Bagian kesembilan

1.4K 79 4
                                    

Mereka tak sadar bahwa perasaan mereka sudah ikut hadir dalam kehidupan mereka.

****

Taksi yang ditumpangi Natalie berhenti di samping sekolah natalie tepat saat anak-anak bubar dari sekolah, menunggu sepuluh menitan mobil jemputan natalie sampai didepannya memang karena hukuman dari pamannya itu natalie tak di perbolehkan kesekolah naik mobil sendiri dan seperti sekarang natalie diantar jemput tak bisa seenaknya sendiri.

"Sudah nunggu dari tadi non?? Maaf tadi nganterin bu fatimah dulu" ucap pak agung sopir keluarga omnya saat natalie hendak membuka pintu mobil

"Nggak kok pak" ucap natalie mencoba ramah

Tittt tittttt titttt

Klakson motor dari depan menghentikan langkah natalie saat masuk ke mobil.

"Natalie" ucap orang itu dan membuka helm full facenya

Natalie menoleh ke sumber suara

"Loh andra kok lo disini?" ungkap natalie sembari turun dari mobil yang akan ditumpanginya.

"Gue mau ajakin lo jalan bisa nggak?"

"Kayaknya nggak bisa deh dra gue lagi masa hukuman nggak boleh keluar-keluar" sebenarnya natalie sedang males keluar rumah dan dia tak ingin diganggu malam ini jadi dia terpaksa berbohong saja,toh dia sebenarnya bisa saja keluar kalau dia ingin. Benar-benar ingin bebas dan keluar tapi sayangnya natalie sedang tak ingin kemana-mana.

" yah gue bela-belain kesini untuk ketemu sama lo na, gue kangen sama lo" ucap andra dengan genit

"Ihh gila genit banget lo,udah gue mau pulang dulu udah ditunggu supir tuh" ucap natalie sembari melangkahkan kakinya kemobil

"Nanti malem gue kerumah lo ya na, biar gue ngomong sama om lo" teriak andra lagi

"Gue harap lo pulang selamet" teriak natalie santai tak menghiraukan tatapan siswa-siswi yang keluar dari gerbang dengan tatapan berbeda-beda. dia tak yakin omnya memperbolehkan keluar malam pasti andra akan diintrogasi oleh omnya. Tunggu saja nanti. Natalie tak terlalu peduli.

***

Agam tak henti-hentinya mengoceh sebal dengan zainal dan farhan, tak biasanya agam secerewet ini kepada mereka sedangkan zainal dan farhan hanya memasang tampang tak berdosanya.

"Maafin kita lah gam dia kan nanya ya kita jawab aja" cicit farhan akhirnya

"Aku pasti bakal dipanggil pengurus pesantren"

"Lagian kita juga nggak nyangka kalau dia itu nekat banget sampe kesini"

Agam mendesah pelan, lagian juga sudah terjadi dia tetap tak bisa apa-apakan?

Tok tok tok

"Assalamakualaikum" serempak agam,farhan dan zainal menoleh kepintu. Benar agam pasti sedang dalam masalah sekarang.

"Waalaikumussalam" jawab mereka serentak dan zainal berdiri membukakan pintu sedangkan farhan membantu agam berdiri.

Terpampang sosok kang ahmad didepan pintu, yang membuat ketiganya menelan ludah dengan susah payah karena kang ahmad terkenal sebagai pengurus pondok yang ditakuti para santri karena ketegasan,kewibawaan dan kedisiplinannya.

"Gam ikut sama saya" ucap kang ahmad tegas

Agam mengangguk dan mengikuti langkah kang ahmad dibelakang dengan terpincang-pincang.

Lalu mereka duduk berhadapan diruang pengurus, agam hanya menundukkan kepalanya malu. Sejak keluar dari kamar dia sudah mendapatkan tatapan-tatapan dari para santri, baru pertama kalinya agam terkena masalah semenjak mondok dipesantren ini dan ini karena seorang perempuan.

"Gam saya tahu kamu itu sebenarnya termasuk santri berprestasi dan tidak pernah berbuat masalah, tapi tadi saya melihat seorang perempuan keluar dari pesantren laki-laki tanpa mengenakan jilbab dan ternyata dia habis menemui kamu, kamu tahu peraturan disini kan gam?"

"Dia hanya berniat menjenguk saya kang" ucap agam akhirnya

"Saya tahu kamu lagi sakit tapi yang janggal disini jika dia teman sekolah kamu kenapa dia hanya seorang diri menjenguk kamu gam? Kenapa tidak bareng dengan teman sekelasmu yang lain?"

Agam terdiam mendengar ucapan kang ahmad

"Sebenarnya ada hubungan apa kamu sama dia gam?" ungkap kang ahmad lagi

"Maaf sebelumnya kang,kami tidak ada hubungan apa-apa kami hanya berteman tidak lebih" ucap agam tegas dia tak menyangka akan dituduh ada hubungan dengan natalie, kenapa semua menjadi semakin rumit?

Kang ahmad menarik napas panjang,

"Mending kamu jujur saja gam dari pada orang tua kamu saya suruh kesini, peraturan disini tak mengenal batas walaupun kamu adalah saudara pak kyai"

"Saya tidak berbohong kang, kami memang tidak ada hubungan apa-apa, kang ahmad bisa tanya dengan farhan maupun zainal" tegas agam sekali lagi, dia tak ingin orang tuanya dipanggil abahnya pasti akan sangat malu dengan perlakuannya.

"Sebenarnya dia kesini mau bertanggung jawab kang karena dia dan temannya yang tempo hari menabrak saya dan gus rasyid, dia merasa bersalah, kang ahmad bisa tanya sama gus rasyid kalau tidak percaya"  ungkap agam akhirnya

Kang ahmad yang dari tadi melihat mata agam tahu bahwa agam memng benar tidak berbohong.

"Saya tahu kamu tidak berbohong gam, tapi peraturan tetap peraturan kamu tetap mendapat hukuman" ucap kang ahmad dengan serius

Agam mendesah lega setidaknya orang tuanya tidak akan dipanggil kesini dan tidak mendapat malu karena perlakuaannya.

"Tulis ulang juz 30 sepuluh kali dan selama seminggu ini kamu harus membersihkan masjid pesantren"

Agam hanya mengangguk pasrah hukuman itu setidaknya lebih baik dari pada orang tuanya yang dipanggil kesini.

"Tapi kakimu masih sakit? " tambah kang ahmad

"Alhamdulillah kang sudah agak baikan"

"Kamu sudah bisa bersih - bersih kan gam?"

"Insyaallah bisa kang"

Kemudian agam pamit untuk kembali kekamarnya. Hari ini adalah hari pertama dia mendapatkan hukuman dari pesantren dan itu karena perempuan mungkin agam mendapat karma karena sering mengejek farhan dan zainal.

Sesampainya dikamar agam melihat farhan dan zainal nyengir tanpa dosa.

"Gimana gam?" ucap zainal kepo

"Disuruh nulis ulang juz 30 sepuluh kali dan bersihin masjid seminggu" ungkap agam lesu

"Woow" ucap farhan dan zainal serempak

"Nggak usah sok kaget deh biasanya juga kalian dihukum lebih berat"

"Yah setidaknya kan kita belum pernah lihat kamu kena hukuman gam"

"Akhirnya kamu kena hukuman juga" ucap farhan tanpa dosa

Dan sekarang agam ingin sekali menimpuk sahabat-sahabatnya ini.

To be continued

AGAM:Love in pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang