercanda dan bergurau satu sama lain. Kejahilan serta tawa yang mengalir cukup sebagai pertanda itu semua. Hingga semua terhenti saat duan indera penglihatan mereka menangkap satu objek yang cukup menarik. Eits, dua objek dalam satu tempat. Apa maksudnya??

"Lho kok si Mondy boncengan sama si Bellek lagi sih." gerutu Melly.

"Wah benar-benar ya tuh si wanita ular. Makin ngelunjak." imbuh Cindy.

Ya, dua objek dalam satu tempat itu adalah Mondy dan Bela yang berada dalam satu motor. Mereka berangkat bersama. Berboncengan seperti beberapa waktu lalu, saat Mondy tengah memainkan perannya untuk mengelabuhi gadis berambut panjang itu serta papanya. Mengelabuhi? Bela dan papanya? Hubungannya apa?

Bukan rahasia lagi di keluarga serta orang-orang terdekat Mondy, bahwa selama ini Bela dan papanya bekerjasama untuk memisahkan dirinya dengan Raya, gadis yang sangat dicintai cowok tampan itu. Bela, si gadis manja itu memang sangat tergila-gila dengan Mondy. Bahkan levelnya sudah masuk obsesi bukan lagi sekedar suka ataupun cinta. Karena apapun akan ia lakukan demi mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu Mondy. Bagi dia yang seorang anak dari pengusaha sukses Ferdy Sanjaya, segalanya bisa didapat dengan uang. Ia tidak peduli itu cara kotor, busuk, atau licik. Yang penting apa yang ia inginkan bisa terpenuhi.

Seperti pertarungan yang terjadi antara Abah dan Wardhana, papa Mondy beberapa hari lalu. Itu tak lepas dari campur tangan Ferdy. Dialah penyelenggara sekaligus sponsor pertandingan ilegal itu. Apalagi setelah ia tahu isi perjanjian yang dibuat antara dua pria paruh baya tersebut. Mengeluarkan sejumlah uang dengan total yang tidak sedikit pun, tidak menjadi masalah baginya. Asal harapan putri semata wayangnya bisa terpenuhi dan dia juga bisa tersenyum bahagia.

Mondy dan Bela turun dari motor. Menghampiri Haikal dan yang lainnya seperti biasa. Muka-muka asam ditunjukkan Melly dan Cindy. Dua gadis sahabat Raya itu memang sangat anti dengan gadis di samping Mondy tersebut. Sifat buruk serta obsesi dia pada Mondy, membuat keduanya kesal setengah hidup. Nyaris benci, sebenci-bencinya.

"Hai guys." sapa Mondy.

"Raya mana Mon?" tanya Iyan mewakili pertanyaan yang sama yang ingin ditanyakan Haikal, Cindy, dan Melly.

"Hah ... Oh ... Dia ...." Mondy tergagap. Kenapa harus begitu? Kenapa tidak mengatakan yang sesungguhnya saja? Apa susahnya coba?

"Dia kabur dari rumah. Dan nggak tahu sekarang ada dimana." celetuk Bela membuat semua orang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Maksud lo apa?" ketus Melly.

"Masih kurang jelas. Oke gue jelasin. Jadi, Raya udah tahu kalau hubungan dia dan Mondy itu dijadiin bahan taruhan Abah sama Om Wardhana. Kalau Abah kalah, berarti abah harus jauhin Raya dari Mondy. Dan karena Abah yang kalah ya, mau nggak mau, Raya harus jauh-jauh dari Mondy. Dan bagusnya nggak perlu dijauhin, si Raya udah pergi duluan karena marah. Satu lagi, nggak ada satupun yang tahu keberadaan dia. Bagus kan? Itu berarti emang Mondy ini tercipta buat gue. Iya kan Mon?" Bela bergelayut manja di lengan Mondy hingga membuat cowok itu menggeliat risih.

The Story of R2MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang