Seminggu sejak Kendra bekerja di lingkungan barunya, bekerja untuk agensi milik Brenda yang kecil dan juga sederhana ternyata jauh lebih nyaman dari yang ia kira.
Untungnya Aaron tidak masalah dengan hal itu, hanya saja ditambah dengan kesibukan Kendra, mereka jadi jarang bertemu belakangan ini.
Luxury Nightclub 08.00 P.M
"Aku sudah tiba di Luxury, kau dimana Kendra?" Suara Poppy terdengar tidak terlalu jelas akibat dentuman musik yang keras. Hal itu secara tidak langsung membuktikan bahwa Poppy sudah tiba di Luxury."Tunggu aku diatas. Aku sudah memesan ruangan atas namamu, Poppy" Jawab Kendra.
"Kenapa ruangan?" Tanya Poppy lagi.
"Kau kan seorang selebriti terkenal, Poppy! Tunggu aku disana, okay?" Ledek Kendra sambil terkekeh, kemudian memutuskan panggilan.
Setelah memberi isyarat kepada Aaron dari jauh sana. Ia lalu masuk kedalam club, lalu menunggu Aaron menyelesaikan bagiannya.
Tidak perlu susah mencari, Luke ternyata sudah duduk di bar tempat biasa sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Aaron.
"Luke! Masuklah ke ruangan 'small-02' aku sudah mengundang banyak wanita cantik yang mungkin akan cocok menemanimu malam ini" Ujar Aaron sambil menunjuk ke arah tangga.
"Benarkah?" Tanya Luke memastikan pendengarannya tidak salah.
"Aku akan menyusulmu. Tapi aku harus ke toilet dulu!" Jawab Aaron sambil menepuk pundak Luke pelan, lalu pergi meninggalkannya.
Luke langsung mengikuti kata Aaron. Ia tampak bersemangat. Hanya heran kenapa temannya itu baru tertarik dengan wanita club saat ia sudah menikah.
Luke melongo, kata 'banyak' yang diucapkan Aaron terlupakan begitu saja saat ia mendapati wanita cantik mengenakan topeng burung merak duduk di sofa dan terlihat sama eloknya dengan burung merak. Apalagi dengan rambut ikalnya yang tergerai bebas.
Suara pintu tertutup membuat wanita itu menoleh kearahnya.
"Luke?!" Seru Poppy. Poppy langsung mengenalinya dari topeng iron-man yang dikenakan Luke. Belum lagi potongan rambut pendek Luke yang unik karena terdapat garis disalah satu sisi sampingnya.
Luke mengernyit, tampak sedikit dari matanya raut wajah jengkel lalu berbalik hendak membuka pintu itu.
"Terkunci?" gerutunya.
Pintu besi itu menyisakan sedikit kaca untuk mengintip keluar. Kepala kedua orang itu tiba-tiba saja nongol, seolah mengolok-olok keduanya yang sedang terkunci didalam.
Aaron menjulurkan lidahnya, mengolok pria bertopeng iron-man. Sedangkan Kendra terus menggerak-gerakkan kedua telapak tangannya yang sudah menyatu, seolah sedang memohon, meminta agar Poppy tidak marah padanya karena telah menipu mereka.
"Mati saja kau, Aaron!" Rutuk Luke sambil menggedor-gedor pintu kedap suara itu. Kini ia benar-benar terlihat seperti iron-man yang payah tanpa kostum robot.
"Luke! Baguslah, kau harus dengar penjelasanku kali ini!" Poppy mendekatinya, mengajaknya duduk bersama di sofa itu.
Kedua orang yang tadinya mengintip disana pun mengerti dan pergi meninggalkan Luke dan Poppy.
Dengan bantuan Tasya, Aaron dan Kendra dapat dengan mudah mendapatkan akses kunci dan mengunci keduanya dalam satu ruangan yang sama. Jika tidak begitu, tidak akan ada yang mau mengalah.
"Aku tidak bersama Ed, Luke!" Jelas Poppy setelah membuka topeng-nya.
"Berengsek sepertinya tidak berhak bersama siapapun, apalagi berada di dekat Kendra" Tambah Poppy.
Luke jadi penasaran, ia menaikkan wajahnya, menatap Poppy lurus-lurus.
"Lihatlah Kendra, Luke. Dia kehilangan semuanya karena Edward. Aku sedang berusaha menjauhkan Ed dari Kendra. Temanku di Canada, ia bilang nama Edward disana sudah terkenal buruknya. Jangan sampai ini menjadi alasannya kembali ke New York," Jelas Poppy panjang lebar.
Mata Poppy berkaca-kaca, meskipun tidak ingin menangis, Kondisi temannya itu membuatnya semakin tertekan.
Kendra, ia harus membantu Kendra mendapatkan nama dan ketenarannya kembali.
"Oh, Poppy! Aku merindukanmu." Pria itu meraih tubuh Poppy dan memeluknya erat-erat.
Semakin otaknya berkata tidak, hatinya terus menjawab ya. Dan pria berhati luluh itu tidak mugkin bisa menahannya lebih lama lagi.
"Kau teman yang baik, Poppy. Tapi sebaiknya kau beritahu semuanya itu kepada Kendra," Usul Luke.
"Dia parasit, Luke! Lintah darat, manusia benalu--"
Luke tertawa keras. Berusaha menghentikan Poppy yang emosinya sedang meluap-luap akibat pria yang ia juluki 'manusia benalu' itu.
👑
Luxury Nightclub 9.40 P.M
"Satu jam, empat puluh menit. Menurutmu, apa mereka sudah selesai?" Tanya Kendra, melirik jam tangan besar yang dipakai Aaron.
Benar, sekitar empat puluh menit juga mereka duduk tidak melakukan apapun di-bar ini selain menghirup Tequila yang berkilauan di bawah lampu club dan cemilan kacang-kacangan.
Satu jam yang lalu Aaron sibuk berbincang dengan wanita cantik berambut merah, mengenakan gaun ketat yang membuatnya tambah cantik, meninggalkan Kendra sendirian duduk di bar bersama dengan cemilan kacang almond.
Kendra mendengus, hanya menyaksikan keduanya bergosip ria, entah apa saja yang dibicarakan sampai-sampai Aaron harus memberinya senyuman lebar tadi.
"Ayo kita keatas," ajak Aaron, ia membantu Kendra yang memakai bersepatu hak tinggi turun dari atas kursi bar yang tinggi lalu berjalan diantara keramaian orang.
Kendra mendesah dalam hati, meskipun pria itu tidak bersikap dingin padanya. Entah apa yang membuat Aaron tidak lagi membicarakan hal pribadi ataupun bertukar cerita dengannya.
Belakangan ini, tidak ada percakapan lain yang lebih spesial selain pertanyaan, "Bagaimana harimu?"
Apa Aaron mungkin sudah bosan dengan dirinya?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ A Missing Part
Romance[COMPLETE] "No great love ever come without great struggle" Kendra Damaris (23), anak tunggal dari sebuah keluarga miliarder, seorang artis papan atas, dan model terkenal. Yang mencintai keluarga, karir, dan juga hidupnya yang sempurna dalam limpah...