One of The Boys

24. Maybe I Fool Myself.

Jadi disinilah sekarang gue berdiri. Di depan pintu yang bertuliskan ‘Modest Management’. Siap-siap memasuki tempat yang gue bayangkan sebagai tempat yang sempit, berdebu, dan bau, pasti susah bernapas di dalam sana. Bukannya berlebihan, gue hanya memiliki perasaan buruk tentang pemanggilan gue dari Modest. Dari awal mereka ga pernah setuju dengan hubungan gue dan Harry, dan yang paling membuat gue takut adalah mereka punya sebuah kuasa yang tak bisa gue jelaskan secara mendetail. One Direction masih berada dibawah naungan Modest, dan selama bersama Harry, gue sudah sering melihat bagaimana Modest menggunakan kuasanya itu atas 5 lelaki ini. Kalau lari dari kenyataan sama mudahnya dengan berlari di treadmil, gue pasti sudah berlari kencang menjauh dari kenyataan. Tapi apa daya, siapa yang bisa lari dari kenyataan yang ditujukan khusus untuk kita?

Gue mengetok pintu dengan pelan, berharap saat mereka mendengar suara ketukan itu, mereka akan menyuruh gue pulang ke rumah bukannya menyuruh gue masuk ke ruangan yang pasti terasa tanpa oksigen itu. Tapi kenyataan yang gue dapatkan adalah suara berat dari dalam ruangan yang menyuruh gue masuk ke dalam. Saat baru membuka pintu dan melangkahkan kaki, oksigen yang sudah tipis di ruangan ini malah disedot keluar, membuat ruangan ini benar-benar sumpek. Gue melihat Harry yang menundukan kepalanya sedang duduk di kursi sebrang meja sang pemimpin yang super-mega annoying.

“Harry, why are you here?” tanya gue dengan kebingungan yang merajalela. Harry hanya melihat ke arah gue dengan raut muka yang sering gue lihat akhir-akhir ini, raut muka yang mencerminkan apapun selalin kebahagian.

“please sit down, Mrs.Willows.” kata sang kepala sambil mengarahkan tangannya ke kursi di sebelah Harry. Gue duduk tanpa kata dan tentu saja masih diliputi kebingungan. I know there’s something wrong but i don’t know what is that and why Harry is here.

“What happened?” tanya gue dengan tatapan tajam penuh kedengkian.

Sang kepala melipatkan tangannya lalu berkata, “Well, you know its been a hard days for Management.” Katanya. Gue diam, membiarkan dia bicara panjang lebar sampai akhirnya gue mengerti apa inti point yang dia maksud. “And we afraid that your relantionship with Harry would give us some bad effects.” Gue tetap diam dan sepertinya dia mengerti kalau gue ga akan menjawab perkataannya sampai dia memberi gue inti masalahnya. “Lets just get to the point, you can’t date Harry anymore.” Katanya.

“what? Why can’t i date Harry?” tanya gue dengan napas yang terasa berat, gue melihat ke Harry dan dia terlihat terlalu pusing untuk ikut berdebat dengan gue dan si kepala.

“You can’t, sweetheart. Media made some articles about you and Harry rumors and that is not good for the fans and.. the management.” Kata si kepala menjelaskan. “Harry is everyone’s favorites, there will be so many girls that would leave the fandom if they know Harry is dating.” WHAT KIND OF FANS IS DAT?! “you’d never understand perfectly what modest facing lately, and you’d never understand how hard that would be for Modest if the world find out that Harry is in a relationship.. with you.” Lanjutnya.

“Oh really?” tanya gue sok kaget. “Maybe what you’re trying to say is, if the world find out about Harry’s relationship with me, your money would be cut off.” Kata gue dengan nada yang mengejek.

“Listen girl,” katanya sambil memajukan badannya seakan gue punya masalah penglihatan maupun pendengaran. “If you’re a famous people, i’d probably give you a chance.”

“sorry, what did you say?” tanya gue tak percaya.

“you’re just an ordinary girl. If you’re a model or maybe a singer, i would let you dating with this lad.” Katanya sambil menunjuk Harry. “It’d probably make One Direction more famous than they are now.” Lanjutnya.

“So you said, i can not date Harry because i’m just an ordinary girl?” tanya gue masih tak percaya.

“Yeah, you can’t date a superstar. Find a boy on your school or something else to date.” Kata sang kepala.