Danial dan Ve sampai di Sungai Thames. Sebuah pelayaran di Sungai Thames ini akan membawamu menikmati keindahan kota London. Apalagi pada malam hari seperti ini akan terlihat indah dengan cahaya-cahaya yang terpancar dari gedung-gedung tinggi persis seperti bintang-bintang dilangit. Ve tidak membuka mulutnya dari awal ia sampai disini. Ia selalu suka dengan tempat ini. Dulu, Ia pernah mengunjugi sungai ini bersama keluarganya sewaktu ibunya masih hidup. Jujur saja ini adalah kali pertama Ve mengunjungi sungai ini di malam hari.
"Menakjubkan" ujar Ve dengan sepontan saat ia memperhatikan Kota impain sejuta umat ini.
"Nona Veranda apakah pemandangan ini lebih menarik daripada ketampanan orang yang membawa mu kesini? Kau tidak memperhatikanku daritadi. Kau asyik sendiri. Aku menyesal membawamu kesini." Sungut Danial.
"Bahkan kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan semua ini Tuan Danial." Ve berbicara sekenanya.
"Benarkah?" Tanya Danial.
"Yup. Oh ya. Bisakah kau memotetku disini? ini indah sekali. Sungguh" Pinta Ve.
"Jadi aku disini hanya sebagai tukang foto mu? Tidak mau."
"Ayolaaaahhh" pinta Ve dengan sedikit manja sambil menyerahkan ponsel miliknya pada Danial.
Danial menyerah. Ia mengambil ponsel milik Ve dan mundur beberapa langkah untuk mengambil potret Ve.
"Apa ini? Ponsel mu lowbatt" Tukas Danial.
"Kalau begitu gunakan ponsel mu saja"
"dan sekarang kau meminjam ponsel ku?"
"Tentu saja"
"arrgghh"
Dengan geram Danial mengeluarkan ponselnya dan siap memotret Ve. Ve bergaya dengan lucunya dan itu membuat Danial terpesona.
"Hey, Danial? Tidak mau kah kau berforo denganku?" Tanya Ve.
"Tidak. Aku tidak minat" Jawab Danial malas.
"Sekali saja"
"Tidak"
"Ayolaaah"
"Baik. Hanya sekali"
"Baiklah. Tapi siapa yang akan memoto kita?" Tanya Ve.
"Aku tidak tahu"
"Aku menyesal tidak bawa monopod. Kau tidak bilang mau ajak aku kesini sih"
"Lebih baik aku tidak berfoto daripada harus berfoto menggunakan alat kampungan itu"
"Hey. Kau harus merasakan sensasi berfoto menggunakan alat ajaib itu."
"Terserah kau. Jadi sekarang siapa yang akan memoto kita?"
"Mari kita selfie sajaaaa" Ucap Ve semangat.
"Tidak mau"
Ve mendelik pada Danial. "Semuanya kau tak mau. Lalu mau mu apa? Sudahlah ayo selfie satu kali saja. Pasang gaya terbaik mu dan ceesss"
Ve dan Danial melakukan Selfie berkali-kali dan itu tidak disadari oleh Danial. Ia terbawa suasana. Kadang mereka tertawa bersama hingga akhirnya mereka saling bertatapan lama. Lama sekali. Dan cup! Danial mencium Ve. Danial mencium Ve dengan tulus bukan dengan nafsu seperti apa yang sering ia lakukan pada wanita-wanita di club malam yang sering Ia kencani. Sekarang, dibawah sinar bulan purnama. Di pelayaran sungai Thames. Danial telah mencuri ciuman pertama Ve.
Plak
Ve menampar pipi mulus Danial.
"Brengsek! Mengapa kau menciumku?" Tanya Ve dengan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In The Poster
Fantasidia nyata! dia nyata! percayalah padaku! dia nyata dan aku mencintainya! © cover by dope-ing (dee and SillentStalker)