Dua Puluh Satu

19 6 4
                                    



Lelaki berwajah oval dengan lesung dipipi kanannya berjalan perlahan meninggalkan mobil tempatnya menyandarkan tubuhnya menuju Bonar dan tiga lelaki lainnya.

"Haha ngga ada bedanya sama anjing penjaga komplek. Bedanya ini penjaga gang", ujarnya sambil melemparkan tatapan mengejek pada Bonar.

Plak!!

"Kevin!", teriak Azka spontan

Tamparan Jake mendarat mulus dipipi lelaki yang dipanggil Kevin oleh Azka itu.

"Emang anjing ternyata", Sinis Kevin pada Jake

"Bacot!!", Bonar maju

💦💦💦

"emm Rik, tamannya kok kaya lagi buat acara-    ultah, bener?", Jeni bertanya menebak sambil terus menyapu pandangan keseluruh sudut taman. Erik dan Jeni sudah berdiri ditengah tempat perayaan acara yang dibuat teman temannya. Hampir setengah bagian dari luas taman didekor seperti pelaksanaan ulang tahun, *memang iya, kan Jeninya belum tau. "Atau emang setiap harinya begini ya? Tapi kenapa bagian sana engga? Trus kenapa mereka ngga kesini aja yang banyak dekorannya", Lanjut Jeni cerewet

"Jen liat deh", Tunjuk Erik pada semua arah, ia memutarkan badannya ditempat.

"Liat yang mana ih", tanya Jeni sambil mencubit lengan Erik

"Hahaha, oke oke. Gimana kalo kamu mulai liat dari pohon beringin itu", Erik menghadapkan tubuh Jeni ke pohon beringin.

"Ada apa disana?", Tanya Jeni bingung.

Tiga Balon berbeda warna yang terbang keudara dari balik pohon beringin perlahan menjawab kebingungan Jeni.

"Liat", arah tunjuk Erik ke sebuah meja yang diatasnya terdapat sebuah kotak kardus besar. Jeni membalikan badannya mengikuti arah tunjuk Erik, lalu dilihatnya empat buah balon terbang dari balik meja, dengan kertas yang tertempel dimasing masing balon semua terbaca 'Hai Jeni'.

"Aku?", Tanya Jeni pada Erik yang dibalas anggukan dan senyum oleh Erik.

"Ash!!", jerit Jeni ketika terasa sesuatu menabrak punggungnya. Jeni membalikan tubuhnya dan mendapati sebuah bola telah jatuh didepan kakinya.

"Je", panggil Erik

Jeni menghiraukan panggilan Erik. Ia mengambil bola tersebut dan menemukan pesan 'Happy Birthday Jeje' yang mampu membuatnya terkejut bahagia.

"Je", Panggil Erik lagi

Jeni membalikan tubuhnya menghadap Erik, matanya sungguh menunjukkan 'Ini apa rik?'.

"Je", kedua tangan Erik memegang bahu Jeni. Tatapannya lurus penuh arti,  Tak terbaca, namun menghangatkan, dan Jeni suka itu.

"Selamat Hari Lahir", Erik tersenyum lalu melangkahkan kakinya kebelakang dan merentangkan tangannya, "Dari kita semua", lanjutnya. "Kita?", Jeni masih bingung.

"Happy Birthday Happy Birthday.Happy Birthday to you",
Nada penutup lagu Happy Birthday mengalun terdengar, seorang perempuan dari balik sound menyanyikannya sambil berjalan menuju tempat Jeni berdiri.

"Reta", gumam Jeni masih terus menunjukkan ekspresi terkejutnya.

Reta berhenti dibawah tali yang terhubung dari satu pohon kepohon lain. Perlahan spanduk berukuran sedang bertuliskan

"Welcome back Jeje
en'
Happy Birthday for you
😘😘😘 171717 kali"

Bergerak berjalan yang menurut pandangan Jeni dari arah kiri ke kanan, hingga berhenti ditengah tengah tali, lurus diatas Reta berdiri. Reta mengembangkan tawanya ke arah Jeni. Jeni menoleh pada Erik, Erik hanya membalas dengan senyumnya. Jeni lalu berlari ke arah Reta yang disambut oleh rentangan tangan, dan mereka berpelukan.

Nyoklat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang