Tiga

4.1K 424 38
                                    

Happy reading.

☆☆☆

Ray, tampak tampan dengan Polo shirt warna abu dengan setelan celana jeans selutut.

Dengan santai ia berjalan menuju kamar yang terletak bersebelahan dengan kamarnya.

Tok, tok, tok.

"Masuk."

Ray pun membuka pintu dan memasuki ruangan yang sangat jarang ia datangi itu saat pemilik ruangan mempersilahkannya masuk.

Didapatinya pria yang umurnya terpaut tujuh tahun diatasnya tengah duduk bersandar dibupet kasur sembari membaca buku, entah buka apa Ray tak tahu.

"Kak." Panggil Ray pada pria itu. Iya, pria itu kakaknya Ray yang bernama Aldi. Kedua kakak beradik itu hanya tinggal berdua dirumah besar nan mewah peninggalan orang tua mereka.

"Apa?" Balas Aldi tanpa menoleh ke Ray. Fokus dengan buku yang dibacanya.

"Kak, debut-in band gue dong."

Fokus Aldi teralihkan, pandangannya kini menatap tajam Ray. "Band apaan sih, gak ada band-band-an lo udah kelas 12 fokus aja dulu ujiannya."

"Kak, please. Ini mimpi gue dari dulu kak, gue janji sekolah gak akan keganggu ama kegiatan band. Gue janji."

Aldi menghela nafas beratnya, sebenarnya ia tidak tega melihat tampang memelas Ray yang memohon untuk diorbitkan.

Aldi adalah seorang CEO disalah satu label musik cukup ternama di Indonesia. Ia mendirikan label musik itu dengan usahanya sendiri, mulai dari nol hingga menjadi besar seperti sekarang. Sudah banyak penyanyi papan atas yang debut dari label musiknya.

"Bawa anggota band lo kesini besok." Ucap Aldi singkat lalu kembali melanjutkan bacaanya.

"Tapi, kak gue baru nemu pemain gitar aja." Jawan Ray dengan kepala yang tertunduk.

Aldi berdecak mendengar jawaban Ray. Apa adiknya itu benar-benar serius ingin membuat band? Namun band apa itu jika anggotanya hanya dua orang saja.

"Ya cari makanya, gue kasih waktu seminggu. Lo harus bisa ngumpulin personilnya, lebih dari yang gue targetin, batal."

Ray mengangguk pasrah, kemudian berjalan kearah pintu untuk keluar kamar kakaknya. Saat hendak keluar langkahnya terhenti karena suara Aldi.

"Jangan lupa cari manager."

"Ya." Jawab Ray singkat sebelum benar-benar keluar dari kamar kakaknya itu.

☆☆☆

Iqbaal berdecak kesal saat Ray terus saja berjalan bolak-balik dihadapannya. Keduanya saat ini tengah berada ditaman belakang sekolah. Ray menarik paksa Iqbaal dan membawanya kesini.

"Lo kenapa sih?" Tanya Iqbaal untuk yang kesekian kalinya.

Ray bungkam tidak tahu harus menjawab pertanyaan Iqbaal bagaimana. Masih berjalan mondar-mandir sesekali mengusap wajahnya gusar.

"Ck, lo ini kenapa sih. Pertanyaan gue lo kacangin mulu. Oke, gue ganti pertanyaan aja. Anggota band yang lainnya mana? Kapan kita mulai latihan biar cepat nyari tempat manggung?"

Langkah Ray berhenti, matanya menatap tajam Iqbaal. "Itu masalahnya, band kita baru ada dua personil, yaitu gue sama lo. Kita harus cari secepatnya supaya kakak gue mau ngorbitin(?) Kita."

Iqbaal terbelak mendengar fakta yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Iqbaal kira ia bergabung dengan band yang anggotanya sudah lengkap.

"Gue kira bandnya udah lengkap dengan gabungnya gue di band."

Sister Complex Ft. Iqbaal Ramadhan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang