Bagian ketiga

1.9K 85 0
                                    

"Mirror please??" balas agam dengan sengit

"Maksud lo apa??" teriak natalie dan langsung berdiri dari duduknya

Para siswa sontak melihat kearah mereka berdua,

****

Agam membalas dengan tersenyum manis dan berlalu keluar kelas.

"Tuh cowok rese banget sih" umpat natalie dan kembali ketempat duduknya dengan wajah bete

"Agam memang gitu na,dia bukannya nggak sopan dia kalau bicara sama cewek memang gitu apalagi kamu nggak pake jilbab " ucap ratih yang matanya tak lepas dari pintu,menatap kagum agam yang baru keluar

"What?? Emang kenapa kalau gue nggak pake jilbab??? Nggak ada urusannya kan sama dia" ucap natalie sengit

"Karena itu aurat yang harus kamu tutupi "

Natalie terdiam dalam benaknya berpikir,aurat??

****

Sore harinya setelah jamaah sholat asar kyai anwar memberikan mauidhoh hasanah kepada para santri. Agam,farhan dan zainal mendengarkan penuturan kyai anwar dengan serius tentang pentingnya kejujuran.

" Pada zaman kekhalifahan, Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala. Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik.Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik Kalifah umar mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu.“Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini,” kata anak perempuan itu.“Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit.”“Benar anakku,” kata ibunya.“Hmmm….., sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan,” kata ibunya.Anak perempuan itu terdiam. “Nak,Kita campur saja susu itu dengan air. Supaya penghasilan kita cepat bertambah". “Tidak, bu!” katanya cepat.“Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air.” Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli.“Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu,” gerutu ibunya kesal.“Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?”“Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. KhalifahUmar pun tidak akan tahu perbuatan kita,” kata sang ibu “Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apa pun kita menyembunyikannya, “tegas anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang.Sungguh kecewa hatinya mendengar anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun,jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya.“Aku tidak mau melakukan ketidakjujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,”kata anak itu.Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu.” Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!” gumam khalifah Umar. Ternyata khalifah umar menyuruh putranya untuk menikahi gadis tersebut sebagai hadiah atas kejujurannya. " ungkap kyai anwar panjang lebar

Setelah itu para santri melanjutkan kegiatan bersih-bersih lingkungan dan juga tubuh.

Matahari telah kembali keperaduannya sang rembulanpun menunjukkan rupanya perlahan,alunan azan maghrib mengalun merdu mengajak para santri untuk beranjak menunaikan sholat maghrib.

"Gam tadi kamu apain natalie sih sampe teriak kaya gitu" ucap farhan saat mereka berjalan menuju masjid

"Kamu kaya nggak tahu agam aja han" timpal zainal sembari merapikan sarungnya

"Ya aku hanya nggak mau terlalu lama mandang auratnya aja yang nggak bisa tertutup semua itu" ucap agam santai

Farhan dan zainal mengangguk faham,memang agam sangat menjaga pandangannya bukan berarti agam sok suci tapi memang dari masih kecil agam sudah diajarkan seperti itu oleh orang tuanya dia mendapat pendidikan agama sangat baik dari kecil walaupun setelah beranjak remaja pendapat agam dan orang tuanya agak bertentangan. sehingga mungkin itu menjadi kebiasaan bagi agam untuk slalu menjaga pandangannya sebaik mungkin.

Malam semakin larut para santri sudah bubar kekamarnya masing-masing setelah mempelajari kitab kuning, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam waktunya para santri untuk  melaksanakan kewajibannya yaitu belajar walaupun tidak semua santri belajar karena memang ada sebagian yang malah memutuskan untuk tidur ataupun sekedar bercengkrama. Agam memasuki kamar dengan wajah jengah melihat pemandangan didepannya farhan dan zainal yang sedang melempar-lempar bantal dan selimut untuk bahan perang mereka.

"Kalian itu seperti anak kecil saja" ucap agam mengintrupsi kegiatan mereka

Keduanya nyengir kuda

"Nih gam sih farhan bikin gue kesel buku catetan bahasa indonesia ku dihilangin sama ini bocah. apalagi besok kan ada pelajarannya" adu zainal dengan Muka bete

"Ya maaf aku lupa taruhnya" balas farhan dengan cengiran lebar

"Paling ketinggalan dikelas besok bisa dicari" agam menimpali sembari duduk diranjang dengan kamus bahasa inggris ditangannya

"Bener kata agam. Jadi Jangan marah lagi dong nal,aku buatin kopi deh" bujuk farhan

"Nggak mau" ucap zainal ketus

Farhan tak putus asa dia membujuk zainal lagi.

"Aku pijitin dech"

"Kalau ini mau" sorak zainal girang,karena memang badan zainal terasa pegal dengan aktivitasnya seharian ini

"Aku juga mau han,aku kan juga capek" ucap agam dengan muka menggoda

Farhan mendengus

"Noh minta pijit sama tembok" timpal farhan dengan muka bete,dan menekan punggung zainal keras-keras

"Aww nggak ikhlas nih mijitin aku" zainal berpura-pura sebel

"Ikhlas kok ikhlas" ucap farhan cepat-cepat

Agam dan zainal terkikik geli melihat ekspresi farhan.

***

Natalie mengendap endap dengan langkah perlahan untuk keluar dari rumah pamannya,ia berniat untuk pergi keclub malam ini dengan dijemput oleh angel teman barunya dari kelas ips disekolah barunya. Saat dia sudah didepan pintu tiba-tiba lampu ruang tamu menyala sontak natalie menegang lalu membalikkan tubuhnya perlahan.

"Eh om angga belum tidur?" ucap natalie dengan cengiran di bibirnya, dia ketahuan batinnya berbicara.

"Kamu mau kemana na udah malam bukannya tidur malah mau pergi keluyuran" ucap om angga tegas

Natalie terdiam,dia memang sangat takut dengan omnya satu ini karena selain tampangnya yang galak juga suara omnya bisa membuat orang yang mendengar merasa terintimidasi karena suaranya yang tajam namun menggelegar itu.

"Nggak kok om nih mau ngecek pintu udah di kunci atau belum" bantah natalie dengan alasan yang tak masuk akal

"Gak usah bohong deh sama om,dari penampilanmu aja om udah tahu kalau kamu mau ke club" tatap om angga tajam menelisik penampilan natalie dari atas sampai bawah.

Memang sekarang natalie memakai gaun hitam selutut yang sangat pas dengan tubuh cantiknya tak lupa sepatu hak tinggi bewarna senada.

"Udah sana balik kekamar tidur,lagian besok kamu kan sekolah"

Natalie menuruti ucapan pamannya karena sudah terlanjur tertangkap basah.

Natalie seharusnya memikirkan cara lain untuk keluar malam tidak melalui pintu depan,dia terlalu meremehkan pamannya itu.

Natalie lalu mengirimkan pesan kepada angel untuk membatalkan pergi ke club.

Natalie berpikir keras bagaimana caranya untuk pergi saat malam agar tidak ketahuan pamannya lagi.

Ya dia harus tahu seluk beluk rumah pamannya dulu,jika ingin pergi saat malam.

To be continue..

15/7/17

AGAM:Love in pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang