Bagian 18

3.1K 336 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN;)
.
.

Yeri's POV

Bel tanda istirahat berbunyi, aku mengerahkan seluruh isi otakku untuk ujian semester ini agar aku bisa masuk ke tahun ke-3 bersamaan dengan Taehyung dan harus dengan nilai yang memuaskan.

"Saya harap kalian yang akan menyusul ke tahun ke-3 bisa mengumpulkan tugas yang sudah saya suruh. Kalian bisa menyiapkan materi dan mendapatkan materinya didalam buku fisika yang ada diperpustakaan." Itulah kata guru kami sebelum dia pergi dari kelas.

Aku menghela nafasku dengan panjang sambil mengemas buku buku.

"Kimkim-ah!" Seru Seena

"Waeyo?"

"Kau yakin akan menyusul ke tahun ke-3?" Tanyanya.

"Tentu saja, kenapa tidak?"

"Aniya, geundae. Kau yakin mengambil bukunya ke perpus. Ada Jungkook oppa disana."

Jlebb! Aku lupa!

"Kenapa memangnya?" Tanya ku seolah olah tak tau apa apa.

"Kau ini emang bodoh ya, kan Taehyung oppa sudah melarangmu! Jimin memberitahuku segalanya. Sebaiknya aku ikut denganmu. Kajja!"

Aku masih tak mengerti dan aku tetap mengikuti Seena yang sudah duluan menarik tanganku. Tetapi kami tiba tiba berhenti didepan pintu kelas karena Taehyung dan Jimin sudah menunggu kami. Murid murid jelas saja melihat kearah kami ber-empat.

"Ada apa dengan mukamu?" Tanya Taehyung sambil memegang wajahku.

"Kau terlihat pucat.." Taehyung merasakan suhu tubuhku dengan punggung tangannya.

"Benar, kau terlihat pucat. Ayo kita ke UKS." Seena bahkan belum menyapa Jimin tetapi dia sudah duluan mengajakku ke UKS.

Entah mengapa rasanya semua berputar, padahal aku tak merasakan pusing sama sekali. Aku terbaring di kasur UKS, dan meminta kaca kepada Seena untuk melihat seberapa pucat wajahku.

"Kenapa aku sangat pucat?" Tanya ku lebih kepada diri sendiri.

"Sudah, istirahat saja.." Taehyung menyelimutiku setelah aku meminum obat yang diberi oleh petugas UKS.

"Lekaslah sembuh." Taehyung mengelus rambutku dan memengang tanganku.

"Aku akan lekas sembuh jika kau disini dan tak mengkhawatirkanku." Aku tersenyum dan memegang tangan Taehyung.

***

Bel sekolah berbunyi, aku tak sukses mengerjakan tugas yang diberikan oleh guruku tadi, untung saja masih banyak waktu untuk mengerjakannya karena guruku tau aku sedang sakit.

"Yeri-ah.." seseorang memanggilku dan aku menoleh kearah suara tersebut.

"Jungkook oppa.." aku sedikit terkejut.

"Dari mana kau tau aku disini?" Tanyaku senormal mungkin padahal aku sudah deg deg-an karena melihatnya.

"Aku hanya lewat dan melihatmu." Aku tak yakin sekali dengan perkataannya.

"Mau aku bantu keluar?" Tawarnya.

"Yeri-ah.." Taehyung datang dan langsung terkejut melihat Jungkook.

"ya, Jungkook. Ada apa kemari?" Tanya Taehyung dengan nada yang sedikit santai tetapi tidak dengan pandangannya melihat Jungkook.

"Oh, kau datang? Aku hanya ingin membantunya keluar."

"Jangan, aku sudah menjemputnya. Kau boleh pergi." Taehyung berjalan kearahku dan menyuruhku untuk naik ke punggungnya.

"Aku bisa jalan.." aku menolak Taehyung dan aku sedikit melirik Jungkook. Tatapannya melihat Taehyung membuatku gemetar. Benar sekali apa yang Taehyung katakan.

"Sudahlah naik saja.." aku akhirnya menuruti apa kata Taehyung.

***

Aku dan Taehyung masuk kedalam mobil, dan Taehyung mengantarkan aku pulang. Ditengah jalan pulang Taehyung terus bertanya kepadaku apa yang telah Jungkook lakukan tapi aku bilang tak ada apa apa.

"Sungguh dia tak menggangguku.." aku geram menjawab pertanyaan Taehyung.

"Ingat ya, menjauh darinya." Tegas Taehyung

"Kau over protektif Taehyung.." aku geleng geleng kepala.

"Aku akan menunjukkan katalog cincin yang kau inginkan ya, kita kerumah mu dulu." Aku hanya mengangguk.

Kami tiba dengan selamat. Taehyung menggendongku sampai kedalam rumah dan dilihat oleh ayahku.

"Ada apa denganmu sayang?" Tanya ayah cemas.

"Aku hanya tak enak badan, ayah."

"Taehyung, tolong bawa dia ke atas, ayah akan menyuruh maid mengantarkan kau makanan.."

"Baiklah, ayah." Jawab Taehyung

"Ayah?" Tanya ku kepada Taehyung.

"Ayahmu, menyuruhku memanggilnya seperti itu karena aku juga akan menjadi bagian dari keluarganya."

"Maksudnya?" Tanya ku mengejek.

"Kau kan nanti menjadi istriku juga.." jawabnya kesal

"Siapa bilang aku akan jadi istrimu? Haha" aku tertawa.

"Kau ini ya aku jatuhkan kau ke tangga nantinya kalau kau terus seperti ini." Taehyung terlihat gemas bukannya geram kepadaku. Aku tertawa kuat melihat tingkahnya.

"Berbaringlah, kita tunggu maid datang membawakanmu makanan."

Setelah maid datang dan membawa makanan, Taehyung menyuapiku dengan sabar. Sambil sesekali membantuku memilih cincin di katalog.

"Apa kau yakin memilih yang ini?" Tanyanya.

"Kenapa? Tidak bagus ya?" Tanya ku.

"Bagus sekali. Yang ini saja jika kau mau. Sangat simple tapi berkelas."

"Aku akan memesankannya untukmu ya.." Taehyung langsung menelpon ke kontak yang ada dikatalog dan dia terlibat sedikit perbincangan dengan orang yang mengangkat teleponnya.

"Aku pulang dulu ya, nanti malam aku akan datang berkunjung kesini. Istirahatlah, telpon aku jika perlu apa apa.." Taehyung memegang tanganku dan mengecupnya singkat.

"Jangan lagi buat aku cemas." Taehyung mengelus rambutku dengan lembut.

"Aku tak akan membuatmu cemas lagi. Pulanglah, kau juga butuh istirahat." Aku membalas pegangan tangan Taehyung dan dia tersenyum lembut kepadaku.

***

Malam sudah menyambut, badanku terasa sudah semakin membaik dari sebelumnya. Terdengar suara nada dering ponselku dari atas nakas dan cepat aku mengambilnya.

Jungkook.

"Kenapa dia menelponku?" Aku bertanya kepada diriku sendiri dan dengan ragu aku mengangkatnya.

"Yeoboseyo, oppa!" Aku harus bersemangat sedikit agar Jungkook tak curiga kalau aku sedikit takut kepadanya.

"Yeri-ah, bagaimana keadaanmu?" Tanya nya.

"Tentu saja aku sangat baik.. ada apa oppa?"

"Baguslah, aniya. Aku hanya ingin mengajakmu keluar."

Deg, situasi yang tidak aku inginkan.

"Ah, mianhae oppa. Aku tak bisa, aku harus makan malam bersama keluargaku." Elak-ku.

"Begitu rupanya, mungkin lain kali saja.."

"Maafkan aku oppa. Ayahku sudah memanggil, aku tutup dulu ya." Aku langsung menutup telepon dari Jungkook dan menarik napas panjang panjang.

Sungguh, rasanya setiap aku berbicara dengannya aku merasa ada yang tertekan didada ku saking gugupnya aku karena takut dengannya.

Aku tak ingin ini terjadi, tetapi sepertinya aku harus mendengarkan kata Taehyung karena aku juga sudah pernha melihat Jungkook oppa menunjukkan ekspresi kejamnya.

***

GUYS , NEXT APA TIDAK?

Bad Boy With Sweet Heart [Kim Taehyung] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang