01. Nightmares

1.8K 132 99
                                    




Seoul, March 2017

Hah.

Song Yunhyeong terbangun dengan keringat membanjiri tubuhnya, juga nafas yang terengah. Dadanya berdegup kencang, seperti habis melakukan lari jarak jauh selama satu jam penuh.

Ia mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Matanya melirik jam digital berwarna silver di atas nakas, jam berapa kali ini?

2:17 AM

Lelaki manis itu menghela nafas panjang, memijit pelipisnya yang berdenyut sakit dengan mata yang terpejam.

Sial sekali, pikirnya.

Lelaki Song itu baru saja memejamkan matanya saat pergantian hari dan ia sudah terbangun lagi. Karena mimpi yang sama yang telah menghantuinya selama empat hari terakhir.

Tangannya bergerak mengambil benda persegi berwarna putih dan dengan cepat mengirimkan pesan singkat untuk seseorang yang mungkin sudah terlelap dengan nyenyak.

Recipient: Dongii

Donghyuk-a? Maaf menganggumu malam-malam.

Bisakah kita bertemu di Tigris Cafe jam 11?

Yunhyeong kemudian menyimpan kembali ponselnya di samping jam digitalnya. Membaringkan kembali tubuhnya dan menarik selimut baby bluenya sebatas dada. Matanya memandang langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

Ia mengumpulkan kepingan-kepingan mimpinya selama empat hari kebelakang, memikirkan kemungkinan-kemungkinan dari arti mimpi-mimpinya yang membuat hatinya menjadi resah.

Yunhyeong menggeram rendah, kesal sekaligus sedih di saat yang bersamaan. Menepis pikiran anehnya, lelaki dengan mata indah seperti rubah itu memejamkan matanya dan berusaha kembali terlelap.

Aku tidak ingin bermimpi. Apalagi tentangnya.

***

10:56 AM

Donghyuk membenarkan posisi beanie oranye yang membuat parasnya terlihat semakin manis. Ia melangkahkan kakinya ke dalam cafe dimana ia akan bertemu dengan orang yang mengirimnya pesan singkat jam setengah tiga pagi.

Ia penasaran, tidak biasanya Yunhyeong mengiriminya pesan di pagi buta. Apalagi isi pesannya terlihat.. panik?

Matanya menangkap Yunhyeong yang melambaikan tangan dari mejanya di dekat jendela. Ia segera berjalan menghampiri sahabatnya dan mendudukkan dirinya di hadapan Yunhyeong.

Yunhyeong memincingkan matanya, memperhatikan penampilan Donghyuk yang sangat -cerah.

Beanie oranye, sweater berwarna gading yang nampak kebesaran dengan tulisan Chicago Bulls berwarna merah, dan celana skinny hitam.

Tidak seperti dirinya yang terlihat kusam dan suram.

"Pesanlah dulu," Yunhyeong menyodorkan buku menu pada Donghyuk.

"Ah, aku belum sarapan. Perutku meraung-raung sedari tadi," katanya cemberut, menepuk-nepuk perutnya.

Donghyuk ini memang ramping, tapi kalau urusan makanan, dia nomor satu. Perutnya yang kecil mampu menampung berbagai makanan dalam jumlah banyak.

Yunhyeong terkekeh dan memanggil pelayan, "satu mac & cheese, dan satu jus jeruk."

"Aku mau sup asparagus dengan garlic baguette, kemudian dua buah portuguese tart, dan strawberry latte. Terimakasih."

Favorite Worst NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang