Sendu

223 6 4
                                    

indah ketika spasang mata saling bercumbu,
ketika kulit saling bersentuh,
berpacu nadi dan detik,
dosa besar rasanya ketika awan mencoba menutupi matahari,
bodoh rasanya
jika bibir menyembunyikan rasa.

Iblis apa yang tiba" merasuki ku,
terlempar bait memalukan menimbulkan pilu,
batang rambut patah terdengar jelas,
terdengar kalimat indah rasa yang di balas.

Setiap titik tinta jiwa terasa manis,
dini hari terasa nikmat berbeda dari rutinitas,
biarpun terpaut laut duhai pujaan hati
suara nadi terasa terdengar jelas.

Wilayah taksama
menciptakan berbeda makna.

Tubuh hina tumbuh di antara ampas,
tak sepadan jika di letakkan bersama emas.

Layaknya tisu tersulut api,
mudahnya emas mematahkan janji.

Sadarku bodoh,
lama menjadi kuli rasa.

Kode UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang