D e c e m b e r

159 25 13
                                    

"... Pesta Natal dua hari lagi?" Lucy mengedipkan matanya beberapa kali, setelah mendengar ajakan dari Nakajima Atsushi. Nampan bulat berada di dekapannya.

"Iya. Pesta Christmas Eve di Kantor Agensi. Kami diperbolehkan mengajak orang luar. Kau ikut tidak, Lucy-san?" Atsushi menyeruput kopi yang ia pesan beberapa saat yang lalu. "Oh, ini enak!"

"Itu kopi buatan Manajer, wajar saja," komentar Lucy. "Soal pesta, aku pikir-pikir dahulu."

"Mm hmm, baiklah."

Pintu Kafe Uzumaki terbuka seiring dengan terdengarnya suara gemerincing lonceng. Lucy menolehkan pandangannya ke pelanggan yang baru datang sambil menoreh senyum lebar. "Selamat datang!"

Senyum miliknya hilang sekejap mata—setelah para pelanggan disambut oleh pegawai kafe yang lain—digantikan tatapan menerawang; memikirkan jawaban atas ajakan pesta tersebut. Lucy Maud Montgomery memang menyukai hal-hal yang romantis, tetapi Natal tidak pernah termasuk ke dalamnya. Natal tidak romantis, sama sekali tidak.

.

.

Bungou Stray Dogs © Kafka Asagiri (writer) & Harukawa 35 (illustrator).

Fanfiksi ini dibuat untuk menyalurkan kegemaran semata.

Warning: (possibly) OOC, SPOILER (manga), may contain headcanon(s).

YOU HAVE BEEN WARNED.

.

.

Bulan Desember kerap kali disimbolisasikan dengan hari Natal, hari yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Di seluruh pelosok dunia (hampir) pasti ada yang merayakan Natal. Jepang menjadi salah satu dari sekian banyak negara tersebut. Setiap bulan Desember tiba, toko-toko akan memasang hiasan Natal (biasa berupa lampu, tulisan, atau tanaman Holly sintetis). Di pusat perbelanjaan, akan diletakkan sebuah pohon cemara besar lengkap dengan hiasan bola warna-warni, gantungan berbentuk boneka, lampu, bintang di puncak, dan pernak-pernik heboh lainnya. Toko kue menjual kue khusus Natal dan beberapa pekerja toko akan mengenakan pakaian serba merah.

Sayangnya, semangat Natal yang ada di tiap sudut Yokohama tidak dapat meresap ke relung hati Lucy. Natal hanyalah omong kosong. Sinterklas tidak nyata. Kehangatan saat berkumpul dengan keluarga cuma dirasakan oleh segelintir orang yang masih memiliki keluarga—oh, lihat saja kedepannya. Kematian akan merenggut kehangatan itu. Lucy yakin. Kemesraan antarkekasih? Yah, bukankah ada Valentine dan semacamnya? Memangnya malam Natal boleh dihabiskan dengan kekasih? Bagaimana dengan keluarga kedua pasangan?

Lucy tidak pernah merasakan sesuatu yang spesial di hari Natal. Mungkin karena ia tidak memiliki keluarga. Hell, bahkan teman saja ia tidak punya! Tidak, ia tak akan mengakui Jinko atau O-chibi-chan sebagai temannya. Miss Alcott? Rekan, tak lebih. The Guild? Yah, ia memang senang pernah menjadi bagian dari organisasi itu, tetapi Lucy hanyalah pion yang tak berguna. Begitu tugasnya  s̶̶e̶̶l̶̶e̶̶s̶̶a̶̶i̶ gagal, ia dibuang begitu saja. Bahkan, Lucy harus meminta Tuan Fitzgerald agar memperbolehkannya tetap berada di The Guild—walau menjadi pembantu.

Kenapa jadi membahas The Guild, sih? Lucy kan sudah mencuci tangannya dari organisasi itu.

Kembali lagi ke malam Natal, Kafe Uzumaki tutup sedikit lebih cepat pada hari itu—keputusan Manajer. Setelah seharian sibuk melayani pengunjung (luar biasa ramai), akhirnya Lucy dapat beristirahat. Ia melangkahkan kakinya ke luar gedung—setelah berganti pakaian—memikirkan apa yang akan menjadi makan malamnya.

12 Months: Lucy M. Montgomery | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang