7

62 8 0
                                    

Seminggu setelah Vario dan Vey bersenang-senang. Sandiwara mereka semakin membaik, namun mereka tidak menyadari kenapa Tristaria baik kepada mereka.

Tristaria bermauksud untuk menjodohkan Vey dengan anak dari temannya, dia tahu jika Vey tidak akan mudah dibujuk jika dia tidak baik kepada Vey terdahulu.

"Vey banyakin dong makannya" kata Tristaria.

"I....iya yah" kata Vey yang tidak percaya dengan ayahnya.

Vario nampak mengerutkan alisnya, dan dalam hatinya dia berkata.

"Sejak kapan orang ini baik dengan Vey?"

"Vey susunya diminum, nanti upacaranya lemes lagi" kata Tristaria.

"I....I....ya" jawab Vey gugup.

"Jangan gugup gitu dong, kamu punya cita-cita bahagia bersama keluarga bukan?"

Vey mengangguk karena dia sedang mimun susu.

"Kalau begitu kita mulai dari awal sekarang! Vario kamu pergi dengan Vey berangkatnya, mulai hari ini!"

Vario hanya menatap ayahnya itu datar namun tatapan ayahnya seolah berkata.

"Turuti aku atau Vey mati!"

Akhirnya dengan sangat amat terpaksa Vario mengangguk, bukan karena dia gak mau mengantarkan Vey ke sekolah tapi karena perubahan sikap ayahnya tersebut.

"Ayok kak" ajak Vey dengan senyum yang merekah.

"Kami pergi dulu yah" seru Vey.

"Hati-hati di jalan, Rio jangan ngebut bawanya!"

Vario hanya menjawab dengan gumaman saja.

Saat mereka di dalam mobil, mereka hanya diam saja sampai Vario berdehem untuk menyairkan suasana.

"Sekarang apa lagi?"

"Apanya kak?"

"Rencana busuk ayah!" kata Vario sambil mencengkram setir dengan kuat.

"Aku rasa ayah tidak memiliki rencana jahat" jelas Vey.

"Dek buka mata kamu lebar-lebar, ayah punya seribu satu cara untuk membuat keinginannya tercapai!" jelas Vario.

"Bisa kakak minggirin sebentar mobilnya?"

Vario meminggirkan mobilnya lalu dia menatap Vey dengan tatapan sendunya.

"Kakak bukan kakak yang baik Vey? Jadi maafkan kakak ya?"

Vey menggelengkan kepalanya, lalu dia mendekatkan dirinya dengan kakaknya.

"Kak Rio adalah kakak terbaik Vey, Vey ingin lihat kak Rio bahagia! Vey tahu kak Rio itu sedang dalam masa-masa sulit seperti Vey, tapi kak Rio harus yakin setelah hujan turun maka akan ada pelangi yang muncul. Vey ingin kakak bersabar, Vey juga akan meminta kepada tuhan agar Vey diberikan satu kali lagi untuk mencoba semuanya" jelas Vey.

"Maksud lo apa dek satu kali lagi minta kepada tuhan?"

"Ah itu aku ingin minta kepada tuhan agar hubungan keluarga kita baik-baik saja"

Vario mengangguk, lalu tidak lama kemudian sebuah benda kenyal menyentuh pipinya.

"Kakak yang semangat ya?!" kata Vey dengan senyum yang mengembang, karena dia mencium pipi Vario.

Vario mengangguk lalu dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Saat sampai di sekolah, Vey selalu mendapat sambutan dari Raqilla dengan teriakan cempreng sahabatnya itu.

Dream and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang