TBGT #8

11.4K 663 0
                                    

"Vender, lo ngapain!" Alen masih tidak mengerti bagaimana bisa Vender memasangkan sepatu untuknya. ",-Aduh pelan-pelan." Teriak Alen merasa kakinya dipaksa masuk kedalam sepatu ket yang ukurannya mungkin agak kurang pas dengan kakinya.

"Berisik." Vender bangkit seraya menoyor pelan kening Alen yang kini merengut menatapnya heran.

"Paan sih lo. Gak usah sok care deh." Acuh Alen berusaha mengalihkan pandangan matanya dari Vender yang baru saja berhasil membuat debaran aneh di ujung hatinya.

"Gak usah geer." Ketus Vender tidak mau kalah.

"Apa!" Tantang Alen merasa bahwa apa yang dilakukan Vender adalah formalitas saja.

"Dih gitu doang. Tai!" Umpat Alen ditinggalkan begitu saja oleh Vender. Sedang dirinya masih tidak terima akibat perlakuan manis Vender yang kini berubah menjadi menyebalkan.

Alen menggoyangkan kakinya beberapa kali, ingin sekali rasanya melepas sepatu yang kebesaran itu namun apa daya, untuk saat ini Alen memang sedang membutuhkannya. Daripada ceker ayam, kan kasihan kaki halusnya.

"APA LAGI SIH!" Alen berteriak kembali saat seseorang dengan sengaja menepuk pundaknya dari belakang. "Elo." Desah Alen merasa lega karena seseorang itu berhasil mengendorkan mood-nya.

"Lo kira siapa?" Sentil cowok itu pada kening Alen, entah sudah yang keberapa kalinya.

Alen mendengus sebal, dia tidak bisa untuk tidak terbawa aura manja pada cowok satu itu. Selain Geral, satu-satunya cowok yang enak diajak curhat adalah Faris. Sahabatnya sejak SMP yang sangat amat mengerti bagaimana sifat luar dan dalam seorang Alena.

"Loh, udah ada sepatu?" Faris menunduk kekaki Alen. Alenpun sama melihat ke sepatu itu, lagi. Moodnya mendadak kembali rusak.

Alen mau tidak mau mengangguk, "Vender yang ngasih." Curhatnya.

Faris mengernyit, "Vender?"

Alen mengangguk.

Faris yang tidak mau ambil pusing karena perubahan ekspresi Alen yang sudah jelas tidak mau ditanya segera merangkul pundak sahabatnya. Membawanya ke kantin karena memang baru saja bel istirahat berbunyi, Faris sengaja keluar kelas duluan izin ke toilet untuk mencari Alen.

"Mau makan apa?" Tanya Faris memandangi isi kantin yang kini sudah ramai dihuni oleh Siswa siswi SMA Nusantara.

"Biasanya aja." Ujar Alen agak malas.

"Oke." Farispun beranjak dari kursinya dan memesan mie ayam kesukaan Alen serta jus jeruk. Ditambah gado-gado kesukaannya dan es teh tawar.

"Gue dong." Entah dari mana asalnya, Dirga langsung bergabung duduk didepan Alen yang menghela nafas pendek.

"Pesen gih. Tuh sama si Faris." Suruh Alen.

"Yes." Dirgapun pergi ke Faris untuk meminta pesanan yang sama.

Setelah selesai ketiganyapun menunggu pesanan datang. Saat kemudian satu cowok datang lagi ke Alen, tidak lain dan tidak bukan adalah Geral.

"Yang, mau makan juga dong." Cengir Geral meraup wajah Alen yang kusut.

"Pesen sendiri sanah." Usir Alen mendorong tangan Geral yang meraup wajahnya gemas. Meski sedang marah, wajah Alen tetaplah cantik, malah tambah lucu dan menggemaskan.

"Elo lagi! Si bangsut, tadi lo nipu gue ya." Cecar Geral saat melihat Dirga dengan tanpa berdosa menyeruput es nya yang sudah sampai di meja.

Dirga tidak menjawab, dengan enteng dia mengangkat bahunya seraya melanjutkan aksi makannya karena ia cukup kelaparan.

The BadGirl Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang