(3)Davian Kayne

1K 40 16
                                    

Ve  melihat kesekeliling kampusnya itu, Ia mencari keberadaan Karin.

“Ve!” Seseorang memanggil Ve dari belakang yang langsung ditengok oleh Ve.

“Hi, Kai. Whats up?” Tanya Ve saat melihat keberadaan Kai.  Kai Alvonso adalah salah satu pewaris perusahaan Alvonso. Ia sangat tampan, matanya berwarna coklat pekat dan rambutnya berwarna hitam legam yang membuat semua wanita mengaguminya. Tapi tidak dengan Ve. Sudah beberapa kali Kai meminta Ve untuk menjadi kekasihnya selalu saja penolakan yang diterima oleh Kai.

“Aku hanya ingin mengajakmu dinner malam ini. Apakah kamu mau?” Tanya Kai sedikit ragu.

“Oh, maaf Kai. Aku tidak bisa, malam ini aku sudah punya janji bersama...” Ve menggantung pembicaraanya.

“Bersama siapa Ve?” Tanya Kai lagi. Karin datang mengahampiri mereka berdua yang membuat lampu dalam otak Ve terang.

“Bersama Karin, ya kan Kar?” Tanya Ve pada Karin yang baru datang. Karin menatap Ve tak mengerti, Ve menjawabnya dengan isyarat di matanya dengan memberikan tatapan mematikan pada Karin seakan memberitahu Kau harus mengatakan IYA.

“Ya, malam ini aku dan Ve akan pergi kerumah baru Ve” Ujar Karin yang membuat Ve merasa lega.

“Oh kalau begitu  malam besok?” Pinta Kai lagi.

“Oh, Tuan Alvonso saya tidak janji” Ucap Ve “dan sekarang aku harus masuk kelas, bye” Lanjut Ve lalu pergi menggandeng Karin meninggalkan Kai. Ve sengaja berbohong pada Kai karena malam ini ia akan menghabiskan waktunya di kamarnya bersama pria yang ada dalam posternya dan ia akan bertanya banyak mengapa dia bisa keluar dari poster itu.

***

“Kenapa kamu selalu menghindar dari Kai, huh?” Tanya Karin yang tiba-tiba menyadarkan Ve dari lamunannya.

“Aku tidak menghindar, aku benar-benar ada janji malam ini” Jawab Ve. Ve tidak berbohong soal ini karena dia memang benar-benar mempunyai janji bersama lelaki di posternya itu.

“Sejak kapan kamu punya janji selain denganku?”

“Aku hanya punya janji bersama Virly kar” Jawab Ve berbohong, dia hanya belum siap menceritakan semuanya pada Karin sebelum ia mendapat jawaban pasti dari lelaki itu.

“Kenapa kamu tidak bilang saja pada Kai kalau kamu punya janji bersama Virly? Kenapa harus bilang punya janji bersamaku?” Tanya Karin yang membuat Ve bingung harus menjawab apa.

“Ayolah Kar, kalau aku bilang aku mempunyai janji bersama Virly, dia akan membujuk Virly untuk membatalkan janjinya bersamaku” Jelas Ve panjang lebar.

“Jadi kamu benar-benar menghindar dari Kai?” Tanya Karin lagi.

“YA! Apakah kamu sudah puas?” Jawab Ve kesal yang membuat Karin tidak berani untuk bertanya lagi pada Ve. Mereka memasuki kelasnya. Dosennya masuk terlambat, berbarengan dengan Ve dan Karin yang sama-sama terlambat.

Materi demi materi dijelaskan oleh dosen wanita itu, cara menjelaskannya sangatlah membosankan membuat mahasiswa yang ada dikelas itu jenuh, termasuk Ve. Karena merasa bosan, ia memasang earphone ditelinganya yang terhalangi oleh rambutnya sehingga tidak ada orang yang tahu bahwa Ve sedang memakai earpone. Ia mulai memutar playlist yang ada di ipodnya, hal itu membuat kejenuhannya sedikit berkurang. Ve mengeluarkan ponsel dari tasnya, mencari-cari nama Virly di kontaknya. Ia mengetikan pesan singkat untuk kakaknya itu.

To: Vivi

Vi, kamu sedang berada dimana?

From: Vivi

Boy In The PosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang