Bagian kesepuluh

1.4K 75 3
                                    

Dan sekarang agam ingin sekali menimpuk sahabat-sahabatnya ini.

*****

Natalie menggeliat perlahan dari tidurnya saat mendengar suara berisik dari arah ruang tamu
Dan berjalan kearah ruang tamu dengan gontai.

"Natalie.."

Teriakan itu membuat natalie sadar sepenuhnya dari rasa kantuk.

"Abel?" natalie menatap anak  saudara jauh dari sang papa dengan datar, setengah kesal ternyata kelakuannya masih sama apalagi suaranya yang cempreng-cempreng basah itu.

Sangat berbeda dengan pakaiannya yang kalem dan berhijab itu,abel tetap abel saudara jauh papanya yang sudah dianggap natalie seperti saudara kandung dan tetap cerewet.

"Gak kangen sama aku?" goda abel yang melihat muka cemberut natalie

"Amit amit deh,lagian tante kenapa ngajakin ini anak kesini sih tan" keluh natalie sembari meletakkan bokongnya disofa sebelah tante yang hanya geleng-geleng melihat keduanya

"Lah kenapa kamu yang repot natal, terserah tante dong kamu juga kan numpang" jawab abel cepat

"Serah deh serah"

"Gitu aja ngambek, sini deh peluk" abel menubruk natalie dengan pelukan yang membuat dada natalie sesak

"Bel..aduh bel sesak nih"

"Kalian itu nggak pernah berperilaku normal kalau udah ketemu aneh semua" ucap tante fatimah sembari meninggalkan mereka kedapur.

"Tante.." teriak keduanya nyaring

"Gimana betah lo dipesantren?"

"Tentu betah lah lagian disana juga seru"

"Kalau betah kenapa lo pulang? Lo diusir??" tanya natalie asal

"Ya kali aku diusir, emang kalau aku pulang nggak boleh apa?" dengus abel sebal

Natalie tersenyum melihat ekspresi abel yang sangat menggemaskan. Lalu mereka melanjutkan obrolan mereka dengan sesekali tertawa terbahak-bahak.

Natalie sudah lama ingin mempunyai saudara untuk sekedar diajak ngobrol karena dia benar-benar kesepian dan adanya abel natalie bisa bebas mengekspresikan perasaannya.

Walaupun abel sangat dekat dengan natalie, abel tak pernah tahu natalie yang nakal diluar sana, natalie tak ingin abel tahu bahwa dia tak bisa menjadi saudara yang baik untuk dia. Natalie tak ingin abel tahu itu, natalie sangat menyayangi abel dia tak ingin membuat abel kecewa dengan sikapnya.

"Kok celana waktu kamu masih tk masih dipakai sih nat?" ungkap abel sembari melihat penampilan natalie yang memang hanya memakai hotpants dan kaos ablong putih ditubuhnya.

"Sembarangan aja ini namanya hotpants abel"

"Ya kan tetap aja itu kaki kamu nggak tertutup aurat nat, aku nggak peduli itu mau coolpants atau apalah itu tetep nggak bisa nutupi aurat kamu"

"Iya bu ustadzah"

"Aku serius nat"

Natalie terdiam, dia belum siap.

"Lagian juga kamu kan sekolah di SMA bhakti nusantara yang mayoritas siswinya pakai jilbab nat"

"Hmm"

"Kenapa kamu nggak mondok juga sih nat"

"gue nggak sebaik itu"

"nggak perlu nunggu baik cukup kamu mau aja cukup"

"ahh udahlah lo butuh temankan di pesantren makanya lo nyuruh gue mondok biar lo ada temen" natalie mencoba mengalihkan pembicaraan

"natalie" abel memberenggut sebal

AGAM:Love in pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang