like

32 2 0
                                    

Semenjak hari itu kita selalu melaku- kan segala hal bersama. Bermain ber- sama, belajar bersama, terkadang ki- ta di marahi bersama karna bermain lumpur. Hihi~

Hari demi hari. Bulan demi bulan. Ta- hun demi tahun. Aku selalu bersama Kyle. Di masa TK, SD, SMP dan seka- rang ku menduduki bangku SMA ke- las 2. Aku bertemu banyak teman. Namun karna itu aku dan kyle tidak sedekat dulu.Tapi kita berdua masih sering mengobrol bersama&pulang bersama tapi, itu karna aku dan kyle bertetanggaan. Hah~aku ingin sede- kat dulu dengan kyle. Aku pun me- nutup mata ku sambil memikirkan Kyle dan seingin apa aku dekat de-ngan dia seperti dulu.

"Woy!" Seseorang teriak. Dan aku me- rasakan pundak ku di hantam oleh sebuah tangan. "AW!" Ku bereaksi da- ri pukulan tersebut dan menoleh. Ter- nyata itu Crista Cornelia yang biasa- nya ku panggil Neli. "Apasih Nel. Gang gu aja" keluh ku."Apasih Nel. Apasih Nel. Kita lagi di kereta abs, kamu ja- ngan tidur. Mana dikit lagi nyampe" ucap Neli sambil mengomeli ku. Hah begitulah, keseharian ku naik kereta menuju sekolah. Padahal ku bisa naik mobil di anteri supir. Namun papah melarang ku karna 'nanti jadi manja' dan karna ku belum bisa menyetir mobil sendiri ku harus naik kereta. "Iye. Iyee aku bangun" akhirnya aku menuruti apakata sahabat ku yang satu ini hingga sampai tujuan.

Sesampainya di stasiun tujuan kita turun dan berjalan menuju sekolah. Sekolah ku dengan stasiun hanya Ber- jarak sekitar 1,2 meter jika di hitung. Saat sampai depan gerbang aku me- lihat Kyle dengan teman-teman. Me-
reka sedang tertawa-tawa sambil ke- luar dari mobil masing-masing.

Kyle aku rindu deket sama kamu kayak dulu.

Aku memerhatikannya sambil men-dengar Neli membicarakan pagi yang dia alami barusan. Saat aku sedang memerhatikannya dia menoleh ke arah ku. Aku terkejut. Berpura- pura tidak melihat dan menarik Neli untuk berjalan lebih cepat adalah pilihan ku. "E-eh, ngapain si narik na.." Keluh Neli yang sepertinya terhenti. Dan se- pertinya dia tahu kenapa aku mena-riknya. Karna itu dia menarik ku untuk diam di tempat tepat di depan Kyle dan teman-temannya berada. "Eh Crista. Abby. Kenapa kok tiba-tiba berhenti?" Tanya Bram.Salah satu teman Kyle. Dan saat Bram melirik ke arah Neli, Neli memberi suatu kode sepertinya dan Bram mengerti. "Owh iya gua lupa ada Kyle.Hey Kyle your girl friend is here" Ucap Bram kepada Kyle.Dan yang lainnya ikut menriaki nama Kyle untuk menghadap kepada ku. Dan aku?aku berusaha keras un-tuk menarik kembali tangan ku dari Neli namun aku tidak cukup kuat karna badan ku yang kecil. Pada akhirnya Kyle muncul dan berkata "hell dude. I wanna go to class. Jangan halangin gua". " Iya, boleh tapi sapa dulu donk Abby-nya kasian"ucap Bram dengan nada mengejek. Kyle sangat kesal namun dia akhirnya menyerah. "P-pagi bi" Sapa kyle sedikit terbata. Aku bisa merasakan pipiku memerah. "Abs." Panggil Neli. "Kok diem aja. Itu di sapa, jawab donk"lanjut Neli dengan nada memrintah.Pipi ku semakin merah. "P-pa-pagi K-kyle" jawab ku kepada Kyle. "Aww, so sweet" adalah kaliamat yang terdengar dari semua orang yang mengelilingi aku dan Kyle termasuk Neli. Aku sangat malu dan mencoba menarik Neli lagi dan kali ini berhasil. Kita pun pergi menuju kelas dengan pipiku yang masih merah.

Sesampainya di kelas aku memban- ting Neli di mejanya dan menaru bu- ku untuk mapel setelah bel masuk di mejaku dan membawa tas ku untuk di taru di loker depan kelas dengan muka kesal. Saat aku sedang menaru barang-barang ku di loker Neli tiba-tiba datang. "Uy" ucap nya namun ku tak peduli. "Cie marah sampe banting gua tadi.Un- tung gua kuat" lanjut Neli sambil me- naruh tasnya di lokernya. Namun ku tak memedu-likannya dan masuk kelas. Neli pun mengikuti ku menuju meja ku. "Udh lah abs, jgn marah mulu. Cepet tua tau rasa lo" ucap Neli. "Biarin" jawab ku. "Yaudah deh" ucap Neli. "Gua janji gk gitu lagi. Jangan marah ya.." Lanjutnya. Aku akhirnya menoleh ke arahnya. "Beneran?" Tanya ku untuk memastikan. "Iyaa, cross my heart" jawab Neli. Dan kita berdua pun berpelukan. Aku tau dia akan lakuin itu lagi tapi, dari pada kehilangan Neli, lebih baik memaafkan.

A Love PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang