Chapther II

4.7K 170 1
                                    

Pasca kesembuhan yang beliau rasakan. Kini keluarga beliau mulai diselimuti kebahagian, perekonomian keluarga yang berangsur angsur pulih hingga hasil panen dan ternak yang lumayan. Meski demikian pakde belum bisa menghandle segala sesuatu nya sendiri. beliau sekarang hanya bisa mengamatinya. 2 bulan stelah itu, mas anto bertunangan dan menikah. mbak endang melahirkan putra kedua nya. Terasa lengkap sudah kebahagian yang mereka rasakan. Akupun turut hadir dalam pernikahan mas anto. Semua terasa seperti normal seperti sedia kala. Aku sempat berfikir bagaimna seseorang dengan tega menyingkirkan orang lain hanya karna sebuah kedudukan kecil? Hal yang sulit kupahami memang. Singkat cerita kabahagiaan yang keluarga ini alami tidak berlangsung lama kurang lebih 3 tahun. Memang cukup lama dirasa 3 tahun berlalu. Namun smua itu terganti akan kambuh nya penyakit yang dialami pakde. Tepat nya hari senin, mlam selasa entah dalam penanggalan jwa malam apa itu tiba2 pakde berteriak sekuat tenaga hingga membangunkan seisi rumah. beliau seperti orang kesurupan berbicara tak jelas hingga membenturkan kepalanya ke dinding. Sontak seisi keluarga panik dan memanggil sesepuh yang ada didaerah tempat tinggal nya pakde. Setelah kejadian semalam, pagi ny pakde mulai merasakn sakit yang teramat sakit mulai dari perut ny yang terasa seperti dihujam pisau hingga kadang terasa tercekik sampai biru wjah pakde. Hal ini diceritakan oleh mas anto yang berkunjung ke mbah putri yang hendak mengabarkan bahwa pakde akan berobat dan tiggal disini lagi selama beliau sakit. Sebelum kedatangan pakde ke rumah mbah putri, bnyak tetangga yang datang untuk menengok bagaimana keadaan pakde bahkan pak moyo pun sempat menengok nya , beliau datang sendiri karna memang istri beliau masih mengalami gangguan kejiwaan. Kedatangan para tetangga kerumah pakde membawa doa tersendiri untuk kesembuhan pakde. Ada suatu kejadian aneh ketika para tetangga datang mengunjungi pakde. Sebut saja Bu tini bersama anak nya sarah seorang gadis kecil berusia 6 tahun, gadis ini seorang anak indigo. Dia mampu melihat dan berinteraksi dengan hal2 ghaib semenjak kecil, bahkan kata bu tini ketika magrib menjelang beliau sering melihat anaknya ketakutan dan terkadang sedang asik bermain dengan sesuatu yang tak terlihat. Bu tini dan sarah ini berniat menengok keadaan pakde namun seketika sebelum masuk kerumah, sarah menangis minta pulang dia terlihat sperti ketakutan. Sambil menangis dan bersembunyi dibelakang ibunya dengan menarik narik baju ibunya merengek ingin pulang. Sesaat ibunya bertanya namun dia hanya menggeleng dan minta pulang sambil menatap gawang pintu rumah pakde yang terbuka. Hingga sampe rumah isak tangis sarah pun berhenti dia bercerita bahwa tadi di pintu ada mahluk besar berwarna merah dan bermata besar dia menuturkan mahluk itu menghalangi pintu bahkan dia menuturkan mahluk itu memiliki tangan yang bersisik dan kuku kuku panjang.

SANTET (the envy & black magic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang