CHAPTER 08

222 11 0
                                    

"Oh iya tentang kejadian tadi lupain aja ya. Kamu jangan jauh-jauh dari aku biar mereka ngga nganggu kita lagi."

"Btw, aku baru inget, kamu tadi bilangnya aku pacarmu kan?" Ucap Alvaro sambil menggoda Olivia.

Blush

"Apaan sih Var. Ga usah gitu juga. Kan kita memang pacaran." Ucap Olivia yang tidak berani menatap Alvaro.

Alvaro menuduk untuk menjajarkan tinggi mereka berdua. "Kamu lucu kalau lagi blushing." Ucapnya sambil tersenyum ke karah Olivia.

"Stop staring at me." Ucap Olivia yang masih berusaha untuk menutupi wajah merahnya.

"But i can't Olivia. I can't stop staring at you." Ucap Alvaro sambil menyentuh pipi Olivia. "you look damn beautiful." Lanjut Alvaro.

Sekarang Olivia merasakan pipinya yang tambah memanas.

"Udah ah balik ke kelas aja." Ucap Olivia mengalihkan pembicaraan.

"Ngalihin pembicaraan eh?" Ucap Alvaro sambil memutarkan kedua bola matanya. "Lagi romantis malah ngalihin pembicaraan kan jadi bete." Lanjut Alvaro

"Udah jangan bete lagi." Ucap Olivia sambil mengecup pipi Alvaro. "Yuk ke kelas." Ajaknya sambil meraih tangan Alvaro.

Saat Olivia dan Alvaro berjalan menuju kelas mereka, ada Karina dan Devon yang tengah beecumbu di depan toilet yang tidak jauh dari kantin.

"Kalau bermestraan jangan ditempat umum." Celetuk Olivia yang berhasil membuat Karina dan Devon melepaskan ciuman mereka berdua.

"Sirik eh? Jelaslah sirik Alvaro mana mungkin bisa seromantis Devon." Ucap Karina dengan nada mengejek dan kemudian membelai pipi Devon.

Olivia menatap jijik Karina dan Devon.

"Kata siapa Alvaro tidak romantis? Lagian hanya pasangan yang tidak tau malu bercumbu di tempat umum. Apalagi itu toilet." Ucap Olivia sambil memandangi kukunya.

Karina melotot mendengan perkataan Olivia. Olivia tidak menanggapi tatapan dari Karina ia malah pergi begitu saja.

"YOU BITCH!!" Teriak Karin sambil mengacungkan jari tengahnya dan memandang punggung Olivia dan Alvaro yang menjauh.

*****
Olivia POV

Setelah kejadian itu gue sama Alvaro jarang ketemu. Bukan gara-gara hubunganya jadi jauh. Tapi gue sama Alvaro sedang menjalani ujian akhir. Walaupun jarang ketemu kami masih sering vidio call.

Hubungan ga jelas gue udah hampir 1 bulan. Bahkan bentar lagi udah prom night. Yang artinya bentar lagi gue bakal mutusin hubungan sama Alvaro.

Dan kemungkinan besar gue sama Alvaro bakalan pisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Karena gue yakin Alvaro sama sekali ga ada perasaan ke gue. Kalo perasaan gue ke Alvaro mungkin ada. Tapi gue ngga nyadarin itu.

Gue sering banget deg-degan akibat perlakuan manis Alvaro ke gue.

Hari ini adalah hari dimana pengumuman kelulusan. Dan sekarang gue lagi make up. Dan tentunya ada Alvaro yang temenin gue.

Yang gue rasain itu gugup. Belakangan ini gue gugup kalo ada Alvaro. Padahal biasanya juga ngga da masalah.

Setelah gue selesai make up gue langsung ke kampus untu mengikuti acara yang diselenggarain di aula.

Sekarang Alvaro dan gue udah di dalam aula. Dan gue ambil barisan tempat duduk di tengah. Gue duduk sebelahan sama Alvaro. Acara berlangsung dengan lancar dan kita semua LULUS!!

*****

Sekarang gue sama Alvaro lagi di mall deket kampus buat cari gaun sama tuxedo untuk brsok acara prom night.

Pilihan gue terjatuh pada mini dress berwarna biru dongker dan Alvaro juga memilih kemeja yang senada dama warna baju gue.

Setelah gue selesai belanja dengan Alvaro, gue lansung menuju ke apartemen Alvaro.

Saat gue jalan ke arah meja makan gue liat ada selembar kertas. Karena gue penasaran jadi gue langsung baca suratnya.

Saat gue membaca hati gue kaya dihantam oleh ribuan anak panah. Hati gue sakit melihat Alvaro yang pernah dijodohkan oleh sepupu tirinya.

Ketika Olivia sedang membacanya tiba-tiba Alvaro ada dibelakangnya.

"Liv? Kamu ngapain?" Tanya Alvaro.

"En-enggak." Jawab Olivia gugup kemudian menaruh kembali surat tersebut ke atas meja makan.

"Kamu udah baca semuanya?" Tanya Alvaro sambil melangkah ke arah Olivia.

Olivia mengangguk sebagai jawabanya.

Detik itu juga Alvaro langsung memeluk tubuh mungil Olivia. Olivia kaget. Ia tidak membalas pelukan Alvaro.

"Jangan pedulikan surat itu Liv." Ucap Alvaro yang makin mengencangkan pelukanya pada tubuh Olivia.

Olivia masih tetap diam di dalam pelukan Alvaro.

"Kamu percaya kan sama aku. Aku ga akan tinggalin kamu. Janji." Ucap Alvaro sambil menujukkan jari kelingkingnya seperti janji kepada anak-anak.

Olivia masih tetap diam.

Alvaro mengangkat dagu Olivia. Kemudian Alvaro mengecup bibir Olivia. "Trust me."

****
Selesaiii

Ini lebih pendek dari biasanya guys.
Aku sengajaa karena part selanjutnya bakal prom night. Jadi aku selesai'in di sini:v.

Chat?
Ig: vinth01

Nerd Boy's VS Popular Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang