3

55 14 4
                                    

Vey dan Raqilla sudah kembali seperti biasa, kali ini yang menyetir adalah Vey karena tangan Raqilla sedang digips dan tidak boleh melakukan banyak aktivitas.

Saat mereka sampai banyak yang berbisik-bisik tentang kejadian kecelakaan yang dialami oleh Vey dan Raqilla. Begitu juga saat di kelas baru saja Vey dan Raqilla duduk semua teman-temannya menanyai tentang kecelakaan beberapa hari yang lalu.

"Vey, Qill ceritain dong tentang kecelakaan kemarin?"

"Iya, ini ada rumor kalo kecelakaan itu enggak murni karena ada seseorang yang mencoba membunuh salah satu dari kalian"

Vey dan Raqilla hanya saling tatap karena ucap slaah satu temannya itu.

"Gak murni kecelakaan?" maksud lo?"

"Entahlah maksudnya gimana! Tapi anak kelas 10 ada yang jadi saksi mata atas kejadian itu Vey!"

"Beneran? Siapa nama anaknya kasih tahu kita sekarang!"

"Hmmm siapa ya namanya, Vali... Hmmmm Valiin..... Ah bukan pokoknya Vali Vali gitu"

"Ohh gue tahu, Valian Oktavia Nova"

"Nah itu namanya, dia di kelas 10 MIPA 4"

"Thanks ya guys infonya, BTW kalo masalah ini murni atau gaknya kami gak tahu" kata Raqilla.

Mereka cuma mengangguk lalu kembali ke tempat duduk masing -masing karena guru yang mengajar masuk ke dalam kelas.

🌟🌟🌟

Saat Vey kembali ke rumah ayah bundanya, Vey telah menemukan ayahnya yang sedang baca koran.

"Vey pulang!" kata Vey.

"Dari mana kamu?" tanya Tristaria namun pandangannya masih mengarah ke koran yang sedang ia baca.

"Da...dari rumah papa" kata Vey takut-takut.

"Saya dengar kamu kecelakaan?" tanya Tristaria dengan nada mengintimidasi walau tatapannya tak memandang Vey.

"I...iya yah" jawab Vey sambil menunduk.

"Bagus! Kenapa gak sekalian mati di tempat saja?!" kata Tristaria.

Vey yang mendengar ucapan dari Tristaria yang sangat kejam dan menusuk, membuat Vey langsung mengeluarkan air matanya.

Saat Tristaria hendak menuju ke kamarnya, Vey langsung memanggil ayahnya tersebut.

"Yah" panggil Vey, yang dapat membuat Tristaria berhenti berjalan.

"Kenapa ayah dan kakak kejam sama Vey? Apa salah Vey yah sampai ayah gak mau nganggap Vey anak ayah lagi?" tanya Vey sambil menahan tangisannya dengan menggigit bibir bawahnya.

"Salah kamu? you know you already kill your mother own? Itu yang membuat saya tidak menyukai kamu!" kata Tristaria.

"Tapi kenapa Vey tidak tahu? Kenapa Vey hanya diberitahu bahwa bunda meninggal karena penyakit? Kenapa ayah sama kakak bohong sama Vey? Kasih tahu Vey apa yang sebenarnya terjadi sekarang ayah!" kata Vey yang sudah menaikkan nada bicaranya menjadi 1 oktaf.

"Kamu tidak perlu tahu, yang harus kamu tahu bahwa kamu itu pembunuh!" kata Tristaria lalu meninggalkan Vey yang sudah terduduk di lantai karena perkataan sengit ayahnya sendiri.

Tanpa kedua orang tersebut sadari, Vario memperhatikan mereka sejak pertama kali Vey datang. Saat Tristaria berkata kalau Vey kecelakaan, Vario merasa terkejut pasalnya ia tidak tahu soal kecelakaan tersebut.

Vey menaiki anak tangga dengan tangisan yang masih dikeluarkannya, ingin rasanya ia berhenti menangis namun rasanya susah saat ia ingin berhenti.

Vey masuk ke dalam kamarnya, ia melempar tasnya sembarang tempat lalu bersender dibalik pintu.

Dream and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang