5

65 10 2
                                    

"Kalian akan mendekam di balik jeruji besi!!!" kata Raqilla dengan nada seriusnya.

"Apa urusan anda dengan saya Fayriziana?" tanya Tristaria.

Ayah Vey memang mengenal Raqilla dengan sebutan Fayriziana, karena nama panggilan asli Raqilla adalah Fayriziana.

"Urusan? Tentu saya ada urusannya dengan anda karena saya adalah salah satu dari korban kecelakaan yang anda perbuat!" kata Raqilla dengan nada menantangnya.

Tristaria mengembuskan nafasnya dengan kasar.

"Baiklah saya akan menyetujui permintaan kalian"

Raqilla dan Alvin pun yang mendengar jawaban Tristaria langsung berdiri lalu kembali ke kamar Vey.

Saat mereka masuk ke dalam kamar Vey, Alvin dan Raqilla melihat Vino yang tertidur pulas disamping Vey. Alvin pun membangunkan Vino agar mereka cepat kembali ke rumah dan memberitahukan masalah ini kepada orangtua mereka.

"Vin bangun!"

Vino Pun bangun walau matanya masih setengah terpejam.

"Apa kata ayah?" Tanya Vino saat ia sudah mengumpulkan nyawanya.

"Secepatnya mereka akan mengurus surat pemindahan hak asuh Vey" jawab Alvin.

Vino hanya menganggukkan kepalanya lalu ia berdiri dan mengecup kening adiknya dengan singkat.

"I hope your days are fun Vey" ucap Vino.

Mereka pun kembali ke rumah lalu menceritakan kejadian tersebut kepada orang tua mereka.

🌟🌟🌟

Vey terbangun dari tidurnya. Saat ia melihat jam yang terdapat di nakas, dia langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

"Selama itu ya gue tidur?" gumamnya.

Vey merasakan perutnya berguncang karena lapar pun memutuskan untuk turun ke bawah dan mencari makanan yang ada di dalam kulkas.

Vey membuka kulkas, namun harapannya harus kandas begitu saja, karena di dalam kulkas tersebut tidak ada satu makanan pun yang sudah dimasak melainkan bahan-bahan mentah yang belum diolah.

Vey pun memutuskan untuk kembali ke atas untuk mencoba dirinya kembali terlelap.

30 menit Vey mencoba untuk tertidur, namun dirinya tidak merasakan kantuk sedikitpun.

Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di dalam otaknya Vey.

"Gue buka album bunda aja deh" gumam Vey.

Vey pun beranjak dari tidurnya lalu ia melihat ke bawah tempat tidurnya, disana terdapat sebuah kotak besar yang sudah ditutupi oleh debu-debu halus yang membuat Vey mau tidak mau harus membersihkannya.

Setelah kotak itu terlihat bersih, Vey membuka kotak tersebut. Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah baju kesayangan bundanya, sebuah kaset yang berisikan film saat Vey dilahirkan, sebuah amplop yang berisikan tulisan tangan bundanya sebelum meninggal, dan sebuah album yang berisikan masa kecilnya yang ceria.

vey mengambil album tersebut, dan membuka lembaran demi lembaran.

Dia mengamati satu persatu foto-foto yang terdapat di dalam album tersebut, tanpa sadar air matanya pun terjatuh.

Dream and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang