4

52 12 5
                                    

Vario POV

Gue sedang asik dengan game yang sedang gue mainin di hp gue.

Tiba-tiba gue ngedenger ada seseorang yang manggil nama gue dengan embel-embel 'kak', gue sebenernya sudah tahu siapa yang manggil gue dengan embel-embel gitu kalo bukan Veyninka adek gue.

Gue cuma ngelihat dia terus gue menyudahkan game gue karena gue gak mau mengganggu waktu istirahatnya, jadi gue mutusin buat pergi dari ruangan itu.

Namun suara Vey yang manggil gue membuat gue berhenti tepat di depan pintu.

"Makasih kak udah jenguk Vey" kata Vey.

Gue gak menjawab perkataan Vey, tapi gue tersenyum mendengar ucapannya walau dengan suara yang sedikit menahan ringisan.

Setelah gue keluar, gue dikejutkan oleh kedua kakak angkat gue yaitu Alvin dan Vino.

"Ikut kita sekarang!" kata kak Alvin dengan nada bicara yang tidak mengenakkan.

Gue tahu gue bakalan dapat masalah dari kedua orang yang sekarang sedang gue ikuti. Mereka mengajak gue ke atas rooftop rumah sakit ini.

"Gue kecewa sama lo Yo!" kata kak Alvin dengan nada dinginnya.

Gue sempat menelan saliva gue dengan susah payah karena perkataan Alvin yang membikin bulu kuduk gue berdiri.

"Kecewa? Kenapa lo gak bawa Vey dengan kalian bego?!"

Entah dapat keberanian dari mana gue bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lancang.

BUUUGGH

Tiba-tiba kak Vino menghantam gue dengan 1 bogeman yang membuat gue tersungkur.

"Lo yang bego! Lo udah menyia-nyiakan waktu lo dengan adek kandung lo sendiri! Lo gak tahu semenderita apa Vey karena ulah Bokap lo dan diri lo sendiri!" kata kak Vino dengan menaikkan nada bicaranya menjadi 1 oktaf.

Menderita? Memangnya semenderita apa adek gue karena ulah gue dengan ayah, palingan dia masih bisa bersenang-senang bukan.

Gue menghapus luka yang ada di sudut bibir gue walau terasa nyeri tapi gue tetap dengan kasar, lalu gue menatap kak Vino tajam.

"LO GAK NGERTI BETAPA MENDERITANYA GUE DENGAN AYAH TANPA BUNDA!" teriak gue, walau kata-kata itu sangat menyakitkan bagi gue.

"Gue gak peduli dengan itu, gue yakin lo bakalan nyesel ketika tuhan berkehendak lain dengan Vey!" kata kak Alvin lalu keluar dari rooftop.

Nyesel? Maksudnya? Terus tadi kenapa bilang kalo tuhan berkehendak lain?

Kak Vino ngelihat ke arah gue dengan tatapan membunuhnya.

"Sekali lagi lo ngelakuin hal-hal yang bikin Vey sakit hati, lo bakalan gue buat jadi babak belur saat itu juga!" ucap kak Vino terus keluar dari rooftop.

Gue benar-benar bingung dengan ucapan kak Alvin tadi.

"Apa maksudnya menyesal? Apa maksudnya juga jika tuhan berkehendak lain?AARRGHH tau ah, pusing gue mikirinnya!"

Gue memutuskan untuk pulang ke rumah dan mengabarkan kalau Vey sedang sakit kepada ayah walaupun pada kenyataannya ayah tidak pernah menganggap Vey sebagai anaknya lagi.

Author POV

Vey yang sedari tadi tersenyum lebar membuat Vino bergidik ngeri.

"Dek kakak merinding gara-gara ngelihat kamu senyum terus" kata Vino dengan memeluk tubuhnya.

"Ihh apaan sih kak? Vey lagi seneng tahu" balas Vey dengan mengerucutkan bibirnya.

"Seneng sih seneng tapi gak usah bikin orang takutkan bisa" kata Vino sambil berjalan kearah tempat tidur Vey.

Dream and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang