Prologue

10.6K 839 6
                                    

Uang. Menurut KBBI uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.

Disini siapa yang tidak butuh uang? Semuanya pasti butuh. Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, anak sekolahan, sampai anak balita aja butuh uang buat jajan permen. Uang adalah hal yang membuat roda ekonomi dunia ini terus berputar. Uang adalah hal yang bisa buat lo tinggal nyaman di bawah atap rumah. Uang juga adalah hal yang bisa bikin lo baca cerita ini dari gadget lo.

Uang nggak bisa beli kebahagiaan? Bullshit. Kebahagiaan terkecil aja mungkin bisa lo rasain karena uang. Udah bahagia makan walau cuma pakai tempe dan nasi? Itu dibeli pakai duit juga kali. Sekecil apapun nominalnya itu tetap duit. Uang.

Buat hidup bahagia bersama pasangan lo yang sekarang, pasti juga pakai duit. Hitung aja berapa uang yang udah lo keluarin buat beli pulsa biar terus hubungin doi, jajan bareng, beli bensin buat jalan kemana-mana? Kalau nggak pakai duit, yakin deh semuanya bakalan susah terealisasi. Yang lagi PDKT-an terus habis pulsa, mungkin bakalan langsung disalip sama yang lagi banyak pulsa datanya. Gak jadi bahagia deh.

Begitu juga dengan Ong Seongwoo. He's actually rich. Hidupnya berkecukupan, lebih malah. Tapi itu semuanya hanya harta milik orangtua-nya. Dan Seongwoo mau lebih dari itu. Ia menginginkan harta yang benar-benar miliknya. Namun, ia sadar kalau ia tidak bisa mendapatkan hal itu dari orangtuanya.

Kepribadian Seongwoo yang berbeda dari kedua kakaknya—Jonghyun dan Minhyun, membuat Ayah Seongwoo ragu dan enggan menurunkan bisnis keluarga turun temurun, padanya. Bahkan dengar-dengar, Seongwoo tidak termasuk dalam daftar penerima warisan Ayah-nya. Seongwoo itu pemalas, manja, suka asal-asalan, seenaknya aja kelakuannya. Bisa-bisa bisnis orangtuanya langsung hancur dalam sehari. Jangankan mau ngebisnis, kuliah aja belum selesai-selesai.

Begitu pula dengan Seo Aera. Gadis itu juga membutuhkan uang sama seperti manusia lainnya. Namun, ia berbeda dengan Seongwoo. Hidup Aera sangatlah sederhana, dan ia tidak membutuhkan harta warisan yang melimpah ruah. Ia hanya menginginkan secukupnya untuk membangun usaha sendiri.

Seo Aera sebenarnya sudah bekerja. Ia adalah gadis yang tekun, ambisius dan pintar, oleh karena itu ia bisa langsung mendapatkan pekerjaan segera setelah kuliah. Namun, masalahnya adalah kepribadian Aera. Ia paling malas bekerja disuruh-suruh dan berada di bawah tekanan seseorang. Ia lebih suka bekerja sendiri, dimana ia menjadi Bos dan mendapat semua keuntungan yang ada. Kalau ditanya mengapa ia masih bekerja kalau memang tidak suka, itu karena dia tidak punya pilihan. Dia tidak mempunyai modal untuk membangun usaha sendiri, dan ia harus segera bekerja untuk mengisi perut serta membantu bibi yang sudah membesarkannya selama ini.

Oleh karena itu, ketika mendapat tawaran dari seorang Ong Seongwoo ia tidak perlu berpikir dua kali.

Seongwoo dan Aera dipertemukan kembali oleh kakek-nya Seongwoo. Mengapa kembali? Karena sebenarnya mereka berdua sudah pernah bertemu 15 tahun yang lalu. Aera adalah teman main Seongwoo ketika kecil saat ia berlibur di rumah kakeknya selama sebulan. Hanya sebulan, namun eksistensi Seongwoo sangat berbekas di hidupnya. Bagaimana tidak, bekas kenakalan Seongwoo aja masih ada di badannya.

Seongwoo kecil yang nakal dan Aera kecil yang tomboi memang tidak pernah akur. 2-3 hari pertama mereka masih main bareng, tapi setelah itu bermain yang diakhiri berantem. Kalau tidak ada anak-anak lainnya, mungkin tubuh mereka kala itu sudah penuh dengan luka-luka.

Pipi Seongwoo pernah dipukul Aera sampai lebam gara-gara anak itu menyingkap rok miliknya—yang membuat celana dalam Aera terekspos dengan jelas. Sebagai balasannya, Aera memasukkan seekor kecoak—yang ditakuti Seongwoo, ke dalam celananya. Seongwoo membalas dengan menyelengkat kaki Aera, sehingga membuat gadis itu jatuh dan mendapat jahitan di lututnya. Aera kecil tidak terima. Sehari sebelum Seongwoo balik ke rumahnya yang asli, Aera melempar sarang tawon—yang entah ia dapat darimana, ke arah Seongwoo dan alhasil membuat badannya bentol-bentol.

Alasan mengapa mereka berdua dipertemukan kembali, karena mereka akan dinikahkan oleh Kakeknya Seongwoo. Ayah dari Ibu Seongwoo tersebut, merasa kasihan kepada Seongwoo yang seperti diasingkan oleh Ayah-nya sendiri.

Satu-satunya pewaris harta kakek-nya—yang tidak lain adalah Ibunya Seongwoo, sudah tiada lagi di dunia. Oleh karena itu, Ia memutuskan untuk memberikan seluruh harta warisannya kepada Seongwoo, tapi dengan syarat, ia harus menikah dengan gadis pilihannya. Yang tidak lain adalah Seo Aera.

Karena Aera dan Kakek Seongwoo pernah hidup sebagai tetangga satu sama lain, jadi Kakek Seongwoo sudah mengenal seluk beluk kehidupan Aera.

Awalnya Aera menolak mentah-mentah ide dari Kakek. Bukannya tidak menghormati, Aera sangat menghormati Kakek, namun yang akan dinikahi ini adalah cucu-nya. Ong Seongwoo yang ia kenal. Kalau Aera membuat daftar orang yang paling tidak ingin ditemui seumur hidup, urutan pertama adalah Seongwoo. Mendengar namanya saja, Aera sudah pingin muntah.

Namun, ketika Seongwoo sudah membawa-bawa masalah uang. Aera langsung terpikir dengan bisnis impiannya. Ia langsung menyetujui tawaran Seongwoo, karena pikirnya hal seperti ini tidak akan datang dua kali. Toh, ini cuma pernikahan di atas kertas. Selama Kakek Seongwoo tidak mengetahui kalau mereka cuma main-main, mereka bakal aman sampai perceraian nanti.

===

Lanjut? ;D

Married for Money - Ong Seongwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang