Dua Puluh Tiga

8 1 0
                                    


"Lo tunggu sini",

Reta mengangguk. Ia menghentikan langkahnya, berdiri didepan kelas XI Akuntansi yang terletak dibangunan sekolah bagian utara halaman, membiarkan musuh bebuyutannya itu meninggalkannya ke Parkiran.

Pandangan Reta yang sedang menyapu keadaan sekolah sore ini terhenti ketika dirasakannya sebuah getaran dari saku rok kanannya. Ia merogoh saku mengambil benda hitam gepeng tersebut dan mendapatkan Jake memarahinya disana. Lagi lagi Reta sedikit kesal karna Jake yang dengan seenaknya mengubah nama nama dikontaknya, seperti nama kontak Elisa yang dirubahnya menjadi Juragan quotes karna hanya digaleri ponsel Elisa quotes bertebaran.

Abang ganteng : Jemput ngga Re
Abang ganteng : Kok lama si
Abang ganteng : ar yu okey Re?
Abang ganteng : ai udah wating yu
Abang ganteng : tri jam
Abang ganteng : Buruan dah perikuu
Abang ganteng : dah rame nih
Abang ganteng : nyoklat lo nyoklat
Abang ganteng : !!!!!!!!!!!

Read

"Nyepam banget dah", gumam Reta.

Reta meggerakan jemarinya hendak membalas pesan Jake tetapi suara Klakson motor menahannya. Reta mengangkat kepalanya menembakan pandangan ke pinggir halaman sekolah pada sosok perempuan berambut ikal diatas motor matic birunya.

"Ayok!!", Teriaknya

Reta mematikan ponselnya dan melangkah menghampiri perempuan tersebut. Tanpa diperintah, Reta duduk dijok belakang membonceng. Lalu mereka melaju menuju gerbang sekolah dan meninggalkan sekolah.

"Jadi lo mau kemana nyuk", Tanya perempuan yang memboncengi Reta. Macet membuat keduanya mampu saling bicara tanpa saling berteriak seperti saat motor sedang melaju.

"Pokoknya lo turunin gue didepan kampus abang lo", Jawab Reta sambil celingak celinguk ke jalan depan dimana sekitar empat meter dari depan terjadi macet karna ada perbaikan jalan.

"Egile, kucel banget si lo bleh", Ujar musuh Reta sembari menertawakannya.
Reta mengarahkan pandangannya ke spion, dan tatapan mereka menyatu disana, benar, Reta sungguh kacau. Ikatan rambutnya tak beraturan, mukanya berminyak, dan lelah tercetak jelas disana.

"Gara gara lo ni", Balas Reta sambil menjitak kepala musuhnya, "Kalo aja lo ngga masang muka kebelet kentut lo itu, juga ngga ngadu ke Bu Hani, maka demi jadi pacar simpenannya Adipati Dolken ogah banget gue pulang sore gini bantuin lo bikin segala macem atribut karnaval kelas", lanjut Reta panjang lebar.
Reta hendak melanjutkan ocehannya namun di cancel karna motor yang ditumpakinya tiba tiba melaju dari kemacetan yang kini telah melenggang. Dan gas tiba tiba itu membuat Reta hampir terjungkal jika tidak memegang bahu si musuh karna kaget dan posisi ketidak siapannya.

"Njirr. Jatuhin aja deh gue kalo gini", Ucap Reta dramatis seolah mengiklaskan apa yang dikatakannya.

"Ya abisnya lo banyak bacot, udah tau dijalan juga, kalo dikelas mah baru kita bisa bebas ngerangkul ngrangkul galak. Btw makasih deh lo udah bantuin gue, jarang jarang kan gue berterimakasih sama lo gini", Balas Si musuh tetap fokus pada jalan dengan menaikan volumenya takut Reta tak dengar.

"yaelah. Pas butuh gini aja lo baru bilang makasih. Kemaren kemaren kemana be", Balas Reta

"Kemaren kemaren gue masih sobatan sama lucifer", Ujar Si musuh, "Eh lo ngapain panggil gue 'be'?", lanjutnya

"Jadi sekarang siapa sobat lo? Valak?. Iya lah be, kan lo cabe",

"Lo Valaknya. Gue Lebih demen dipanggil seanida sama lo, Sungguh", Ya, Reta memang bersama Sean, musuh bebuyutan kesayangannya dari awal masuk SMK. Entah ketiban apa mereka berdua akur kini, karna Sean yang tanpa gengsinya meminta Reta membantunya mengurus atribut karnaval dimana jelas jelas mereka musuhan, dan dengan terpaksa Reta menuruti lalu mengulur jam nongkrongnya dengan Bonar cs.

Nyoklat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang