Chapter 24 - Day Without You

88.4K 4.2K 46
                                    

Author's POV
"Dad! Bukannya banyak pilot lain? Kenapa harus Aaron?" Sergah Kendra.

Abercio mendekati Kendra, ingin cepat-cepat menenangkan putrinya yang terlihat gelisah, baru saja semalam mereka menghabiskan waktu menonton film bersama, Abercio tidak ingin ada perselisihan diantara mereka nantinya.

"Ini penerbangan terakhirnya. Lantas, apa yang mengganggu pikiranmu, Kendra?" Tanyanya.

Kendra mencibir, "Tapi dia akan disana sebulan, dad" Keluhnya lagi, meskipun ia tahu memohon kepada ayahnya yang keras kepala itu sedikit mustahil.

Kendra benar-benar benci memikirkan kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi nantinya.

Otaknya tidak mau berhenti memikirkan kejadian aneh yang bisa dibilang jarang sekali terjadi. Mungkin itu salah satu hal yang membuatnya benci dengan bandara.

Suara ketukan pintu menghentikan pembicaraan mereka sejenak dan keduanya menoleh kepada pria berseragam merah maroon yang baru saja masuk.

"Jangan Khawatir, Ken!" Ucapnya.

Kendra yang tadinya memandang Aaron, kemudian memalingkan wajahnya, "Aku tidak khawatir, hanya saja..." Kendra terbata.

Abercio terkekeh melihat tingkah anak satunya itu, "Dia sangat khawatir, Aar. Dia bilang dia akan kesepian sebulan tanpamu," ledeknya.

Kendra memanyunkan bibirnya dan mengeluh, "Dad!! Aku tidak bilang begitu," Celetuknya sembari memutar bola mata.

"Hanya sebulan, sayang" Goda Aaron sembari mendekati Kendra.

Kendra memukulnya pelan, Aaron benar-benar pandai berakting di depan Abercio.

Setelah hari-hari bersama mereka lalui, Aaron rasanya memang lebih peduli terhadap Kendra.

"Pergi sana! Mau sebulan, setahun, tidak pulang juga aku tidak akan peduli," Ucapnya berusaha tampak benar-benar tidak peduli.

Meskipun Aaron sudah memergokinya beberapa menit yang lalu, Kendra tetap berusaha tidak ingin terlihat sedang mengkhawatirkan pria itu.

👑

"Bye"

"No bye, see you." sahut Kendra sambil melepas sabuk pengamannya, membuka pintu dan melangkah keluar.

Menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang cukup lama, membuat mereka semakin akrab saja.

Aaron tersenyum miring, setelah melihat raut wajah Kendra yang sedih dan tatapan yang dipenuhi oleh kekhawatiran, rasanya sebulan akan terasa lebih panjang dari biasanya.

Kendra menunduk, melihat wajah Aaron dari kaca mobil yang terbuka lalu melambaikan tangannya, ia benar-benar ingin membujuk pria itu agar tidak pergi, tapi ia tahu, hal itu tidak akan terjadi.

Kendra memandang mobil itu sampai menghilang dari pandangannya kemudian berbalik menatap gerbang besar mansion yang dulu menjadi tempat tinggalnya. Harusnya ia merasa senang karena akan lebih sering bertemu dengan ibunya lagi, tapi nyatanya, ia tidak.

Safe flight(s) kau seorang professional, bukan? Xoxo

Kendra tersenyum sendiri saat membaca pesan yang ia kirim sendiri untuk Aaron.

Siapa yang kemarin bilang tidak khawatir?
Aku akan meneleponmu setiap Landing.
And what the hell is 'Xoxo' ?

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Aaron sudah membalas pesannya. Kendra cepat-cepat membuka pesan itu.

Senyuman tersipu itu berubah menjadi datar sekejap saat membaca kalimat terakhir dari balasan Aaron.

👑

"My Alice!" Teriak Ed dari jauh sembari membuat bentuk hati besar dengan kedua lengannya.

Tubuh jangkung dengan lengannya yang membentuk hati itu terlihat sangat mencolok sehingga membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang.

Kendra tertawa geli sembari mempercepat langkahnya dari Lobby agensi yang luas itu dan mendekati pria yang masih berdiri didepan lift itu, "Hentikan, Ed!" Ledeknya.

"Why? Kau tidak suka?" Gurauan Kendra ditanggapi serius dan sebal oleh Edward, ia langsung menurunkan lengannya, kemudian menekan tombol lift.

Bunyi denting halus menolong Kendra dalam situasi sulit itu.

Ed benar-benar tidak terduga, ia sangat sensitif hari ini, mungkin suasana hatinya sedang buruk.

Karena tidak ada orang lain selain mereka yang memasuki lift itu sampai pintunya tertutup dengan sendirinya, sepertinya Kendra akan berada di situasi sulit itu lagi.

Kendra meneguk ludah, "Kau kenapa, Ed?" Tanya Kendra saat mendapati Edward berbalik dan mendekatinya.

Edward terus mendekatinya dan memojokinya disudut lift. "Hentikan, Ed. Kau tahu kita masih akan shooting beberapa scene terakhir, kan? Jangan berbuat sesuatu yang akan menganggu feel kita nanti" Lanjut Kendra dengan alis berkerut sebal.

Kendra sudah cukup mengenali Edward. Ed cukup sering melampiaskan mood buruknya itu, lalu besoknya datang bersama dengan permintaan maaf.

Bunyi dering ponsel Kendra menghentikan percakapan mereka. Kendra mendorong Ed dengan sekuat tenaga dan segera mengangkat panggilan dari seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu itu.

"Hey!" Ucap Kendra dengan ponsel menempel ditelinganya.

Senyum mengembang diwajahnya, hanya karena mendengar suara Aaron.

"Apa? Hanya sepuluh menit? Take a break, Aar. Yang penting aku tahu kau baik-baik saja" sahut Kendra, ia menunggu panggilan dari Aaron selama beberapa hari dan hasilnya...sepuluh menit?

Sedikit mengecewakan.

👑

"Hey" Ucap Aaron dengan ponsel ditelinganya, ini kedua kalinya ia mendengar suara Kendra lagi setelah perjalanan sembilan jam yang melelahkan itu.

"Ya, aku baik-baik saja. Australia sekarang. Musim semi disini, benar-benar indah." Aaron berusaha menahan senyum yang tersungging dibibirnya.

Meskipun tidak pernah menghitung perbedaan waktu diberbagai negara dan kota New York, Kendra tidak pernah sekalipun melewatkan panggilan darinya.

"Aku harus pergi, waktunya take off." Ucap Aaron saat ia mendapati seseorang memanggilnya dari kejauhan.

"Ada apa, Tasya?" Tanya Aaron setelah memutuskan panggilannya dengan Kendra.

Wanita berambut merah dan bermata hijau itu tampak sedang panik, "Uhm, Captain. Dia, Co-Pilot punya sedikit masalah, kau harus segera kesana!" Ucapnya terengah-engah.

"Co-Pilot? Masalah apa?" Tanyanya lagi sembari mempercepat langkahnya dan disusul oleh Tasya disampingnya.

TBC
👑

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang