Limabelas

1.9K 243 5
                                    

"GUYS, CEPETAN KELUAR SARAPAN. KATANYA MAU CEPAT PERGI." (Namakamu) berteriak untuk yang kesekian kalinya, tapi mereka yang dipanggilnya tidak kunjung keluar dari kamar masing-masing.

(Namakamu) misuh-misuh sambil mentiapkan sarapan di atas meja. Merutuki anak asuhnya yang susah sekali untuk dibangunkan.

Karena sudah lelah berteriak, (Namakamu) memilih duduk menunggu Iqbaal, Ray, Bagas, Abi dan sekarang bertambah satu, si kecil, Gian, dengan tangan yang dilipat lalu dijadikan bantalan.

Hingga tak sadar, (Namakamu) memejamkan matanya karena masih mengantuk. Jam tidurnya berkurang disebabkan dirinya lupa untuk mengemas barang-barang yang akan dibutuhkannya nanti saat berada di sana. Membuatnya bangun tengah malam guna mengemas barangnya.

***

"Cepetan oii, nanti telat gak jadi liburan kita!" Ray menenteng tas ramselnya yang terlihat mengembung. Berjalan dengan tergesa-gesa menyelak banyak orang yang menghalangi jalannya menuju tempat chek in.

"Gara-gara kalian ini makanya kita telat," Dumal (Namakamu). "Gian, hati-hati nanti jatuh kalok larinya kekencengan!" Peringat (Namakamu), meringis saat melihat Gian yang jauh dihadapannya sana berlari. Tubuh kecilnya menabrak beberapa tubuh besar pengguna bandara lainnya, hal itu tentu saja membuat tubuh kecil Gian sempoyongan. Untuk saja anak kecil itu bisa segera menyeimbangkan tubuhnya.

"Salahin kak Ray noh, kak. Ngajakin main Viva sampai jam 1an." Adu Bagas membuat Ray yang mendengar namanya disebut-sebut mendelik.

Apa-apaan, bukankah Bagas yang semalam terus meminta untuk diulang lagi karena merasa belum rela kalah darinya.

Tapi Ray hanya diam, tidak mau meladeni Bagas. Membuat Bagas bersorak dalam hati, ia suka melihat wajah sebal teman eh ralat kakaknya yang ia temukan setelah bergabung di RestuBand.

Bukan, Ray bukan kakak kandung Bagas. Ini bukan Ftv. Bagas sudah menganggap Ray sebagai kakaknya sendiri. Begitupun dengan, Abi dan Iqbaal. Sebaliknya juga, Bagas merasa senang mendapat perlakuan layaknya seorang abang ke adiknya.

Dan rasanya ia tidak rela untuk meninggalkan RestuBand, barang waktu sebentar pun. Tapi, itu harus dilakukannya. Meskipun bukan saat ini, melainkan nanti.

Ingin sekali rasanya hari itu tidak datang. Bagaimana caranya tapi, ia tidak mempunyai mesin ajaib yang mampu menghentikan waktu.

"Salah kita semua ini, tidurnya udah kayak orang mati aja. Kebo. Buru ayo masuk ke pesawat." Iqbaal melerai, membantu (Namakamu) membawa tasnya.

Liburan kali ini harus Iqbaal manfaatkan sebaik-baiknya untuk Qtime bersama (Namakamu), setelah kesibukan manggung membuatnya jarang bisa menghabiskan waktu bersama walaupun (Namakamu) sudah merangkap menjadi managernya.

Jadwal RB sangat padat, bahkan saat break mereka manfaatkan untuk tidur barang 15 menit.

Dan bersyukurnya lagi, Aldi tidak bisa ikut dalam liburan kali ini. Membuat Iqbaal bersorak dalam hati.

***

Iqbaal merebahkan tubuhnya di kasur hotel, saat ini Ray yang menjadi room matenya. Sementara Abi, Gian dan Bagas di kamar sebelahnya.

"Rencana lo gimana, Baal?" Ray menyimpan tasnya dalam lemari ikut berbaring di samping Iqbaal.

"Nunggu waktu yang tepat." Iqbaal beranjak dari tidurnya. Mengambil handuk, ia akan mandi lalu tidur siang. Nanti sore kan rencananya mau jalan-jalan ke Pantai Pink.

Sister Complex Ft. Iqbaal Ramadhan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang