2

63 16 2
                                    

Vey sedang menuju anak tangga, karena hari ini ia sudah janjian dengan Raqilla untuk mengunjungi toko buku. Saat ia di bawah ia menemukan ayah dan kakaknya yang sedang membicarakan sesuatu.

"Pagi yah kak, Vey pergi dulu ya" sapanya lalu ia pamit.

Walau tanpa jawaban Vey hanya tersenyum karena kedua orang yang disayangnya sempat meliriknya.

Di dalam mobil Raqilla, Vey tak henti-hentinya cerita bahwa dirinya kemarin dipanggil  oleh Vario bahkan dia selalu tersenyum.

Vey yang sedari tadi asik bercerita membuat Raqilla tidak berkonsentrasi saat menyetir dan.......

BRAK

Kecelakaan terjadi, Vey memadang sahabatnya yang tergeletak mengeluarkan darahpun menangis.

"Qil...la" katanya lemah sambil terus mengeluarkan air mata.

Tak lama Vey hilang kesadaran karena dirinya kekurangan banyak darah.

🌟🌟🌟

Vey membuka matanya, disana ia melihat kedua orang tua angkatnya.

"Vey sayang kamu gak papa?" tanya Seorang perempuan paruh baya bernama Riskariana Prinalia.

Vey mengernyit keheranan lalu memasang wajah datarnya.

"Siapa anda?" tanya Vey dengan dingin.

"Ini Mama sayang" kata Riska seraya mengelus-elus rambut Vey lembut.

"Maaf saya tidak mengenal anda! jadi, anda bisa keluar dari ruangan saya!" kata Vey dengan tatapan datarnya.

Riska tersenyum, ia tahu bahwa yang sekarang ia hadapi bukanlah Vey yang ia kenal melainkan pribadian Vey yang lain.

Riska masuk kedalam sebuah ruangan milik anaknya yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit tersebut.

"Vin, Vey sudah sadar tapi yang ini kepribadian yang satunya" kata Riska.

Seorang laki-laki yang tak jauh beda usianya dari usia Vey hanya menghembuskan nafasnya, lalu ia keluar ruangan tersebut meninggalkan ibunya.

Laki-laki itu bernama Alvina Firlandio Fransisko

Alvin memasuki kamar Vey dengan tampang sebagai dokter bukan sebagai seorang kakak.

"Malam mbak" sapa Alvin ramah.

Vey hanya melihat sekilas, lalu ia kembali memandangi hpnya karena ia sedang bermain hp.

"Saya akan menyuntik mbak" kata Alvin lalu menyuntikkan obat bius ke Vey.

Tak lama Vey mulai tertidur, lalu Alvin keluar dari kamar rawat Vey dan masuk kembali keruangannya.

"Ma, Alvin sudah suntik Vey dengan obat bius! Tunggu sampai besok, jadi mama bisa pulang! Kasian papa dan Vino dirumah yang kebingungan nyariin mama" kata Alvin lalu membuka jas dokternya dan kembali duduk.

"Kamu gak pulang?"

"Mungkin agak malam Alvin baru pulang! Oh iya ma, jangan kasih tahu Vino dulu" kata Alvin tanpa melihat ibunya karena ia sibuk melihat berkas pasien.

"Oke, jangan kemalaman sayang" kata Riska lalu pergi keluar dari ruangan Alvin.

🌟🌟🌟

Dream and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang