Mahkluk kiriman

4.9K 180 5
                                    

Kali kedua pakde datang ke rumah mbah putri lagi dan dengan kondisi yang sama. Rentetan kejadian dan kesakitan yang diderita nya sungguh miris dan amatlah pedih. Kehidupan nya secara perlahan kembali terpuruk. Pengobatan pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak jarang pula harus menjual beberapa ekor kambing ternaknya.
Bersama mas anto, pakde yoyok mendatangi ki ageng yang dulu pernah mengobatinya. Dalam perjalan menuju ke kediaman ki ageng mas anto dan pakde yoyok mengalami beberapa gangguan dari yang tiba tiba ban kempes atau tiba tiba ranting pohon yang jatuh dan hal hal kecil aneh lain nya.
Satu jam setelah kepergian mas anto kini mereka membawa ki ageng kerumah mbah putri untuk melakukan hal yang sama lagi. Pengobatan yang dilakukan ki ageng kali ini sedikit lebih lama namun sedikit lebih tenang tidak ada muntah darah atau teriakan histeris. Setelah pengobatan yang beliau lakukan selesai , beliau berpesan untuk besok mengajak nya kerumah atau kediaman pakde. Beliau merasakan ada sesuatu yang tak beres dirumah pakde.
Pagi telah datang terlihat matahari mulai menampakan sinarnya diufuk timur. Kusiapkan diriku hari ini karna aku ingin ikut kerumah pakde karna penasaran. Hal aneh apalagi yang bakal aku temui disana. Sempat aku berfikir akan ada benda benda misterius seperti yang pernah ditemukan mas anto. Lamunanku sudah melambung jauh mungkin karna excited dan penasarn juga hinga tak kudengar ayah memanggil manggil dari balik jendela mobil bersama ki ageng , mas anto dan pkde yoyok.
Hampir satu jam kita berada dalam perjalanan dan kita tidak menemui kejadian aneh seperti yang dialami mas anto kemaren. Beberapa menit kemudian mobil berhenti didepan rumah pakde. Sudah beberapa hari rumah ini kosong ditinggal penghuninya mengungsi kerumah mbah putri. Terlihat ki ageng menggeleng2 kan kepala nya seperti melihat suatu hal yang tak wajar. Aku hanya bingung apakah yang dilihat oleh ki ageng. Nampak beberapa tetangga yang tiba2 nimbrung penasran ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Kita pun bergegas kedalam, namun ada yang aneh ketika aku pertamakali membuka pintu depan rumah pakde seketika itu aku merasakan hembusan angin semilir tapi hangat seperti hembusan nafas. ki ageng pun langsung menasehatiku yang ceroboh.
"Le, ojo sembrono buka buka iku. Klw kamu gak ati ati celaka kamu". (Nak, jangan ceroboh, kamu bisa celaka nanti)
"Lha nopo to ki?",(emang kenapa mbah?) tanya ku bingung. Pertanyaan ku mendapat balasan dari ayah yang mengedipkan mata nya untuk mengisaratkan ku agar tidak banyak bertanya. Kami ber lima masuk kedalam rumah. Saat sedang melintasi ruang tamu kudengar ki ageng menyeletuk. “iki kok kari akeh buto kiriman, ngono (ini kok banyak monster/jin/siluman kiriman gitu)”. Sontak aku tiba tiba merasa merinding mendengar perkataan beliau yang notabene aku adalah penakut dlam hal seperti ini. Disini mlah seperti berada di filem2 supranatural dengan penjelasan dari ki ageng yang menjelsakan secara detail dimana posisi, bentuk dan rupa para jin kiriman itu
Ki ageng pun menuturkan bahwa disetiap sudut pojok rumah ini telah diisi mahluk2 dari bangsa lain. Beliau menuturkan slah satu dari mereka ada yang berwarna merah dan bersisik, ada yang bertanduk, ada yang mulut ny lebar hingga ke daun telinga dan bergigi runcing ada yang tinggi melebihi atap, ada yang memiliki ekor berwrna hijau dan ada juga yang berbulu hitam lebat. Dengan penjelsasn beliau membuat nyaliku semakin ciut. Dengan segera kiageng memulai ritual nya kami semua diperintahkan untuk keluar beliau berpesan agar tidak boleh masuk sebelum beliau memanggil walau apapun yang terjadi. Ritual yang dilakukan ki ageng memang cukup lama terhitung hampir 2 jam berselang. Tak lama setelah itu ki ageng keluar dan ku lihat wajah beliau yang penuh dengan peluh. Beliau berpesan agar melakukan adzan disetiap sudut bilik rumah ini. Bergegas kami lakukan, akupun ikut melakukan nya. Seketika lantunan suara adzan tetdengar memenuhi seluruh ruang rumah ini. Ditengah adzan yang berkumandang sekelebat aku mencium seperti bau rambut yang terbakar dan itu sangat menyenagt meskipun hanya sesaat.
Hari telah siang pukul 1 siang kami pulang dan mengantarkan ki ageng ke kediaman beliau. Sebelum pulang kiageng juga memberikan sebotol air untuk diminumkan pada pakde setiap malam. Terhitung 2 hari setelah kejadian ini tidak ada lagi kejadian yang aneh aneh menimpa pakde. Namun demikian pakde dan bude masih enggan pulang kerumah nya karna mungkin masih takut.
NB; kebahagiaan ini hanya sementara, dendam yang mungkin sudah mendarah daging akan tetap menghantui keluarga ini lagi.

SANTET (the envy & black magic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang