TBGT #27

8.5K 522 0
                                    

"Lo siapa?"

"Alena udah." Ujar Faris melirik sekitar, memperlihatkan raut wajah meminta maaf kepada pelanggan yang lain karena sudah membuat keributan kecil. "Keluar aja yuk." Ajak Faris membuat Alen mencak-mencak.

"Mas maaf gak jadi pesan ya." Kata Faris permisi dan langsung dibalas tundukan dan senyum segaris oleh si pelayan.

"HEH! GUE MAU TAU DIA SIAPA,-IH FARIS LEPASIN!" Teriak Alen berhasil dibawa keluar oleh Faris.

"Al diem bisa. Malu-maluin segala teriak sih." Ujar Faris memasukkan tubuh Alen kedalam mobil.

"Yaudah sih orang penasaran. Pokoknya gak mau tau gue mau nungguin dia." Kata Alen bersendekap tangan di dada. Setelah baru saja menyandarkan tubuhnya di kursi mobil.

"Nungguin? Ya kali. Cuma mirip kali sama Geral. Udah sih yuk cari makan aja. Laper." Faris sudah ingin menancapkan gas mobilnya namun tangannya dihadang oleh Alen.

Gadis itu menggelengkan kepala tegas, "gak Faris! Di dunia ini gak ada yang kebetulan. Gue ngerasa aneh sama wajahnya. Pokoknya gue harus tau siapa dia." Tegas Alen. Kepalanya memang sudah keras seperti batu kali. Dan kalau sudah begitu, seorang Alena tidak bisa dibantah.

"Yaudah iya. Tapi kita cari makan dulu terus sore balik kesini. Deal!" Faris menancapkan gasnya hilang dari pelataran rumah makan tersebut.

Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai bahkan sudah sama-sama melahab nasi padangnya. Benar-benar rumah makan tidak jauh dari tempat tadi.

"Lo ngerasa aneh gak sih?" Ujar Alen menyeruput es jeruknya lalu menopang dagu setelah sebelumnya meminggirkan piringnya ke ujung meja.

"Pelayan itu lagi?" Lirik Faris masih sibuk mengotak-atik ponselnya.

Alen mengangguk, "iya. Rasanya gak mungkin dia bisa punya wajah mirip banget kayak Geral." Alen masih tidak percaya dengan penampakan si pelayan tadi. Rasanya betul-betul seperti ada yang aneh saat mata mereka saling bertemu dan dia gemetar, pelayan itu gemetar saat bicara dengan Alen. Apa dia semenyeramkan itu sehingga membuat pelayan itu takut.

"Terus ya,-Astaga! Kenapa lo." Faris hampir saja terjungkal kebelakang jika saja Alen tidak cepat menarik tangan cowok itu.

Faris terkekeh, kemudian menghela nafas panjang. Ponselnya terjatuh dibawah meja, "kapal oleng kapten." Kata Faris cengengesan lantas segera mengambil ponselnya di bawah meja. Dibawah sana ekspresinya berubah, membuat kerutan banyak didahinya.

"Kenapa?" Tanya Alen.

"Sorry Al. Gue harus pulang, adek gue sakit." Kata Faris mendongak segera bangkit menuju kasir, membayarnya lalu pergi.

Diikuti oleh Alen yang berjalan di belakangnya, tidak mengerti kenapa kabar itu sangat dadakan dan membuat khawatir "gue ikut ke rumah lo." Ujarnya membuat seketika Faris tersedak.

"Eh, gak usah. Lo gue anter pulang aja ya." Kata Faris buru-buru menaiki mobilnya.

"Yah padahal gue pingin lihat kondisi Ayu." Lemas Alen ikut khawatir.

"Adik gue gakpapa kok. Mending lo istirahat aja di rumah nanti gue kabarin." Jelas Faris membuat Alen mengangguk.

📎📎📎

Thut. Thut. Thut.

"Sialan!" Umpat Alen melempar ponselnya ke kasur. Sudah lebih dari lima kali Alen menghubungi Geral, tapi cowok itu tidak kunjung mengangkat telfonnya. Membuat khawatir juga kesal diwaktu yang bersamaan.

The BadGirl Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang